Happy Reading 💚
Sebelum Angga pergi, dia kembali menoleh ke arah Rania dan Debo yang terlihat masih akrab mengobrol.
Ia kembali menghembuskan nafas berat, dia tak suka Debo terlalu dekat seperti itu, dan dia tak tau alasannya kenapa, walaupun terdengar pembahasan mereka hanya tentang perkuliahan.
"Deb," panggilnya, membuat Debo dan Rania kompak menoleh.
"Kamu gak boleh terlalu dekat dengan Rania, gak baik. Itu salah satu ajaran Islam." jelasnya.
Debo mengangguk dan tersenyum. "Iya kak, Debo paham."
Setelah mendengar ha itu, Angga mulai melangkahkan kakinya menjauh menuju fakultas nya.
Pandangan Rania masih fokus mengamati kepergian Angga, ia tersenyum senang. Tapi, tak berapa lama senyum itu hadir, kini ia mengendurkannya.
Pemandangan apa lagi ini yang di lihatnya, dari kejauhan dia dapat menangkap Luna menghampiri dan mencegah langkah Angga, membuatnya menyerngit bingung.
"Kenapa kak Luna deketin kak Angga ya, ada urusan apa? Kan mereka beda fakultas." batinnya masih memandangi.
"Apa benar dugaan aku, kalau mereka masih ada hubungan?" batinnya dengan menghembuskan nafas gusar.
Debo memerhatikan pandangan Rania kemana, dia menggelengkan kepalanya lucu saat Rania memberi pandangan tak suka melihat Angga dan Luna di situ.
"Hei," tegur Debo, namun Rania masih tak menyadari.
"Rania," tegur Debo sedikit keras, membuatnya langsung menoleh.
"Huh, lo ngagetin aja." omelnya menenangkan nafas.
Debo mengangkat dua jarinya minta maaf. "Kenapa sih lihatin kak Angga sama kak Luna gitu? Jadi adek, jangan po se sif." ucapnya dengan menjeda di kata posesif.
Rania menyerngit bingung. "Nggak, siapa yang posesif. Cuman heran aja, kak Luna kan kedokteran, kak Angga menejemen. Tapi, kenapa Kak Luna datangin Kak Angga?" ucapnya jujur.
"Oiya, kamu kenal sama Kak Luna?" tanya Rania kembali saat menyadari hal itu.
Debo mengangguk. "Kenal lah, gimana ya ngomongnya, yang jelas aku sama Kak Luna masih ada ikatan keluarga. Kalau aku jelasin urutan kenapa bisa keluarga, panjang."
Rania hanya mengangguk paham.
"Dan kalaupun dekat ya wajar. Kan mereka itu mantan." lanjut Debo.
"Ha?" ucap Rania sangat kaget. Berarti benar dugaannya kalau Luna itu adalah Luna mantannya Angga.
Debo sedikit terkekeh melihat ekpresi Rania. "Gak usah gitu juga lah ekpresinya, biasa aja." gemasnya.
"Kapan mereka jadian, kapan mereka putusnya? Dan— apa mereka masih punya hubungan sekarang? Terus masih ada rasa satu sama lain gak?" tanya Rania beruntun.
"Berarti pas waktu kamu ketemu Kak Angga, kamu udah kenal dong siapa itu Kak Angga?" tanya Rania lagi.
Debo menghembuskan nafasnya perlahan saat mendengar pertanyaan beruntun itu.
"Aku juga baru menyadari sekarang, kalau Kak Angga yang di maksud Kak Luna itu, Kak Angga kakaknya kamu. Jurusan manajemen, dan tinggal di komplek kalian. Di tambah melihat mereka sekarang, pasti gak salah dugaan aku. Kalau mantannya Kak Luna itu Kak Angga." jelasnya.
"Pantas aja mereka putus. Mungkin karena perbedaan agama, di tambah saat SMA Kak Angga nyambung ke pesantren. Ya jelas agamanya semakin kuat. Padahal yang aku lihat mereka cocok banget." dukung Debo dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Подростковая литератураKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...