Alangkah lebih baiknya bila menekan 'VOTE' dulu sebelum membaca👈
Siap buat tulis komentar terbaiknya??
=================================
Manda berlari sekencang mungkin, jika ia tahu akhirnya seperti ini maka ia tidak akan pernah mau ikut ke rumah Chelsea. Manda sangat kecewa kepada Liam, yang tadi berkata bahwa hanya mencintai Manda, bilang bahwa sudah move on dari Chelsea nyatanya hanyalah omong kosong semata.
Manda tersenyum miris, menelan pahit bahwa tahu dari belakang Liampun tak mengejarnya. Apa cowok itu hanya berpura-pura saja saat mengatakan kata cinta itu?
Saat dekat ditikungan jalan, Manda tak menyadari bahwa dari arah depan ada mobil melaju, mobil itu mengerem mendadak dan hampir menabraknya. Manda terisak dengan jantung berdebar kencang. Pengemudi mobil kemudian turun menghampirinya.
"Maaf," lirih Manda dibarengi isak tangisnya.
"Manda? Lo kenapa?" tanya Akbar kaget. Cowok itu memegang bahu gadis didepannya yang terlihat bergetar.
Manda tidak menjawab ia masih diam dalam tangisnya. Ia kembali merasa rapuh. Di dalam dadanya terasa ada benda yang menghimpit, antara sesak dan menyakitkan.
Tanpa meminta persetujuan dari Manda, Akbar langsung merengkuh gadis rapuh itu dengan sangat erat. Meski Akbar belum tahu apa penyebab Manda menjadi seperti ini. Hatinya ikut sakit kala melihat kondisi gadis yang ia sayangi menatap kosong dengan senyum kembali meredup.
"Lo bisa cerita ke gue. Gue udah bilang, pundak gue selalu tersedia kapanpun lo butuh orang buat sandaran." Akbar berujar tak berhasil membuat tangis Manda mereda.
....
Fica sangat geram saat melihat Liam tidak memperdulikan Manda, malah lebih memilih menghampiri Chelsea yang jelas-jelas sudah ada Alex disampingnya. Kesal dengan sikap Liam yang seolah-olah meremehkan hati Manda, Fica melampiaskan amarahnya pada Vendra. Cowok itu yang sedari tadi diam kini menjadi sasaran samsak banteng betina.
"Bilangin tuh ke temen lo, kalau punya hati ya ditegasin jangan plin-plan gini. Ngakunya sih sayang tapi cuma di mulut doang!" omel Fica.
"Iya." jawab Vendra tanpa minat.
"Lo juga daritadi ngapain cuma 'iya-iya' doang ha??"
"Muke gile, galak amat."
"Gue nggak lagi bercanda. Lo serius dikit bisa nggak sih, kesel gue lama-lama ngomong sama orang idiot kayak lo," Fica dibuat geram jika terus beradu kata dengan cowok itu.
"Eh, si Jaenab. Lo mau gue seriusin juga sok jual mahal. Dasar cewe gensi doang yang digedein!" Vendra mendengus sebal, membalas perkataan Fica.
"Hah?!"
"Cih, sama aja. Bego ternyata," Vendra berkata pelan.
"Gue mau pulang, daripada ngomong sama lo malah bikin gue ikut gila."
'Padahal lo biasanya juga udah mirip orang gila.'
"Yaudah. Mari Nona, pangeran antar pulang,"
"Hoek, pangeran kodok kelakuan buaya." cibir Fica lalu melenggang pergi.
Chelsea sudah mengganti pakaian basahnya, kini ia tengah menyeruput teh panas di tangannya itu. Gadis itu ditemani oleh Alex, Kezia dan juga Liam yang baru saja datang. Chelsea merasa bersalah juga tidak enak pada Manda. Ia tadi tidak sengaja mendengar pertengkaran Liam dengan Manda, hingga gadis itu pergi meninggalkan rumahnya. Satu lagi, kini Chelsea tahu jika Manda adalah kekasih Liam, bukan Akbar. Tapi mengapa Liam seolah menyembunyikan itu darinya?
Alex menenangkan Chelsea yang tadi sempat syok ketika jatuh ke dalam air. Beruntungnya Chelsea dikelilingi banyak orang yang menghawatirkannya.
"Mending Kakak susul Manda aja. Dia pacar Kak Liam kan? Aku paham, pasti Manda sekarang lagi sedih." kata Chelsea kepada Liam.
"Dia udah nyelakain lo," tangkas Liam.
"Emang lo tau dia sengaja apa enggak? Kalau dia emang sengaja lo mikir dong, Manda aja juga nggak bisa berenang masa iya ikutan sengaja nyeburin diri." Alex membuka suara, merasa ikut kesal dengan sikap Liam pada Manda.
"Iya, aku yakin pasti Manda juga nggak sengaja."
"Tapi gue sayang sama lo, gue khawatir, Chel."
"Iya, Chelsea juga sayang sama Kak Liam," jawab Chelsea, tepat menikam hati Alex yang juga ikut mendengar. "Tapi sekarang Chelsea paham, rasa sayang diantara kita hanya sebatas menyayangi antara Kakak dan Adik, begitu kan? Aku tahu kok Kak Liam cinta banget sama Manda. Jangan salah artiin lagi sayang diantara kita Kak," lanjutnya membuat Liam terdiam kaku, lain halnya dengan Alex yang bernafas lega.
"Tap--"
"Please, Manda sekarang lagi butuh, Kakak."
....
Di pinggiran danau, Manda masih membiarkan airmatanya membanjiri pipi. Akbar masih setia di sampingnya, cowok itu terus menenangkan Manda agar mau berhenti menangis. Dibawah lampu temaram, mereka berdua diam menjelajahi hati dan pikiran masing-masing.
"Miris banget ya, sekalinya jatuh cinta, eh, malah disakitin." ujar Manda setelah selesai bercerita.
"Udah, nggak usah sedih. Jangan kan nangis, lo nggak boleh sedih hanya gara-gara dia." Gue nggak rela. - Akbar mengelus rambut Manda sayang. Di dalam hati Akbar, cowok itu tengah menahan amarahnya. Ternyata penyebab Manda begitu tak lain adalah Liam.
Manda tersenyum miris. "Gue hanya mau ngetawain diri gue aja, kenapa bisa dibegoin sama cinta gini,"
"Lo cuma lagi diuji, Man. Gue tau lo pasti sakit banget, tapi gue juga nggak mau lihat keadaan lo yang kayak gini. Gue ngerasa gagal untuk kedua kalinya buat jagain lo,"
"Pasti Liam nggak peduli sama gue. Pasti sekarang mereka lagi ngelanjutin pestanya," ujar Manda kembali menitikan air matanya.
"Ssst! Jangan dipikirin," Akbar meletakkan telunjuknya di depan bibir Manda. "Senyum ya, meski gue tahu saat ini gue juga nggak bisa jadi alasan buat lo tersenyum." pinta cowok itu.
Manda menarik kedua sudut bibirnya, lalu menubrukkan tubuhnya ke dada bidang Akbar. Gadis itu memeluk Akbar, berperang di dalam hatinya untuk menangkis rasa perih yang terus menjalar ketika ingat kejadian tadi.
"Makasih, Ova." Akbar membalas pelukan Manda, cowok itu mengangguk. Tanganya mengepal, ingin sekali memberi pelajaran untuk Liam.
'Dulu lo udah gue peringatin untuk jangan sesekali menyakiti cewek yang gue sayang, tapi kini lo malah buat dia terluka hingga hancur. Tugas gue adalah merebut dari lo untuk membahagiakannya.'
____________________________________________
Tbc,
Gimana sama part ini?
Ayo, ramein kolom komentarnya yak☺️
Yang belum vote, wajib banget buat vote🥺Spam komentar buat lanjut part selnjutnya❤
SPAM NEXT 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...