04 |I| Bingung

296 34 6
                                    

Happy Reading 💚


Angga menatap dirinya di cermin dengan membasahi wajah, sembari mengusapnya dengan kasar.

"Ma, apa Angga harus turuti kemauan Papa dan Mama Liza?" ucapnya menghembuskan nafas kasar.

Bagaimanapun Liza adalah orang yang sangat menyayangi Angga, walau itu bukanlah ibu kandungnya, tapi dia menyayangi Angga tak pilih kasih dengan Kevin, dia tulus.

Itulah sulitnya bagi Angga untuk menolak perjodohan ini, karena Eliza tak pernah meminta apapun padanya, dan baru kali ini dia meminta sesuatu, tapi itu adalah permintaan yang tak pernah dibayangkannya, ditambah ini juga keinginan Papanya.

"Mungkin ini yang terbaik." lirihnya.

Dan tak sengaja dia sedikit mendengar suara tawa, dari arah ruang tamu, membuatnya melangkah untuk keluar dari toilet.

Ternyata benar dugaannya, semua sudah kumpul di ruang tamu, membuat nafasnya semakin tak karuan, ini sangat menegangkan menurutnya.

"Itu kak Angga!" seru Kevin, membuat yang lainnya menoleh ke arahnya, Angga hanya tersenyum kikuk di pandang seperti itu.

Namun tak berapa lama, matanya terlonjak kaget, saat seorang wanita yang baru saja berbalik badan ke arahnya, dan ia hampir menyatukan alisnya bingung.

"Oppa!!" teriakan dari dua wanita lain, membuatnya sedikit tersentak dan menoleh.

Rania langsung memberikan sorot mata tajam pada Angga. "Gak, dia bukan Angga, pasti gue salah orang lagi." batin Rania menggeleng-gelengkan kepala.

"Em, Angga nya mana?" tanya Rania menoleh ke arah Kevin.

"Yang di depan kakak sekarang, dia kak Angga." jelas Kevin meyakinkan.

Rania menelan nafas kasar, ada apa ini? ini adalah mimpi terburuk baginya! Siapapun yang ada di sini tolong sadarkan dia dari mimpi buruknya ini.

"Yaudah nak Angga, silahkan duduk, biar langsung kita mulai aja." pinta Mira dengan lembut.

Angga mengangguk, dan mengambil posisi di tempat Kevin tadi, membuat Rania dan Angga saling berhadapan, namun dengan wajah menunduk.

"Nia, lo beruntung banget dapat oppa, lo pokoknya harus terima dia, kalau nggak lo bakal nyesal seumur hidup." ancam Ziah berbisik pada Rania dengan wajah masih menatap Angga.

"Sttt! Diem deh, kalau lo mau ambil aja, gue gak tertarik sama dia." ketus Rania.

"Beneran? Nia lo, gay?" tanya Ziah dengan wajah terkejut.

"Apa lo bilang?" ucap Rania dengan wajah geram, namun kali ini suaranya sedikit meninggi, membuat perhatian orang-orang mengarah padanya.

"Ada apa sayang?" tanya Mira.

Rania dan Ziah yang tersadar hanya nyengir malu, tapi kembali saat Rania menoleh ke Ziah dengan tatapan sangat kesal, Bagaimana tidak? Dia dikatakan seperti itu, padahal dia hanya tidak menyukai Angga, bukan tidak menyukai lawan jenis.

"Tadi, Ziah cuman bilang. Nia itu cocok banget tan, sama Angga, serasi deh pokoknya." dukung Ziah dengan memberikan jempolnya.

"Aci juga setuju banget, beruntung banget deh Kak Nia." sahut aci dengan wajah gemasnya.

Rania semakin menatap tajam dua sahabatnya itu. Dia sangat kesal? Kenapa semua orang pada mendukung perjodohan ini, hanya satu orang yang bisa menggagalkan perjodohan ini. "Angga." batinnya.

"Alhamdulillah kalau banyak yang mendukung, langsung kita mulai aja ya." ucap Aji dengan senyum merekah.

"Emm, Ziah sama Aci izin pulang ya om, tadi Mama chating kita di suruh pulang." ucapnya dengan raut segan.

KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang