Hari ini terasa melelahkan bagi Manda. Suatu tempat terpikirkan untuk membolos dijam ketiga. Ia sudah tidak tahan menahan rasa kantuknya dari tadi. Ia berjanji ini kali pertama dan terakhirnya untuk membolos. Semalam waktunya ia gunakan untuk menonton drama korea rekomendasi dari Fica. Bener-bener Ficampret, Manda jadi lupa waktu gegara drakor itu. Shubuh tadi Manda baru bisa tidur dengan nyenyak tanpa terbayang kelanjutan drakor yang membuat penasaran.
Dengan cepat Manda melangkahkan kakinya agar tidak ketahuan oleh guru. Dirinya seperti maling yang sedang mengendap-endap mencari titik aman. Fica tidak tahu jika Manda akan membolos karena saat tadi Manda keluar kelas saat Fica tertidur.
Manda membuka pintu rooftop dengan hati-hati. Semilir angin sejuk menerpa wajah gadis itu. Didekatinya single sofa untuk merebahkan badanya itu.
Manda tahu jika dirooftop ini ada sofa. Ia tahu saat ia berjalan-jalan dan tak sengaja membuka pintu rooftop.
Manda terlelap diatas sofa setelah 15 menit berlalu. Dirinya terbatuk-batuk dan memaksanya membuka mata.
"Wah, gila lo. Ngrokok sembarangan. Mau jadi apa lo disekolahin tinggi-tinggi kalo mau jadi anak begajulan" omel Manda sambil mengibas-ibaskan tangannya.
"Lah lo juga mau jadi apa hah? Sekolah buat belajar bukan buat tidur." Skak. Manda membatu. Aish, dia tidak ingat kalo berdebat dengan cowok didepannya ini dirinya tidak akan menang.
"Buang nggak tuh rokok?!" Liam langsung membuang putung rokoknya melihat Manda yang sedari tadi terbatuk.
"Kasihan yang jadi pacar lo. Diri lo aja nggak lo perhatiin apalagi cewek lo" sarkas Manda sambil menyunggingkan senyum miring.
"Lah kan elo yang bakal jadi cewek gue" ujar Liam.
"Ogah. Amit-amit"
...
Perasaan Manda begitu dongkol setelah berdebat dengan es batu itu. Dengan seenak jidat Liam mengganggu tidur paginya ditambah merokok didekatnya.
Manda balik kekelas setelah jam pelajaran ketiga selesai.
"Man, darimana aja lo?"
"Tidur"
"Anjay, kagak ngajak lo"
"...."
"Bau-bau orang badmood ini mah" seru Fica setelah memerhatikan raut wajah Manda.
"Hmm, gara-gara Liam bego"
"Gue doain kalian jodoh lho, tiap hari berantem mulu"
"Ogah gue kalo dapet jodoh modelan dia" seru Manda.
"Lah Kak Liam mah perfect yang perlu ditanyakan tuh kak Liam mau kagak sama modelan kek lo" timpal Fica diakhiri tawa meledak.
"Biadab bin Lucknut"
Fica mengulurkan pop ice mangga pada Manda. Karena haus tak terbendung Manda dengan kilat meneguk pop ice tersebut.
Bentar, bentar, ada yang aneh,
Nggak biasanya Fica perhatian.
Wait,
"Tumben lo perhatian sampe beliin pop ice segala"
"Ha? Gue? Enggak tuh. Mending duit gue, gue pake beli cilok kang maman" jawab Fica masih dengan nyemil cilok pedasnya.
"Lah, terus ini dari siapa dong?"
"Kak Akbar. Temennya kak Liam yang ganteng tapi gantengan kak Liam sama kak Dhani. Katanya buat lo gitu" Manda tersedak mendengar ucapan Fica.
"Kenapa lo trima sih? Nanti kalo gue diguna-guna gimana. Sarap lo mah" kesal Manda. Arghh, ada-ada saja sumber masalahnya.
"Heh, lo yang sarap. Pikiran lo negatif mulu, pantes kagak pinter-pinter"
"Ini maksutnya apaan?"
"Salam cinta katanya"
"Yang bener lo kalo omong"
"Tanya aja sendiri. Fica yang catniq ini tuh nggak tau apa-apa jadi jangan libatin dedeq yah"
"Jijik gue"
...
Sepulang sekolah Liam, Vendra, dan Akbar berpisah diparkiran. Hari ini keadaan Liam sedikit kacau sehingga memutuskan untuk langsung pulang. Berbeda dengan Akbar yang sedang tersenyum karena umpannya akan berhasil.
Akbar akan menstater motor namun sebuah suara milik Manda membuat niat Akbar ia urungkan.
"Kak, ini maksutnya apa ya?" Manda bertanya sambil mengarahkan pop ice yang berada ditangannya.
"Gak ada" jawab Akbar sambil tersenyum.
"Lo mau nyantet gue kan?" Manda menatap Akbar penuh selidik.
"Sembarangan. Sini pulang bareng gue"
"Dih, ogah. Gue bisa pulang sendiri" Manda melengos dari hadapan Akbar. Namun Akbar lebih cepat mencekal tangan Manda.
"Udah, ayo naik!"
Dalam perjalanan, Akbar tak henti-hentinya menatap wajah Manda dari spion motornya. Akbar bahagia karena rencananya berjalan mulus. Ingin sekali ia berbicara suatu hal. Namun, dirinya belum siap. Katakanlah Akbar pengecut, tapi memang benar itu adanya.
"Manda," panggil Akbar.
"Hmm...?"
"Gak apa-apa"
"Mati lo" umpat Manda merasa kesal
"Entar nyariin kalo aku mati" goda Akbar yang malah mendapat pelototan .
"Najis" Akbar terkekeh pelan
5 menit kemudian, mereka sampai dihalaman rumah Manda. Manda segera turun dari motor Akbar. Rumahnya sepi, seperti biasa Dinda bekerja sampai sore.
"Thanks"
"Oke. Gimana kabarnya kak Dinda?" Manda menaikkan sebelah alisnya. Bagaimana bisa Akbar kenal kakaknya itu. Seingat Manda hanya Fica yang tau karena sering main kerumahnya.
Tersadar dengan ucapannya Akbar segera menabok bibirnya.
"Lo kenal kakak gue?"
"Nggak salah ngomong" mata Manda memicing mendengar jawaban Akbar.
"Boho--"
"Dah, aku pulang dulu" ujar Akbar langsung menancap gas.
Huftt..
Manda menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Nyaman untuk badan yang lelah. Tanpa ganti baju Manda melanjutkan tidurnya yang kurang.
Melihat Manda yang tertidur disofa membuat Dinda berkacak pinggang. Ditariknya hidung mancung milik adiknya itu dengan kesal.
"Heh, lepasin bego ntar gue kagak bisa napas!" Teriak Manda belum sadar. Dinda semakin menarik kuat hidung manda.
"Oh, berani ya sama kakak. Bilang lagi ayo" geram Dinda yang mendengar perkataan Manda.
"Eh, sakit, sakit. Loh kakak?! Kok udah balik?" Manda terbangun karena tidak bisa bernapas.
"Liat jam! Kamu tuh ya kalo pulang sekolah ganti baju dulu baru tidur. Tuh liat udah buat pulau aja" omel Dinda. Badannya sudah capek dan manda membuat emosinya naik. Lengkap syudah.
"Mana pulau? Manda gak pernah ileran ya"
Emang kakak yang pulau nya udah kesebar diseluruh permukaan bantal. Kalo bang Rino tau pasti ilfeel dia.
_________________________________________
Hollaaa...author kambek lagee
Abaikan! Nggak jelas banget deh. Hmm,, ku tau nih alur Cold Boy makin kesini makin nggak jelas. Tapi yaudahlah ini kan cuma pelampiasan kegabutan saiya wgwgwgLupyuh kalean😚
Salam,
Ris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...