Minggu, 29 September 2013. (Part 03).
Mobil yang dikendarai Aida telah sampai di samping pekarangan rumah sederhana. Keduanya keluar dari mobil. Suri menggendong tasnya. Aida menenteng tas tentengnya.
Aida menggandeng tangan putrinya, berjalan menuju rumah yang didominasi cat warna putih.
Saat memasuki halaman, pintu rumah itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita paruh baya membawa plastik berisi sampah. Suri bersembunyi di balik punggung Ibunya.
Mata Aida membeku saat melihatnya, "Ok Jin-cha ?"
"Ya, ini saya. Apa saya mengenalmu ?"
"Jin-cha Unnie, ini aku Aida Yo Han..."
"Aida ?" Jin-cha menjatuhkan plastik berisi sampah. "Omo !!" Ia mendekat dan langsung memeluknya erat.
Suri yang melihatnya heran. Bagaimana dua orang itu bisa saling kenal dan berpelukan pula.
"Mama... Mama kenal Ahjumma itu ?" Suri bertanya.
Aida melepas pelukannya dan menatap putrinya. "Ade, ini sahabat Mama..." beritahunya.
Jin-cha menatap wajah putri sahabatnya. Ia tampak sedih karena melihat kondisi mata kirinya yang memakai plester penutup mata.
"Sahabat Mama ?" Suri mengulang.
"Iya, Ade. Ini Ok Jin-cha..."
"Annyeong haseyo..." Suri menatap.
"Annyeong..."
"Ayo masuk..." Jin-cha menatap Aida. Sebelumnya ia membuang sampahnya terlebih dahulu.
Suri memegang jari telunjuk Ibunya yang panjang. Mereka berjalan mengikuti langkah Jin-cha, masuk ke dalam rumah.
"Eomma, mana makanannya. Biar aku saja yang antar..." Bae-joo muncul. Namun langkahnya terhenti ketika melihat dua tamu masuk bersama Ibunya.
"Eomma kedatangan tamu ?"
"Bae-joo, kamu ingat Aida Yo Han ?" Jin-cha menatap putri sulungnya.
"Ya, ingat. Tapi itu bukan Aida Unnie. Itu wajahnya bule. Aida Unnie wajahnya Jepang. Tuh fotonya.." Bae-joo menunjuk pada foto berbingkai yang dipajang di dinding. Foto dirinya sewaktu kecil bersama Aida.
Aida tersenyum geli. "Halo Lee Bae-joo..." Ia menatap.
"Eeh... Senyumnya sama.." Bae-joo menatap wanita cantik itu, dan foto berbingkai itu, bolak-balik.
"Omo !!! AIDA UNNIE !!" Bae-joo menjerit dan memeluk Aida dengan erat.
"Aida Unnie datang !!!" Dari lantai atas, Haerim berseru. Ia bergegas menuruni tangga dengan tergesa-gesa.
"Aida Unnie ?" Haerim melihat kakaknya memeluk seseorang. "Itu bukan Aida Unnie.." katanya kala melihat rupa wanita tinggi itu.
"Tapi senyumnya sama persis, Haerim.." kata Bae-joo menatap.
Kening Suri mengerut, 'Haerim ?' batinnya.
"Apa Unnie melakukan oplas ?" Bae-joo menatap.
"Aduuh..." Bae-joo mengelus-elus bahunya yang dipukul Ibunya.
"Unnie nggak oplas. Ini murni wajah Unnie. Turunan dari Grandma Carla.."
"Ah... Unnie blasteran.." kata Bae-joo menatap.
"Jadi itu benar-benar Aida Unnie ?" Haerim masih ragu-ragu.
"Iyeee..." Bae-joo menatap.
"Aiiish..." Haerim lalu mendekat dan memeluk Aida erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suri Yo Han & Para Idol K-Pop
Teen FictionSeorang bocah kecil yang suka pecicilan dan bertemu dengan banyak Idol K-Pop.