34. |A| Sidangtulation

203 18 0
                                    

Happy Reading 💚

Hari ini sidang itu berlangsung Angga termasuk mahasiswa yang tergolong cepat untuk mengikuti sidang ini, hingga akhirnya selesai semuanya dan disambut hangat teman-temannya telah menunggu diluar.

"Selamat bro!"

" Congratulation."

" Ciee lulus jugak kulkas berjalan, hahaha,"

"Selamat pak ketu."

Dan ucapan-ucapan lain serta doa tak lupa juga hadiah berupa makanan ataupun buket sejenisnya.

Hari ini Angga sangat bersyukur dia tidak menyangka teman-temannya akan menemaninya seramai ini, padahal Angga tergolong teman yang cuek dan tak suka kumpul-kumpul.

Angga memerhatikan sekitar mencari seseorang yang membuat hatinya beberapa hari belakangan berwarna. Ia menghembuskan nafas kasar karena harapannya sepertinya tidak akan terjadi.

"Permisi, dengan mas Angga?" tanya tukang ojek sambil memastikan melihat HP nya.

Angga yang merasa bahwa dirinya lah yang dimaksud mengangguk. Pak gojek memberikan satu buket bunga besar, dan paper bag kecil pada Angga.

Angga yang ragu tak langsung menerimanya. " Tapi maaf pak saya gak pesan apa-apa, apa ini dari seseorang?"

Pak gojek mengangguk. "Iya mas ini dari Mbak Rania sesuai dengan nama pemesannya. Saya lihat di buket itu juga ada suratnya, mas mungkin bisa cek aja."

Angga yang baru menyadari itu membuka sedikit kertasnya dan ternyata benar dari Rania.

"Kalau begitu saya permisi ya mas." ucap pak gojek dan diberi anggukan Angga dengan tersenyum.

"Makasih pak."

Angga membaca sepotong tulisan dikertas itu.

Assalamualaikum mas suami
Sidangtulation congratsss, aku ngirim ini karena aku tau kok mas pasti lulus, dan maaf ya gak bisa datang dan untuk nanti malam mas luan tidur aja ya, Rania kayaknya pulang larut. Assalamualaikum, by Rania cantik :)

Angga tersenyum melihat tulisan ini, jika Rania ada disini pasti semuanya akan lebih menyenangkan. Angga membuka paper bag itu dan melihat hadiahnya adalah jam tangan, tanpa menunggu Angga membuka jam tangan miliknya yang ditangan dan memakai pemberian Rania.

Sedangkan ditempat lain, Rania sedang lagi sibuk-sibuknya. Ntah pun karena Rania yang agak linglung dan khawatir melakukan kesalahan ataupun yang lainnya membuat Rania harus melakukan tugasnya dengan sempurna.

Pikirannya juga kadang teralih pada suaminya. Ia sangat gusar dan sedih rencana ingin menemani suaminya sidang gagal karena mendapatkan tugas praktek dirumah sakit yang mendadak, sebenarnya tidak mendadak hanya saja Rania yang ketinggalan informasi.

Sedari tadi pagi Rania lelah bahkan lupa makan siang, tapi Rania kekeh selalu menunda makan hingga sudah malam seperti sekarang juga perut belum diisi.

"Nia, kita makan yuk gue udah laper." ajak teman kelompok Rania yang bernama Amel.

Rania tersadar, jujur dia juga laper. Tapi melihat tugasnya di dalam laptop yang belum tercatat semua sepertinya Rania harus menunda itu dulu.

"Kalian Luan aja, tanggung juga kerjaan aku." ucap Rania diberi anggukan mereka.

Sudah pukul sembilan malam, Rania menyadari dia belum sholat isya. Karena tak mau menunda lagi Rania mode sleep kan laptopnya dan berlalu ke mushola rumah sakit.

KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang