Sore hari rumah ini sudah ramai karna semua penghuni telah pulang dari kegiatannya masing masing. Terkecuali suami dan kakak ku yang sampai pukul 8 malam belum juga pulang.
"tidur kak udah malam.. Kasian baby Z nya, mbak juga mau tidur nih nanti juga pada pulang" ucap Mbak Stella sehabis dari dapur membuatkan susu untuk Daffa.
"tapi biasanya jam segini Mas Adi udah kasih kabar dia lagi ngapain trus udah mau pulang atau belum" sahut ku.
Mbak Stella menghampiri ku dan duduk di sebelahku. "Hal seperti ini wajar untuk kita istri Tentara kak.. Kalo waktunya pulang pasti mereka pulang.. Tidur ya kakak belum pulih"
Mbak Stella terlebih dulu kembali ke kamarnya. Aku lalu mematikan tv dan menutup pintu rumah ku untuk kemudian beristirahat dikamar.
Tok tok..
Aku kembali kedepan pintu dan membuka kan pintu Ada yang pulang. Saat ku buka ternyata itu adalah kakak ku Mas Davin.
"belum tidur dek?" tanya nya
"nunggu Mas Adi, mas.."
"istirahat.. Jangan ditungguin bentar lagi juga pulang" ucap Mas Davin menutup pintu rumah dan merangkul ku membantu ku menaiki tangga.
Setelah nya aku langsung masuk kedalam kamar ku. Melihat keluar balkon, mengkhawatirkan keadaan suami ku.
"bunda"
Perlahan aku tersenyum karna mendengar suara itu. Suara yang sejak tadi aku tunggu kehadirannya sekarang telah tiba. Suara dari suami ku yang baru pulang bertugas.
"ko ga salam?" sapa ku mencium punggung tangan kanannya.
"salam ko.. Bunda aja ga denger" sahutnya tak mau kalah
"masa ya?"
"hmm.. Ayah mandi dulu ya belum sholat isya"
"Bunda siapin makan ya? Udah makan tadi?"
"belum.. Tadi sore sih ada nasi padang dibeliin ajudan Mas cuma mas ga makan"
"kenapa?"
"pengen masakan kamu"
Aku tersipu. Pipiku memerah. Memang ini bukan kali pertama dia mengucapkannya, tapi mungkin karna aku sedang mengandung anaknya jadi merasa lebih masuk keperasaan jika dia berbicara sesuatu.
"masak apa tadi?"
"sop ayam sama tahu tempe goreng"
"enak tuh.. Mas mandi dulu nanti mas makan, jangan repot repot ngambilin makanan ya kamu mas bisa jalan!"
Galak? Bukan galak. Hanya dia tak ingin aku kelelahan karna harus naik turun tangga untuk melayani nya hanya sekedar segelas air putih.
Mas Adi menyuruh ku untuk beristirahat. Karna pak suami sudah pulang jadi aku bisa tidur dengan nyenyak bersama kedua anak ku. Seperti biasa sebelum tidur pak suami pasti menyapa manja anak anaknya, kadang mereka merespon dengan menendang nendang perut ku.
***
Setelahnya Mas Adi terbaring di samping ku. Lelah sepertinya karna seharian dia bertemu banyak Taruna Taruni AAL untuk belajar di pelabuhan, sampai sampai baru memejamkan mata dia sudah bermimpi mungkin.
Aku pun ikut memejamkan mata dengan posisi tidurku miring kearahnya. Sungguh pinggang ini serasa sangat berat untuk bergerak karna memangku dua anak sekaligus.
Tengah malam aku terbangun dengan posisi tangan Mas Adi berada di perut ku dan kepala nya berada tepat di leherku. Itu juga yang membuatku terbangun, karna aku merasa geli di leher seperti ada yang meniup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Фанфик"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...