Pagi hari yang berbeda.
Suamiku sejak semalam masih diam padaku. Dia tak berbicara bahkan pagi ini dia sengaja memutar lagu rock cukup kuat di telingaku agar aku terbangun untuk sholat subuh.Kaget? Pasti. Namanya saja lagu rock ya sudah pasti mengagetkan. Tadi Ayah dari anak anak ku pun hanya menggelar dua sajadah dan berdiri di posisi imam. Mau tidak mau aku harus mengikutinya.
"Mas.. Aku ada salah ya?" ucap ku setelah mencium tangannya saat sudah selesai berdzikir.
"ngga" sahutnya yang langsung merapikan alat sholatnya dan kini sibuk berbenah memakai Seragamnya.
Sakit memang. Tapi aku harus apa? Aku tak tau apa yang sedang ia pikirkan dan apa yang sedang ia rasakan. Ia selalu menundukan pandangannya dan hanya diam tanpa berbicara.
"beneran nyidam?" batin ku mengelus perut rataku.
"ngapain disana?" tanya nya mengagetkan ku "urus anak" lanjutnya.
Dengan perasaan kecewa, aku keluar kamar dan masuk kedalam kamar anak anak. Mereka masih tertidur pulas dengan posisinya masing masing.
Sengaja kami tak menyatukan ranjang mereka agar terbiasa hingga besar nanti. Kalau disatukan kan bahaya.
Prek prek prek
Anggap aja suara sepatu pantofelKulihat Mas Adi masuk ke kamar anak anak. Ia mencium kening Arsya dan Arsyi bergantian. Setelahnya ia mengulurkan tangannya menyalamiku.
"Mas.." panggilku sebelum dia pergi dari kamar ini. Ia menatapku tanpa arti. Aku tak mengerti maksud tatapan ini.
"sarapan dulu" tawarku. Ia hanya melirik Arsya dan Arsyi yang ku tau maksudnya apa. Aku belum masak.
Mas Adi benar benar marah padaku. Buktinya ia langsung pergi begitu saja tanpa ada ritual merebut bibirku. Entahlah akupun bingung dengan perlakuannya yang seperti ini.
***
15 menit yang lalu ia berangkat ke kantor. Mungkin sarapan diluar. Saat ini Arsya dan Arsyi telah selesai mandi dibantu Alia aku membenahi kedua anakku ini.
"mbak" panggil Alia
"kenapa?"
"Mas Adi gapapa?" tanya nya yang membuatku bingung untuk menjawab apa. Ya, akhirnya aku hanya tersenyum lembut kepadanya. Memang aku tak tau apa apa tentang itu.
Untuk mengalihkan topik aku hanya bilang ingin ke kamar untuk bersiap. Tak ada sarapan pagi ini, mungkin aku akan sarapan dirumah mama atau sarapan di dekat rumah sakit.
Tapi saat aku berada di kamar mandi, aku melihat seperti ada kotak perhiasan di dekat tempat sampah. Punya siapa ini? Aku tak pernah membeli perhiasan dengan kotak seperti ini.
"sejak kapan Mas Adi beli ini?" gumamku mengambil kotak itu.
Kotak itu terbuat dari kayu dan diatasnya terdapat ukiran berbentuk Love dengan bunga bunga kecil.
Aku membukanya dan
"Mas.."
Aku di kagetkan dengan isi kotak itu. Beberapa kalung dan gelang antik yang bisa dibilang cukup untuk keluarga kecil kami.
Aku lemas. Apa yang sudah aku lakukan pada Suami ku itu keterlaluan. Aku Egois dan tak pernah memikirkan perasaannya. Sungguh, Aku Egois.
*****
ADI POV
Sampai di kantor aku tak bersemangat. Bahkan sarapan pun tak ingin. Kecewa, sangat kecewa. Belum lagi tadi ditelfon pihak Cafe untuk minta ganti rugi atas Cafenya yang sudah ku sewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Fanfiction"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...