"Iya Ayah..." ucap Ira dengan nada lebih meyakin kan suaminya itu.
Adi berusaha tenang dan meyakinkan perasaannya bahwa Ira akan baik baik saja dirumah. Karna disini ada kedua orangtuanya dan juga mertuanya.
*****
Sampai di pelabuhan tampak acara dimulai sebentar lagi. Syukurlah Adi tidak terlambat dalam acara penyambutan kepulangan Taruna Taruni AAL tingkat 3 yang baru selesai Study berlayar.
Selama acara, Adi lupa akan istrinya. Dia tak memberi dan tak diberi kabar, sebab Ira tau bahwa satu notif darinya itu sangat berpengaruh bagi suaminya. Adi memang sering kali lupa akan istrinya jika sudah berada di tempat dines, tapi Ira memaklumi pekerjaan dan padatnya jadwal dines suaminya.
Lewat dari jam makan siang, Adi masih tak memberi dan tak di beri kabar. Benar benar lupa, Adi seperti tak punya beban dan bahkan dia melupakan kejadian tadi pagi dia berlutut di depan istrinya.
"assalamualaikum ma.."
"Adi mana?"
"Adi lagi ngobrol sama rekan rekan"
"suruh dia kerumah sakit sekarang.. Kakak pecah ketuban tadi"
"ha?!"
"cepat mas!"
Itulah percakapan dalam telfon Davin dan Ariska atau mama tercintanya.
Berlarilah Davin mencari keberadaan adik iparnya, Ditinggalkan Stella dan Daffa anaknya. Sampai Davin rela menembus kerumunan Taruna Taruni untuk sampai menemukan Adi.
"Adi!" panggil Davin ketika melihat Adi sedang mengobrol dengan rekannya.
Adi yang terpanggil langsung menghampiri kakak iparnya.
"ya kenapa?" tanya nya
"nih mama" Davin memberikan handphonenya pada Adi yang masih tersambung dengan telfon Ariska
"halo ma?"
"ha?! Iya ma iya Adi kesana sekarang tunggu ma!"
Adi menatap Davin dan Davin mengangguk. Lalu keduanya berlari menuju parkiran. Ternyata Stella dan Daffa sudah berada di samping mobil yang tadi di kendarai Adi.
Tanpa basa basi, Adi melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sungguh ia benar benar panik mendengar ucapan mertuanya tadi.
"Ira pecah ketuban"
"sudah masuk pembukaan persalinan"
"makin lama kamu sampai, makin cepat anak anak mu lahir tanpa kamu"
Hanya itu yang ada di pikiran Adi saat ini. Hanya 3 kalimat itu yang menghantui jiwa nya. Dia tak ingin anak anaknya lahir tanpa dirinya. Sungguh itu mengecewakan seumur hidupnya.
"Di jangan panik.. Pasti sampai" ucap Davin menenangkan.
"om.. Abang pelcaya anteu sama dede bayi ndak kenapa napa.. Om pelan pelan ya abang tatut" ucap Daffa. Dan seketika Adi memelankan laju mobilnya.
"arghh macet!" ucap Adi memukul stir mobil nya
"rumah sakit 300 meter lagi... Sebentar lagi sampai" sahut Stella
"300 meter?" batin Adi
"ada jalan trabasan buat naik motor atau lari? Jalan kecil" tanya nya
"setelah lampu merah, gang kanan jalan.. Muat untuk motor disana tembus ke pintu samping rumah sakit"
"alih setir.. Aku mau lewat sana lari"
Ucap Adi langsung keluar dari mobilnya dan berlari cepat menuju jalan yang diarahkan kakak iparnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/223239401-288-k257749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Fanfiction"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...