Happy Reading 💚
Rania mondar-mandir melihat jam sudah menunjuk angka 1 malam, tapi Angga belum juga pulang. Ia terus menghubungi nomor tersebut namun tetap tidak aktif.
"Ya Allah, lindungilah suami hamba." Batin Rania cemas.
Ia ingin menelepon kantor suaminya, tapi ia tidak memiliki nomornya, sungguh dia menyesal karena jarang ikut campur urusan kantor Angga.
Dia beranjak keluar melihat pak satpam yang sudah setengah tertidur. "Pak," bangunkan Rania.
"Eh iya Bu," ucapnya tersadar saat dan langsung berdiri.
"Saya mau ke kantor suami saya, bisa bapak carikkan taxi?"
"Emm, maaf Bu jam segini taxi sudah tidak beroperasi lagi Bu."
Rania tampak bingung, ia harus minta tolong kesiapa.
"Yasudah, bapak bisa tolong bantu keluarkan mobilnya mas Angga?"
"Yang sport?" tanya satpam rumahnya ragu, karena hanya tinggal itu mobil yang tersisa disitu.
Rania mengangguk.
"Tapi Bu, itu bahaya."
Rania sebenarnya juga ragu, ada dua pilihan disitu naik motor atau mobil sport Angga. Ia belum bisa melepas traumanya naik motor, itulah sebabnya dia akan mencoba mobilnya Angga.
"Saya bisa kok pak, tolong dikeluarin ya pak." pinta Rania.
"Kalau begitu saya akan temani Ibu, Saya gak berani Bu, nanti pak Angga marah karena biarin Ibu sendirian apalagi malam gini." tuturnya khawatir.
"Bapak tenang aja saya bisa sendiri kok pak, saya yang akan tanggung jawab nanti, bapak jaga rumah aja, nanti kalau mas Angga udah pulang tolong kabarin saya ya pak. Saya khawatir udah jam segini suami saya belum pulang. Tolong ya pak."
Mau tak mau satpam tersebut menyetujui. Ia ingin sekali membantu majikannya ini, namun tau sendiri Bu Bu bosnya seperti apa, ia tidak bisa membantah walaupun jujur dia juga khawatir.
Rania melajukan mobilnya itu dengan cepat, sepertinya ia lupa dengan kondisi berbadan duanya sekarang. Dengan jalan yang sunyi membuatnya mudah menerobos begitu saja. Dia juga sebenarnya takut malam-malam seperti ini, tapi ia tak mau merepotkan orang juga sudah selarut ini.
Sesampainya di kantor hanya sunyi tak ada orang, pintu juga sudah di gembok. Ia berjalan ke pos satpam.
"Pak mau nanya, kantor sudah tutup ya pak?"
"Iya Bu, ada perlu apa ya Bu?"
"Saya mau mencari kak Angga, katanya lagi di kantor."
"Maaf Bu, pak Angga tadi memang sempat kekantor, tapi gak lama pergi lagi dengan seorang perempuan. "
"Siapa?" tanya Rania penasaran.
Satpam tersebut menyenggol teman di sampingnya. "Siapa namanya? Gue lupa."
"Bu Luna."
Rania yang mendengar terdiam dengan pandangan kosong, kakinya seakan lemah. Hati dan pikirannya jangan ditanya bagaimana.
"Mereka pergi kemana ya pak?" tanya Rania mencoba memberanikan diri.
"Kurang tau Bu."
"Oo makasih ya pak," ucap Rania pamit dan pergi memasuki mobil.
Hatinya kembali sakit, ada apa sebenarnya? Kenapa Angga seperti ini? Pikiran-pikiran buruk seakan-akan bermunculan ingin menghancurkan kepercayaan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247991040-288-k684547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Novela JuvenilKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...