Setelah malam itu Aku dan Mas Adi jadi sangat dekat, sering kali Mas Adi main kerumah atau sengaja mengantar Mas Davin pulang. Hanya untuk bertemu dengan ku.
Kali ini Dhea juga memberi restu untuk ku dan Mas Adi, di banding aku harus bersama dengan Reno. Reno adalah mantan pacar ku ketika SMA dulu tapi hingga sekarang dia masih mengejarku, padahal dulu dia yang memutuskan hubungan kami.
Malam ini aku pulang terlambat karna diajak Mas Adi makan diluar.
"Kak" ucap David membuka pintu kamar "ditunggu Papa Mama dibawah..ada yang mau di omongin katanya"
"ngomongin apa?" ucap ku menghampiri David
"mana ku tau lah orang mau ke kamar disuruh sekalian panggilin Kakak" ucap David dengan nada malas
"makasih, sana sana ngalangin jalan aja"
"bener bener punya Kakak kaya lu heran dulu mama nyidam apa si, ah males gua" ucap nya pergi dari hadapan ku
"ribet punya adek kaya lu..pantas gapunya pacar" ucap ku sambil tertawa
Tak lama Papa berteriak dari bawah memanggil ku. Apasih yang mau di bicarakan Papa dan Mama sampai mereka sudah menunggu di ruang keluarga, hmmm perasaan ku jadi tak enak.
Aku mengambil ponsel di kasur ku langsung berlari menuruni anak tangga, untung tak jatuh wkwk. Duduk di samping Mama dan Papa duduk di shofa terpisah.
"kenapa Pah Mah?" tanya ku memandang wajah Papa dan Mama bergantian
"kuliah mu gimana kak?" tanya Mama sambil mengelus rambut ku
"alhamdulillah Mah..nilai Kakak sekarang selalu naik"
"Papa Mama liat semenjak kamu dekat dengan Adi, kamu banyak berubah" jawab Papa dengan wajah ceria
"maksud Papa?" tanya ku yang heran
"maksud Papa banyak perubahan positif dari Kakak semenjak Kakak dekat sama Adi... Nilai harian Kakak, nilai praktek Kakak semua tentang kuliah Kakak dan pribadi Kakak" ucap mama
"Kakak mau serius sama Adi?" ucap Papa setelah meminum kopi nya
"hah? Dih? Loh? Pah?" ucap ku salting "Kakak kan itu Pah...anu..susah deh Pah dijelasinnya"
"ya gimana Papa Mama sudah terlanjur suka sama Adi...Papa Mama sudah merestui hubungan kalian" ucap Mama
Aku melirik Mama tak percaya. Papa Mama suka Mas Adi? Apa tandanya? Ingin rasanya Aku berteriak senang karna kata kata Mama yang sudah merestui hubungan kami.
Mungkin memang sudah saatnya aku serius dalam hal memilih pasangan hidup, kali ini pikiran ku mantap oleh Mas Adi. Dia benar benar cinta terakhir ku.
Terbayang di otak ku kehidupan yang sempurna hadir setelah aku wisuda tahun depan, menyandang status dokter sarjana 1 dan memiliki pasangan hidup seorang Tentara. Benar benar tak pernah aku bayangkan.
"Kak? Melamun aja?" ucap Mama yang menyadarkan ku dari lamunan ku
Aku langsung memeluk Mama, benar benar jatuh kepelukan Mama. Senang, bahagia itu pasti. Aku baru tau sebahagia ini rasanya di beri restu oleh orang tua dan dibolehkan serius menjalani hubungan walaupun masih menempuh pendidikan.
"tapi..selesaikan kuliah Kakak dan kejar karir Kakak baru Papa mau jadi wali nikah" ucap Papa
"wali nikah? Ya allah apa Papa bernia menikahkan ku dengan Mas Adi? Apa aku tak salah dengar? Papa membicarakan soal menikah?" batin ku yang membuat hati ku tercengang
"karir? Jelas lah Pah...Mas Adi juga pasti maunya aku sukses dulu baru menikah" ucap ku tersenyum lebar
"kamu memang mirip dengan Mama" ucap Papa menyeringai "menikah dengan seorang prajurit yang usianya hampir menginjak 30 tahun"
Maksud Papa saat aku menikah dengan Mas Adi, usia mas adi hampir 30 tahun? Ah aku tak peduli yang terpenting restu sudah ku genggam.
"usia tak penting asalkan setia" ucap Mama memelototi Papa
Aku tertawa melihat tingkah Papa dan Mama yang kompak receh ini. Senang benar benar sangat senang. Berharap aku memang benar benar berjodoh dengan mas adi.
Nah, Ira dan Adi sudah dapat restu nih
Gimana kelanjutan cerita mereka? Apakah mereka berhasil sampai pelaminan atau ternyata hanya berhenti di tengah jalan?Ikuti terus ceritanya guyssss!!!!
Kritik dan saran sangat ditunggu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Fanfic"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...