Typo bertebaran.
=====
Gubrakkk!!
"Helloooo...." dengan keras Fica membanting pintu kamar Manda. Membuat si pemilik kamarpun terlonjat kaget.
"Bangsat!" Maki Manda dengan mengelus dadanya.
"Heh, lo ga ngotak ya, kalo gue jantungan terus sekarat gimana?? Lo mau tanggung jawab hah?" Manda berteriak dengan dua tanduk dikepalanya yang sudah muncul.
"Hehehe, piss say" dengan rasa tak berdosanya Fica malah cengar cengir bak gadis polos.
"Apaansih lo, brisik amat. Ngapain kesini pret?"
"What? Pret? Apaan pret-pret an?"
"He.em. FICAMPRET" ejek Manda.
"Taik lu Man. Oh iya hampir lupa, lo sih kebo amat. Cepetan mandi, mau sekolah ga lo? Hah?" Sembur Fica tidak sabaran.
"Iya, bentaran doang. Bawel. Masih pagi juga"
"Pagi, gundulmu. Dah jam 6 lewat 10 menit woy!" Ah iya sudah jam 6 lebih, Manda segera bergegas untuk mandi. Fica menunggu diruang tamu sambil ngobrol dengan Dinda.
...
6.40
Ketika Manda dan Fica akan berangkat sekolah suara klakson mobil mengejutkan mereka berdua. Manda membelalakan mata sesudah mengenali pemilik mobil itu. Sedangkan Fica menganga saat pengemudi itu turun menghampiri mereka atau lebih tepatnya menghampiri Manda.
"What? Pangeran berkuda putih? Eh salah, pangeran bermobil putih ini mah." bisik Fica ditelinga Manda.
"Salah tempat kalo mau sekolah" ujar Manda pada cowok yang tak lain adalah Liam.
"Gue jemput lo."
"Man, lo pacaran kan sama kak Liam?! Udah jujur deh sama gue. Yakan yakan?? Utang penjelasan pokokknya."
"Crewet bat dah." Desis Liam.
Mulut Fica terkatup dengan rapat, dirinya tak menyangka Liam begitu pedas.
"Lo ga liat gue udah mau berangkat sama Fica?" Kata Manda sedikit kesal. Tanpa mengirim pesan terlebih dulu, Liam malah langsung menjemputnya tanpa rencana.
"Liat. Bareng gue aja"
"Dih maksa, naksir lo sama gue?" Ujar Manda dengan nada mengejek.
"Ge-er"
Tin, tin
Manda, Liam dan Fica ketiganya menolehkan kepala saat suara klakson motor memekakan telinga mereka. Akbar membuka helm full facenya. Alisnya berkerut bingung saat ada Liam berdiri disana. Sedangkan Liam menatap tajam kearah Akbar.
Mungkin jika Vendra berada disini dia akan bilang, wah ada apa nih rame-rame? Ikutan dong.
"Ini malah pada ngumpul disini ngapa yak?" Tanya Manda dengan wajah cengo
"Jemput lo lah." Sahut mereka bertiga dengan kompak
"Astaga, jangan rebutin dedeq."
"Najis." Sahut mereka bertiga lagi.
"Astaga Man, udah jam tujuh kurang sepuluh menit omaygat ntar kita telat"
"Eh iyaiya. Ayok berangkat" ajak Manda lalu menggeret tangan Fica. Lalu tangannya ditahan oleh tangan besar milik Liam.
"Mau jalan kaki?"
"Eh iya ya?"
"Ayo bareng gue" ajak Liam tanpa basa basi.
"Gabisa. Biasanya Manda selalu gue jemput." Akbar menyela perkataan Liam.
"Lo supirnya?" Tanya Liam dengan nada mengejek.
"Gue temennya" jawab Akbar santai.
"Sama. Gue juga temennya."
"Sejak kapan?" Skak. Sekarang Akbar yang membuat Liam mati kutu. Memanh benar jika dipikir-pikir sejak kapan Liam mengakui jika Manda temannya.
"Heh, udah malah berantem. Kita berangkat bareng-bareng aja udah" lerai Manda, sedangkan Fica diam-diam memvideo mereka dan menjadikan instastory diakun instagramnya.
"Gak usah deh. Aku duluan" pamit Akbar.
....
Sesampainya disekolah, Liam langsung saja meninggalkan Manda dan Fica tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan Manda merasa tak enak hati pada Akbar. Ya semuanya menjadi lebih rumit.
Fica sedari tadi sudah mengoceh tidak jelas. Sepanjang perjalanan menuju kelas Fica terus bertanya pada mengenai hubungan Manda dengan Liam ataupun dengan Akbar.
"Wah, parah lu Man. Lo pacaran sama most wanted sekolah kita tapi diem- diem bae"
"Lo pacaran sama siapa sih? Kak Liam mulut cabe apa Akbar? Salah satu aja dong. Jangan embat semua"
"Jujur sama gue Man, gak bilang siapa-siapa deh. Janji?"
"Man, ish. Jawab dong jangan diem aja elah"
"Apaan sih, bacot amat deh." Jawab Manda ketus.
"Jawab dulu, lo pacaran sama kak Liam? Atau kak Akbar?" Fica tetap memaksa bertanya pada Manda. Namanya juga Fica, akan terus bertanya dan mengoceh sebelum pertanyaannya dihawab.
"Oke gue jawab. Gue gak pacaran ama siapa- siapa terutama itu si Liam maupun sama Akbar. Puas?" Manda nyerah mendengar ocehan Fica.
"Eh, eh. Tunggu woy, gue belom selesai ngomong ih, ah dasar Mandugong." Cibir Fica lalu menyusul Manda menuju kelas.
Manda meletakkan tas ransel warna abu-abunya diatas meja. Dibelakangnya diikuti oleh Fica yang masih mendumel karena persoalan tadi.
Manda menghela napas panjang. Ia tak mau lagi mendengar ocehan cempreng milik sahabatnya itu lagi. Manda menarik napas dalam dan mulai menjelaskan semua pertanyaan yang Fica ajukan.
"Jadi," Manda memulai dengan pelan, " gue sama Liam emang gak pacaran. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini gue sama dia bisa dikatakan "dekat" yah walau masih suka berantem kalo ketemu."
"Kalo--"
"Gilaaa, gilaaa. Jadi lo sama kak Liam kayak dieptipih eptipih gitu yang awalnya saling benci lah, berantem lah jadi saling cintah gitu? Marveolus!!!" Ujar Fica sepanjang rel kereta api, " lha kalo Akbar gimana? Kepo nih gue kepoooo akut" sambungnya.
Manda menyentil dahi Fica sehingga sang empunya mengaduh kesakitan.
"Makanya dengerin dulu, tadi suruh ngejelasin baru dijelasin malah dipotong. Satu lagi, jangan samain kisag gue kayak eptipih-eptipih yang dikit- dikit alay.""Hehe maap, piss say"
Manda mendengus pelan lalu kembali melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong tadi. " kalo gue sama Akbar tuh sebenernya sahabatan. Makanya gue sama dia keliatan deket. Udah gitu."
"WHAT THE---gimana bisa? Absurd tau gak? Ceritain woy cerita" Fica langsung mengecilkan suaranya saat tangan Manda udah mulai maju mau membekap mulu sexy-nya.
"Ternyata Akbar itu sahabat masa kecil gue. Gue taunya juga belum lama ini. Lucu ya, dunia segede ini tapi ada banyak hal yang gak bisa kita duga" akhir Manda disertai kekehan garing.
"Amazing, hidup kita cuma sekali jadi nikmati aja" Fica menepuk pelan bahu Manda.
=================================
Welcome back!!!!
Hampir 2 bulan yekan gak updet. Maapkan author yang sok sibuk ini, mwehehe.
Jangan lupa spam vote sama spam komennya lah. Jangan pelit-pelit say, ntar kuburan lu pada sempit😈 *candaaaa.
Dah dulu bhayyy, ketemu besokkk lageeee. Yoi dah😂
Salam,
Ris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...