Happy Reading 💚
Namun yang bikin Rania kaget bukan main saat orang tersebut langsung memeluk Rania. Membuat Rania dengan cepat bediri takut, bahkan refleks mendorong tubuh itu hingga terjatuh.
"Aduhh, sakit tau. Lo kok jahat banget sih Ni," kesal orang itu sambil mengelus siku yang terbungkus Hoodie tersebut.
Rania yang mendengar itu sangat familiar dengan suaranya. Hingga ia menyadari dan melonjatkan matanya kaget. "Ziah?" tanyanya dengan mulut menganga.
Ziah bangun dari kursinya dan membuka maskernya. "Iya kenapa? Segitunya ya Lo lupain sahabat Lo Sampek gak ngenalin." kesal ziah.
Rania yang terharu kembali memeluk tubuh sahabatnya itu. "Gue kangen banget sama Lo, kapan sampai sini?"
"Sekitar 3 hari yang lalu,"
"Ha? Kok Lo gak ngabarin gue. Tega ya Lo!" kesal Rania.
"Gue juga ada urusan disini, gak hanya untuk melepas rindu dengan Lo doang."
Rania mengerucutkan bibirnya dan mengangguk.
"Ck, rencananya besok gue mau jadi kejutan buat lo. Tapi gak jadi waktu gue lihat muka kusut Lo sekarang, ya gue samperin deh."
Rania yang mendengar itu kembali mengendurkan senyumnya.
"Kenapa? Ada masalah? Kemana si oppa, kok gak sama Lo?"
Rania menggeleng lesu, ia menarik tangan ziah untuk duduk kembali di sampingnya.
"Tadi aku sama mas Angga, tapi ada masalah di kantor makanya harus pergi sekarang." jelasnya dengan wajah kusut.
"Udah ada perkembangan nih pakek mas," ledek ziah terkekeh kecil. "Tapi gue gak suka kalau dia ninggalin Lo gitu aja karena urusan kantor, dimana tanggung jawabnya coba.".
"Mas Angga udah nyuruh supir jemput aku." bela Rania.
"Iyalah tu bucin, kesalahan apapun suaminya tetap di bela." Rania yang mendengar hal itu menatap datar ke arah ziah.
"Gimana hubungan Lo, makin baik kan? Udah pernah anu belum?" tanya ziah dengan alis naik sebelah.
"Baik-baik aja semana suami istri biasanya." jawab Rania santai.
"Berarti. Berarti, berarti Lo udah pernah dong sama suami Lo?" tanya ziah dengan raut terkejut campur senang.
Rania yang paham maksud ziah mengangguk lesu.
"Alhamdulillah Yaa Allah, bentar lagi sahabat hamba punya anak, dan saya jadi aunty, dan juga sepertinya sahabat hamba yang satu ini tidak jadi diceraikan atau di poligami, Alhamdulillah, terimakasih Yaa Allah." ucap ziah dengan tangan berdoa, tak lupa dengan ekspresi senang campur aduk.
Rania yang mendengar itu memukul tangang ziah pelan, sembari melihat sekitar. "Apaan sih gak ada cerai ataupun poligami." kesal Rania.
"Tapi kan Lo pernah cerita, Angga pinjam buku membahas tentang itu. Kan ada kemungkinan saat itu Angga berencana melakukannya, iya kan?"
Rania menghembuskan nafasnya kasar. Ia mengingat tentang buku itu, pikirannya kembali kacau.
"Ziah, Lo kesini bukannya buat mood gue makin baik ya, yang ada makin buruk tau gak."
Ziah memandang sahabatnya itu heran. Ada apa dengan Rania, kenapa sahabatnya itu begitu murah marah walaupun ziah tau dulu seperti itu tapi sekarang semakin bertambah.
"Ini bakso, habiskan. Gue mau pulang, pala gue pusing." ucap Rania dan mulai bangkit.
"Eeh, Lo mau ninggalin gua?" tanya ziah mencegah Rania yang mau pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Roman pour AdolescentsKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...