Happy 20k readers!!! Terhuraaaa gak ada bayangan bisa tembus sampe 20k. Menurut aku itu udah banyak banget lhooo, makasih buat dukungan dari kalian semua wohoooo🥳
Tetep support cerita ini ya guys. Ayo ramein dong part ini. Beri pendapat kalian. Itung-itung bikin seneng author hehe.
Happy Reading.
Dari tadi Manda bingung mengapa Akbar malah membawanya kerumah sakit. Memangnya siapa yang sakit?
Manda terus berkicau, namun Akbar tak kunjung memberitahunya. Manda terus mensejajarkan langkah nya dengan langkah besar milik Akbar.
Ruangan VIP.
Setelah sampai dan membaca ruangan tersebut, Manda semakin penasaran siapa yang sakit didalam sana.
Akbar mencekal knop pintu berwarna putih didepannya. Dengan hitungan detik pintu itu telah berhasil terbuka.
Akbar memejamkan mata. Sedangkan Amanda tubuhnya merasa berubah jadi batu. Sulit digerakkan. Untuk bernafas pun, terasa lebih lemah.
"Akbar," Gadis yang tengah terbaring diatas brangkar khusus rumah sakit itu menyapa dengan senyum.
Liam tidak tahu jika ada Akbar dan Manda didepan pintu, karena saat ini posisinya membelakangi pintu.
"Ma-Manda?" Liam tidak bisa untuk tidak terkejut dengan kehadiran Manda.
Akbar menarik tubuh Manda mendekat, walau tidak ada niat dari sang empu untuk bergerak.
"Kabar baik buat kita semua. Setelah beberapa waktu akhirnya bisa siuman lagi. Cepet sembuh ya." Akbar mengacak pelan rambut Chelsea. Sontak membuat Liam menatap tajam kearahnya.
"Iya, makasih Bar. Itu siapa? Pacar kamu ya? Wah,"
"Eum. Ini Amanda, Nda ini Chelsea." Chelsea mengulurkan tangannya dengan hangat.
"Chelsea."
"Amanda."
Sedangkan Liam? Kini jantungnya tengah berdegub sangat kencang. Tidak. Situasi seperti ini sangat mendadak.
"Maaf aku ketoilet dulu" ucap Manda lalu keluar meninggalkan ruangan itu.
"Oh ya, kamu mau buah pir kan? Bentar ya." Chelsea mengangguk. Liam menyusul Manda keluar.
....
Vendra yang tadi berjalan dari kantin rumah sakit tidak sengaja berpapasan dengan Amanda yang berjalan dengan tidak semangat. Niat ingin menghampiri Manda ia urungkan, saat dibelakang sana terlihat Liam dengan raut wajah yang tidak bisa Vendra artikan.
Vendra bergegas memasuki ruang tawat Chelsea. Rupanya sudah dijaga oleh Akbar.
"Itu Liam mau kemana?" Tanya Vendra membuat Chelsea dan Akbar menoleh.
"Beli buah pir" jawab Chelsea.
"Oh. Sama Man- hmpt." Dengan cepat Akbar membekap mulut Vendra.
Vendra menggeram marah.
"APAAN SIH?! TANGAN LO BAU ANJAY."
"JIGONG LO YANG BAU, KADAL."
....
Manda duduk kursi yang ada dilorong rumah sakit. Hatinya sedikit kecewa. Mengapa Liam tidak memberitahunya jika berada disini? Mengapa Liam tega membiarkan dirinya menunggu lama hingga sekolah sudah terlihat sepi? Lalu siapa Chelsea? Seberapa pentingkah gadis itu bagi Liam? Mengapa hatinya sangat sakit melihat keabkraban diantara mereka tadi? Tadi yang ia lihat bukanlah sosok Liam yang selama ini ia kenal.
Tadi Liam terlihat sebagai cowok penuh kasih sayang.
Manda sedikit mendongak saat ada suara deheman kecil disampingnya.
"Maaf."
"Buat apa? Hm?"
"Aku tau, kamu pasti marah sama aku. Aku gak bermaksud kek gitu Man. Aku terlalu bahagia waktu dapet kabar dari Vendra kalo Chelsea udah siuman."
"Segitu pentingnya ya? Sampe lupa mau pulang bareng." Manda berusaha terlihat baik-baik saja.
"Kamu ngerti ga sih? Dia sahabat ku Man. Sahabat dari dulu. Udah berbulan-bulan dia koma."
Gue ngerti Li, dia lebih berharga daripada gue. Gue cuma orang baru yang tidak sengaja masuk dalam lingkar hidup lo.
"Kenapa bareng Akbar? Harus banget sama dia?" Tanya Liam dengan nada tidak suka.
"Dia kan SAHABAT aku." Ketus Manda.
Liam mengangguk mengerti. "Jangan terlalu deket. Hati aku sakit." Ucap Liam pada Manda.
Liam menarik Manda kedalam pelukannya. Manda tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi. Dia hanya diam sambil menahan agar air matanya tidak tumpah.
"Maaf. Tadi ponsel aku mati. Aku nggak sempet ngabarin kamu. Maaf, bikin kamu nunggu lama, sayang." Liam menangkup kedua pipi Manda dengan rasa bersalah.
"Iya nggakpapa."
"Gimana kalo nanti, kita mampir ke kedai milkshake. Kamu mau kan?"
"Yaudah iya."
"Senyum dong. Jelek tauk."
"Cari yang cantik. Gitu aja ribet."
"Masih marah ya?" Tanya Liam dengan sendu.
"Enggak. Perasaan kamu aja tuh."
"Yaudah senyum dulu dong" Manda menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman indah.
....
Didalam ruangan rawat Chelsea semua tampak bahagia. Mereka tertawa bersama menertawai hal-hal kecil yang menurut mereka konyol. Apalagi ditambah kelakuan Vendra yang sangat tak berkelas.
Manda sibuk mengupas buah pir, sedangkan Akbar duduk disebelah Liam. Namun keduanya tampak seperti sedang perang dingin
"Alex mana ya? Kok belum ada jenguk?"
Vendra, Liam dan Akbar otomatis menatap lurus pada Chelsea. Mengapa mereka melupakan jika Chelsea dan Alex juga dekat. Tidak mungkin jika Chelsea akan melupakan kehadiran Alex.
Liam mengangkat kedua bahunya acuh.
"Nggak tau." Sahut Akbar.
Manda memilih diam karena tidak paham dengan yang mereka bahas.
Chelsea menghembuskan napas sedikit kecewa. Itu tertera jelas dari perubahan wajahnya.
"Manda cantik. Baik pula. Cocok sama Akbar." Ujar Chelsea mencairkan suasana. Membuat tangan Manda terhenti memberikan sepotong buah pir pada Chelsea.
Uhukkkk.
=====
Next? Vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...