Vote dulu sebelum mambaca.
____Manda mengamati ke sekeliling melihat dekor untuk mini party ini. Meski tidak banyak orang yang akan datang, namun Chelsea mendekornya sangat bagus. Manda terkejut kala Liam memegang bahunya dari arah belakang.
"Mau duduk disana?" tawar Liam.
"Oke,"
Mereka berdua duduk di kursi yang telah disediakan. Hanya baru ada 4 orang, Manda, Liam, Alex dan satu perempuan asing yang duduk tak jauh dari Alex.
Manda tersenyum simpul saat melewati Alex, dan dibalas senyuman pula oleh cowok itu. Liam berdiam, kembali pada sifat semula. Dingin. Tanpa Manda dan Liam sadari, sesekali ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka.
Liam yang merasa diperhatikan dari belakang pun menoleh, betapa terkejutnya dia saat tahu siapa yang duduk disana. Tapi ia moncoba biasa aja dan kembali acuh, meski tadi perempuan dibelakang itu melemparkan senyum manis padanya.
....
"Loh, kak Vendra udah punya pacar ya? Kok aku baru tau," celetuk Chelsea saat Vendra datang bersama seorang gadis namun tak terlihat wajahnya, sebab ia menundukkan kepala.
Semua orang ditempat itu menoleh pada objek yang tengah dibicarakan. Manda terkejut kala gadis yang bersama Vendra itu tak lain adalah Fica. Jadi maksut Fica ditelpon tadi ini?
"Temen doang," jawab Vendra memutar mata. Membuat Fica sengaja menginjak kaki Vendra keras.
"Loh, Fica?" tanya Chelsea memastikan. Fica tersenyum simpul.
Semuanya sudah berkumpul, kecuali Akbar yang entah kemana batang hidungnya belum muncul. Manda celingukan mencarinya. Acara dimulai, mereka bersenang-senang menikmati pesta.
"Dah gue temenin kan haha,"
"Udah ada kemajuan dong." balas Manda lain hal.
Fica merona, mengingat tadi Vendra menelponnya meminta untuk ditemenin ke rumah Chelsea. Awalnya Fica sok-sokan menolak karena gengsi, tapi akhirnya mau juga.
"Kak Akbar nggak ada?" bisik Fica setelah mengamati tidak ada Akbar diantara mereka.
Manda mengendikkan bahu tidak tahu. Ia juga belum sempat berkirim pesan dengan Akbar.
Liam berpamitan untuk pergi ke toilet. Meninggalkan Manda sedang bercakap bersama Chelsea. Manda tidak jadi kesepian, ia sangat bersyukur dengan kehadiran Chelsea disana.
Fica mengambil salah satu makanan untuknya dan Manda, kedua gadis itu tengah bersenda gurau. Hingga tidak menyadari bahwa Chelsea tengah berjalan kearah mereka.
"Hai, boleh gabung gak?" Manda dan Fica menoleh kala Chelsea sudah berdiri di dekat mereka.
"Boleh," jawab Manda dan Fica hampir bebarengan.
"Thanks,"
Mereka bertiga bercakap layaknya teman biasa. Chelsea menceritakan saat dirinya dan Alex sibuk mendekor tempat itu, gadis itu tampak sangat gembira saat bercerita.
"Lo udah jadian sama kak Alex?" Fica bertanya secara hati-hati, tidak ingin nantinya malah menyinggung Manda.
Chelsea menggeleng pelan. "Takut nyakitin hati dia buat sekian kali,"
"Maksutnya?" Manda membeo.
"Kak Alex sama Kak Liam jadi gini karena aku kan, aku ngerasa bersalah banget. Padahal kejadian dulu itu memang bener-bener kesalahan aku. Tapi mereka berdua saling menyalahkan di belakang aku. Dah ah aku gak mau mellow gini,"
"Oh ya, tadi kamu kesini sama siapa? Kok Kak Akbar belum keliatan?" Chelsea bermaksut tanya pada Manda. Manda gugup bingung harus menjawab apa, Fica menyikunya pelan memberi kode untuk bicara.
"Sebenernya aku sama--" perkataan Manda terputus saat Chelsea memanggil seseorang sambil melambaikan tangan.
"Kezia, sini." gadis yang dipanggil Kezia itu berjalan mendekati mereka.
....
Ponsel Manda bergetar, menampilkan pesan dari Akbar yang memberitahunya bahwa ia akan datang namun telat. Manda tak menjawab pesan itu, memilih mengabaikannya. Manda tak sengaja bertatap mata dengan Kezia, gadis cantik blasteran yang ternyata masih sepupu Chelsea. Kezia tersenyum pada Manda hingga menampilkan bulan sabit diantara lengkungan bibirnya.
"Foto yuk? Berempat," ajak Chelsea lembut.
"Okeee." jawab ketiganya.
"Kayaknya angle yang pas di deket kolam renang deh. Gimana kalau kita foto disana aja?" usul Kezia. Dan disetujui oleh semuanya.
"Siapa nih yang mau fotoin?" tanya Manda.
"Vendra aja noh, Kak Alex sama Kak Liam nggak keliatan soalnya." ujar Fica.
Mereka berempat momosisikan diri ditepi kolam renang, posisi Fica berada disebelah paling kiri lalu disampingnya ada Kezia, setelah itu ada Manda dan Chelsea paling ujung sana.
"Dijaiin kang poto dadakan gue," cibir Vendra.
"Kak Vendra keberatan?" tanya Chelsea.
"Nggak, gue mah ikhlas dunia akhirat," jawab Vendra. "Cepetan, jadi foto ga nih."
"1,2, 3.. Ganti gaya ciwi-ciwi."
Kezia tersandung kakinya sendiri hingga ia tak sengaja menyenggol Manda cukup keras. Manda yang sedang berpose menyentuh bahu Chelsea pun, seperti mendorong Chelsea ke dalam kolam renang. Vendra, Kezia dan Fica pun terkejut.
Byurrrr....
Kedua gadis itu sama-sama tercebur bersamaan. Baik Manda maupun Chelsea sama-sama tidak bisa berenang. Dari kejauhan Liam dan Alex yang melihat kejadian itu langsung berlari menyelamatkan keduanya.
Alex segera membawa Chelsea keluar dari dalam air, gadis itu sepertinya akan kehabisa nafas bila tak segera diselamatkan. Sedangkan Liam segera membawa Manda ke tepian.
"Chel lo nggak papa?" tanya Liam khawarie dengan keadaan gadis itu. Saking khawatirnya, bahkan Liam sampai lupa jika disampingnya ada Manda yang kondisinya tak jauh berbeda dengan Chelsea.
Chelsea menggeleng pelan.
"Gue bawa Chelsea ke dalam dulu," ujar Alex tidak meminta persetujuan.
Liam berbalik menghadap Manda. Raut wajahnya terlihat seperti marah pada gadis itu. "Tadi kamu yang ngedorong Chelsea kan?" pertanyaan yang menjuru kepernyataan itu keluar dari mulut Liam.
Manda ingin membuka suara menjelaskan, namun Liam lebih dulu menyalahkan dirinya.
"Aku nggak nyangka kamu sejahat itu, kamu dendam gara-gara aku dulu suka dia? Terus kamu lampiasin ke dia, iya? Aku kecewa sama kamu."
Manda tak menyangka bila Liam akan menyalahkan dirinya seperti ini. Meski terisak Manda mencoba menguatkan dirinya.
"AKU PACAR KAMU. AKU NGGAK ADA NIATAN BUAT CELAKAIN CHELSEA, AKU NGGAK SENGAJA. BILANG AJA KALAU KAMU EMANG MASIH SUKA DAN PEDULI SAMA DIA. AKU LEBIH KECEWA SAMA KAMU!"
Manda berlari meninggalkan rumah Chelsea seorang diri. Liam hanya diam membeku ditempatnya, berusaha mencerna apa yang Manda katakan barusan. Tapi matanya tak salah melihat, ia benar melihat bahwa Manda tadi mendorong Chelsea hingga tercebur.
"Goblok lo, Kak." hardik Fica lalu berlari menyusul Manda.
'Baru saja kamu mencoba meyakinkan aku dengan kata cinta darimu, tapi kini kamu kembali patahkan satu hati demi menaruh perhatian pada perempuan lain.'
__________________________________________
Tbc,
Gimana guys sama part ini? Ada yang kesel gak sama Liam?
Kasihan ya Manda:(
Ayo spam next buat part selanjutnya, sama jangan lupa vote untuk part ini.❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...