COLD BOY-37

1K 87 15
                                    

Fast Updet, siapa yang ga sabar buat baca lanjutan cerita Cold Boy?

Ayok ramaikan lapak aku ya guys,,
Jangan lupa vote +spam komen, biar aku tambah semangat nulisnya🥰

Happy Reading

....

Ini Amanda Shalshabilla

Saat ini, titik orbitku ada digenggamanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, titik orbitku ada digenggamanmu.

Lapangan basket outdor riuh dengan suara yang didominasi oleh kaum hawa. Meski cuaca siang ini terbilang panas, semangat untuk melihat pertandingan basket antar kelas sudah digadang-gadang. Basket merupakan pertandingan terkahir yang akan menutup acara classmeeting.

Dari luaran lapangan terlihat Liam sedang berjalan memasuki area lapangan dengan jersey bertulisan angka 10 kebanggaannya. Dibelakangnya disusul Akbar, cowok itu memakai tali kepala sehingga membuatnya semakin mempesona. Tak kalah pada Vendra yang turut menghiasi sebagai perwakilan dari kelas XII IPA 1. Mereka terlihat kompak bersama tim. Namun, kabanyakan dari kaum hawa lebih tertarik memerhatikan Liam, Akbar dan juga Vendra. Sebab diantara semuanya hanya mereka bertigalah yang memiliki wajah rupawan. Meski, masih banyak juga dari kelas lain yang berparas tampan.

Sebelum ikut bergabung diarea penonton, Manda sempat menghampiri Liam untuk memberikan dukungan penuh. Gadis itu mengusap ujung keringat yang hampir menetes dari dahi kekasihnya, hal itu sontak membuat para cowok patah hati ditempat ketika melihat kemesraan diantara keduanya. Usai itu, Manda bergabung dan duduk disebelah Fica juga yang lainnya.

"Sini aja, tempatnya pas buat nonton," ujar Fica menepuk pelan pinggiran bangku.

"Teduh lagi. Jadi nyaman merhatiin cogan-cogan," timpal Selia dan diacungi jempol oleh beberapa anak cewek.

"Lo tadi uwu-uwuan sama kak Liam gak tau tempat banget sih," Fica mencibir dengan wajah lucu.

"Bener tuh, gara-gara aksi lo tadi uwuphobia gue kambuh," sahut Laras menambahkan.

"Gue envy tingkat milky way," timpal Rina dengan gaya lebaynya.

"Sini-sini, sama Abang Boni aja, belum sold out kok," semua menyoraki Boni karena percaya dirinya sudah melewati ambang semesta. Manda terkikik geli melihat reaksi teman-temannya. Ia pikir akan nyaman jika membatasi bergaul, tapi nyatanya salah, kini ia merasa bahagia ketika diterima baik oleh semua temannya.

Sorakan keras begitu menggema ketika Liam berhasil mencetak poin pada babak terakhir. Liam membawa nama perwakilan kelas IPA 1 sebagai juara. Semua berteriak gembira, dipinggir lapangan Liam sudah ditunggu gadisnya dengan sebuah senyuman.

Liam bersama Akbar dan Vendra berjalan menghampiri kerumunan dari kelas Manda. Manda cemberut ketika melihat banyak siswi menyoraki Liam dan tidak sedikit juga yang sengaja cari perhatian. Liam berjalan dengan raut wajah dingin, tak memperdulikan teriakan yang bersahutan menyebut namanya. Ia tetap melangkah acuh menghampiri Manda.

Cold Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang