"Mandaaa.. cepetan! Ova dah nunggu dibawah" teriakan nyaring milik Dinda langsung memekakan gendang telinga Manda
Tanpa babibu lagi Manda langsung meraih tas gendongnya lalu turun menghampiri Akbar
"Sori lama" Akbar mendongak ketika suara Manda mengintrupsi
"Santai" jawabnya kalem seperti biasa
"Yaudah yuk berangkat" ajak Manda
"Kak Din, Manda mau pamitan!" Teriak Manda tak kalah nyaring dari suara kakaknya tadi
Dinda menghampiri Manda dan Ova lalu mereka berpamitan berangkat sekolah
Diperjalanan terasa sangat canggung baik Manda maupun Akbar. Mereka berdua sama-sama bingung dalam mencari topik pembicaraan
10 menit berlalu dalam keheningan, Akbar mulai membuka suara karena sudah tidak tahan dengan ke-awkward-an yang tengah menyelimuti mereka
"Man, nanti pulang sekolah mau ga mampir dulu ke kedai eskrim?" Tawar Akbar
"Boleh, boleh" Manda dengan antusias menerima tawaran Akbar
Akbara langsung mengacak pelan rambut Manda hingga tatanannya pun sedikit lusuh
"Aw!" Akbar meringis kesakitan saat tangan kirinya dipukul oleh Manda
"Makanya jangan jail" Manda memasang wajah cemberut namun malah terlihat lebih lucu dimata Akbar
...
"Heh, Manda curut! Semalem kemana aja lo? Gue kerumah lo tapi gak ada orang"
"Biasa orang sibuk"
"Alah, gaya lo setinggi langit aje"
"Suka-suka gue dong"
"Woy, gue nanya lo kemaren kemana zeyenkk?"
"Jijyk Fica, gue lagi diner kemaren"
"Diner sama? Lo kan satu spesies sama gue sama sama jones! Mana ada diner-dineran"
"Bukan sama pacar, tapi sama sama temen lama gue bareng kak Dinda juga"
"Ooo..."
"Oh iya, gue pinjem buku matematika lo dong, lo udah ngerjain belum?" Manda mengobrak-abrik tas Fica
"Lah?! Padahal gue yang mau nyontek punya lo" jawab Fica yang menghentikan gerakan Man
"Gue lupa ngerjain"
"Mampus" Fica dan Manda kelimpungan mencari pinjaman buku pada teman sekelasnya
Kringgg...
Dan, yah bel berbunyi. Manda dan Fica saling menatap kemudian berteriak
"Mati gue!"
Tak lama kemudian, seorang guru berkacamata datang memasuki kelas. Seperti habis marathon, jantung Manda dan Fica tengah berdegup kencang
"Selamat pagi. Tugas hari kamis kemarin tolong dikumpulkan" ujar guru tersebut sambil menarik kursi
Semua siswa langsung maju mengumpulkan buku sedangkan Manda dan Fica sudah pasrah jika akan diberikan hukuman mengingat Pak Eko yang galak bin sadis
"Kurang 2 buku. Siapa yang tidak mengumpulkan dimohon berdiri." Ucapnya dengan nada dingin membuat tubuh Manda menegang dan kaku
Oke tidak hanya hukuman yang Manda dan Fica dapat namun rasa malu juga. Menurut Manda dihukum karena tidak mengerjakan tugas adalah hal yang memalukan bagi dirinya. Apalagi mereka berdua disuruh skotjam dekat pintu kelas
...
Manda dibuat kesal saat Liam melewati kelasnya dengan tatapan mengejek yang diarahkan untuk dirinya. Siapa lagi kalau bukan buat Manda?
Manda mendesis pelan. Ingin rasanya cewek itu menjambak rambut legam milik Liam
Liam menarik sedikit sudut bibirnya lalu berjalan melewati kelas Manda dengan gaya angkuh bin dingin
"Lah tumben pangeran es lewat sini?" Celetuk Fica masih dengan bola mata mengikuti arah perginya Liam
"Gak peduli" sahut Manda malas
"Mau modus ngapelin lo mungkin"
"Mulutnya minta ditabok ya?" Kesal Manda dengan ucapan atau menurut Manda lebih ngena ke ejekan dari Fica
"Heh kalian, bapak lagi hukum kalian bukan nyuruh ngobrol ria disana" sembur Pak Eko
"Maaf pak" jawab mereka berdua dengan nada takut
Setelah lama menunggu akhirnya bel pergantian jam berbunyi. Seperti mendapat tiket wisata Manda dan Fica sontak bersorak gembira
Pak Eko telah meninggalkan kelas lalu disusul bu Eni selaku guru bahasa indonesia yang memasuki kelas
Manda menghembuskan napas pelan sambil mengeluarkan buku. Pikirannya ia paksa untuk fokus namun lagi dan lagi ia tidak bisa
Manda menengok kesamping kirinya lalu menemukan Fica yang tengah asik memainkan ponsel diam-diam
"Nonton apaan lo senyam-senyum? Pasti yang kotor ya?" Tuduh Manda dengan tatapan horror dan suara yang dipelankan
Langsung saja Fica menjitak kepala Manda karena bicara ngawur
"Sakit ege" adu Manda
"Lo tuh yang pikirannya kotor" balik Fica pada Manda
"Enak aja. Nonton apaan lo?"
"Tumben kepo. Gue lagi pake face app nih" jawab Fica masih dengan mengamati perubahan wajah dihandphonenya
"Apaan itu?" Beo Manda yang memang tidak tau
"Lo kudet, ketinggalan jaman, gak gaul idup lagi" Fica mengeluarkan semua umpatan untuk Manda yang memang kuno
"Gue nanya woy" Manda melototkan matanya bingas
"Aplikasi yang buat wajah kita bisa keliatan tua lagi viral juga nih" jelas Fica dengan sejelas-jelasnya orang menjelaskan
"Ngapain make gituan?"
"Biar ngetrend dong" senyum Fica mengembang sambil meletakkan kedua tangannya didada dengan bangga
"Takut gak bisa liat wajah lo menua?" Tanya Manda dengan suara mengejek
"Maksud lo mati muda gitu?"
"Ya mungkin"
"Sialan lo, Man. Gue gibeng juga lama-lama" Manda berusaha mati-matian menahan tawa yang ingin meledak
"Sini gue lihat, muka lo kek apa?" Fica lalu menyodorkan ponselnya pada Manda
"Cuih, dari sekarang sampe tua lo tetep jelek Fic" tandas Manda
"Kek lo cantik aja" Fica merengut tanda sebal
"Wah ya jelas, siapa yang gak tau gue? Justin bieber? Jefri Nichol? Personil One Direction sekalian Zayn Malik? Semua kagak tau gue. HAHAHAHA!"
"Bisa sarap juga nih anak"
Akhirnya Manda juga ikut-ikutan menggunakan face app karena bujuk rayu dari Fica dan juga dirinya yang mulai kepo dengan wajah tuanya
_________________________________________
Hem akhirnya bisa updet lagi. Maafkan diriku yang ngaret banget kalo soal updet cerita ya man teman
Belakangan ini suka buntu gitu otaknya wkwk
Bacanya jangan cepet-cepet biar keliatan panjang:v
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys
Salam,
Ris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...