Rabu, 25 September 2013. (Part 02).
Suri diantar oleh Pinky ke sekolahnya. Seperti biasa, ia selalu mendapat surat kebencian di lokernya. Suri menyimpan semua suratnya di dalam ranselnya dan akan membacanya nanti.
Suri mengerjakan tugas Matematika yang belum ia kerjakan. Pelajaran yang memuat angka-angka dan rumus bukanlah hal yang sulit baginya.
Suri ingat panggilan yang disematkan untuknya dari seseorang yang menjaganya saat dirinya kelas satu. 'Suhak'.
Ia merindukan seseorang yang telah menjaganya di saat masa sulitnya beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Suri menyesal karena tidak datang di acara wisuda-nya Februari lalu. Tapi ia tidak bisa melupakan janji yang telah ia ucapkan pada sahabat pertamanya.
Jika saja Suri bisa membelah diri menjadi dua, maka kloningnya akan terpisah. Satu ke SOPA dan satu lagi ke Hanlim.
Tapi itu mustahil. Dan Suri berharap ia bisa bertemu kembali dengan orang itu suatu hari nanti.
Suri menutup buku pelajaran Matematika, dan juga buku tulisnya. Ia telah menyelesaikan tugasnya. Bocah itu segera menyimpan buku tersebut ke ranselnya.
Pada waktu bersamaan, beberapa siswa mulai berdatangan.
"Percuma datang lebih awal, kau tetap membuat masalah kan ?" Si ketua kelas menyindirnya.
Suri diam saja, sesekali menatap jam tangannya. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Dongmin tidak masuk. Biasanya cowok itu akan berteriak dan langsung masuk ke kelasnya tanpa mempedulikan tatapan beberapa siswa laki-laki yang sebal atau tatapan cemburu para siswa perempuan yang ditujukan untuknya.
Bel berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai. Suri mengeluarkan buku pelajaran Bahasa Korea.
Suri menarik nafas ketika ketua kelasnya mendorong kepalanya dari belakang. Terdengar suara tawa teman-teman sekelasnya.
Pintu terbuka, suasana kelas hening ketika seorang pria berkacamata masuk ke dalam dan menyapa.
Suri diam menyimak penjelasan tentang pelajaran keempatnya, Fisika yang diajarkan oleh Pak Ji Hae-won.
Pandangan Pak Ji menatap sekeliling dan perhatiannya tertuju pada Suri, ia hanya menatap dengan tatapan dingin dan cuek.
Suri tidak mengerti dimana letak kesalahan yang ia lakukan, membuatnya dibenci oleh seluruh sekolah kecuali Pak Byeon.
Pintu kelas diketuk, Pak Ji menghentikan pelajarannya sejenak dan membuka pintu. Semua orang melihat Pak Song Young-Tae.
"Suri Yo Han ! Ikut saya ke kantor ! Bawa buku catatan siswa milikmu !"
Semua saling berpandangan kemudian menatap Suri yang berjalan keluar kelas, sambil membawa buku catatan siswa. Berjalan di belakang Pak Song menuju kantor Urusan Sekolah.
Entahlah masalah apa lagi yang akan dihadapi oleh Suri.
Begitu bocah perempuan itu memasuki kantor Urusan Sekolah, Bu Jung sudah menunggunya dengan wajah galak. Di tangannya terlihat sebuah selembaran brosur yang seharusnya tertempel di Mading, justru sobek menjadi dua bagian.
Suri tampak pasrah dibentak-bentak oleh Bu Jung.
"Mana catatan siswa milikmu ?" Bu Jung masih menatapnya dengan tatapan galak.
Suri sudah tahu ini akan terjadi. Ia menyerahkan buku catatan siswa miliknya.
"Mengapa kamu selalu berulah, kamu membuat kami malu !" Bu Jung kembali membentaknya.
Jika Suri membantah, Bu Jung akan semakin memarahinya.
"Jika kelakuanmu seperti ini lagi, kamu tidak akan pernah diterima di Universitas manapun..." Lagi-lagi wanita itu membentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suri Yo Han & Para Idol K-Pop
Teen FictionSeorang bocah kecil yang suka pecicilan dan bertemu dengan banyak Idol K-Pop.