A+

4K 249 0
                                    

3 hari kemudian hasil semesteran keluar. Dan kabarnya mas adi pulang sekarang, namun aku tak bisa hadir di batalyon untuk penyambutan kepulangan karna aku sibuk di kampus. Maafin ya mas:)

"tuh kan! Lo tertinggi pertama di fakultas dokter umum! Ah lo!" ucap dhea kesal melihat semua hasil nilaiku yang bagus

"kok lo kesel? Berarti lo kurang giat belajarnya.. Semangat dong dhe"

"bilang apa nih gue ke rendra bisa bisa dijitak gue sama dia!" ucapnya mendengus kesal

"jelasin pelan pelan..kalo perlu..." ucapku perlahan pergi dan dhea mengikuti

"kalo perlu apa?"

"kiss dia biar luluh" bisik ku menggodanya

"eehhhh!"

Aku terus berjalan tanpa menghiraukan dhea. Menuju ke kantin untuk makan karna lapar. Tanpa sadar dhea dengan nafas ter engah engah menghampiri ku dan duduk di depan ku.

"napa lo? Cape? Nih nih minum"

Aku memberikan minumanku dan langsung di habiskan oleh dhea.

"itu ada yang nyari lo" ucapnya dengan nafas yang masih terengah engah

"nyari gue? Siapa?"

"re... Reno iya reno"

      "ngapain dia nyari gue? Masih kurang tamparan gue beberapa hari lalu?" batin ku yang mulai memanas.

Aku pura pura tak peduli dan melanjutkan makan ku. Tak lama, sosok pria menghampiriku dan dhea. Ya, itulah reno. Reno sanjaya abadi seorang laki laki brengsek yang masih berani memperlihatkan wajahnya di depan wajahku.

"ayo pergi!" ucapku menarik tangan dhea yang sedari tadi sedang makan roti bakar pesananku.

Dengan sigap dhea lalu membawa roti bakar itu dan mengikuti kemana aku menarik tangannya. Aku mengajaknya menuju parkiran dan pulang.

"ra.. Gue cuma mau lo tau perasaan gue" ucap reno yang sedari tadi mengikuti

"apalagi sih yang perlu gue tau? Setelah semua yang udah berlalu dan lo minta balik lagi semuanya? Lo boleh anggap gue boneka tapi lo harus tau kalo gue itu boneka yang punya pikiran dan perasaan, paham?!" gertak ku menghampiri reno

"tapi ra.." aku memotong ucapan reno

"so? So I Don't Care!" ucap ku sambil menyentuh kasar dada reno menggunakan jari telunjukku

Aku dan dhea lalu pulang kerumah dengan raut ku yang masih kesal. Aku tak mampir kerumah dhea karna takut bila tante ningsih tau aku sedang dalam masalah.

Aku dan dhea sudah seperti saudara karna kita sangat dekat, apalagi karna mama dan tante ningsih itu sahabatan sejak sekolah. Jadi masing masing dari kita bila bertamu kerumah, selalu di anggap spesial.

Setelahnya aku pulang dengan keadaan raut wajah yang masih cemberut kesal. Sampai dirumah kulihat tak ada orang dan mobil ku juga tak ada karna hari ini aku memakai mobil mas adi.

     "mungkin papa mama ke mabes dan david ikut atau main kemana gitu.. Euummm yaudah lah mungkin tidur lebih baik" batin ku seraya menaiki satu persatu anak tangga hingga sampai di dalam kamar ku.

Aku merebahkan diri dikasurku yang empuk ini. Seakan langsung nyaman aku memposisikan diri andalan ku, yaitu tidur dengan badan miring kanan.

Ponsel ku memang berdering tapi aku malas membukanya dan hanya melihat pesan dari notifikasi. Tak perduli bahkan walaupun mas adi yang memberi kabar.

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang