Manda mendesis ketika melihat Liam yang sedang bersandar ditembok. Apalagi ini? Tadi dia dihadang oleh tiga setan lalu sekarang es berjalan. Ini gila.
"Mau apa lo?"
"Emangnya mau apa?" Liam mengangkat sebelah alisnya dan melipat kedua tangannya didada.
"Ish," Saat Manda ingin berlalu Liam dengan cepat meraih tangan Manda.
"Lo gakpapa kan?"
"Nggak. Lepasin" Manda masih berusaha melepas cekalan tangan Liam.
"Dagu lo kenapa? Memar gitu" Liam menarik dagu Manda lalu menatap tajam mata coklat terang milik Manda.
"Bukan urusan lo" Manda memalingkan wajahnya.
"Lo gue tungguin lama banget, malah enak-enaknya pacaran disini ya" sembur Fica saat menemukan Manda dan Liam asik berduaan.
Manda langsung menjitak kening Fica dengan kasar," Gue nggak sudi ya pacaran sama dia" Ucap Manda sambil menunjuk kewajah Liam.
"Dih dikira gue nggak jijik sama lo yang kayak kucing garong"
"Inget. Gue benci lo!"
"Gue lebih" ujarnya enteng.
...
Ketika Fica mengetahui dagu Manda yang memar, dirinya dengan tega menyeret Manda ke UKS. Sambil membersihkan luka didagu Manda, Fica tak berhenti mengoceh sesekali mengumpat.
"Wah, kurang ajar ya. Dasar kakak kelas cabe, enyah lah kalian" Fica melotot sehabis mendengar cerita Manda.
"Hmm.."
"Tapi lo keren, coba aja kalo anak lain pasti mereka bakal diem dengan bullyannya mereka" Manda mengangguk mengiyakan saja.
"Kita bawa ke bk aja gimana?" Fica langsung berdiri dari bangkar UKS.
"Nggak"
"Ish,, ini tuh tindak pembullyan"
"Ya, biarin" Fica menepok jidatnya. Ia lupa jika temannya ini sangat keras kepala. Akhirnya ia hanya mengangguk nyerah saja.
"Balik ke kelas sana" Manda mendorong pelan tubuh Fica.
"Lo gimana?"
"Ijinin. Gue mau tidur dulu"
"Dasar dugong" umpat Fica dengan raut wajah kesal.
"Hus..hus.." Manda menghempas-hempaskan tangannya mengusir Fica.
Plakkk..
"Adaww" Manda memegangi pantatnya yang terasa perih seabis dipukul oleh temannya.
"Bahaha...rasain!" Fica langsung melarikan diri sebelum kena amukan Manda galak.
Fica berlari sambil tertawa terpingkal-pingkal sehingga dirinya tidak sadar jika didepannya terdapat seseorang yang sedang berjalan.
3 detik kemudian Fica merasa tubunya menabrak sesuatu lalu terhuyung kelantai. Dirinya yang terlambat menyadari berakibat tidak bisa menyeimbangkan badan.
"Duh, gilak nih lantai kasar amat. Nggak pernah dipel apa?" Makinya entah pada siapa.
Sebuah uluran tangan mengahadap kearah Fica. Fica pun mendongak melihat siapa pemilik tangan itu.
"Kak Dhani? Duh maaf ya kak. Fica nggak sengaja. Suer tekewer-kewer deh" Fica menangkupkan kedua tangannya setelah menerima uluran tangan Dhani dan berdiri.
"Iya gapapa. Lain kali liat jalan. Tapi kamu gapapa kan?"
"Cuma pantat doang yang masih agak panas. Tapi gapapa oke kok" jelas Fica yang malah membuat Dhani ingin tertawa.
"Kalo gitu aku duluan ya kak" Fica segera beranjak menuju kekelasnya dan meminta surat ijin untuk Manda.
Setelah melangkah beberapa langkah, Dhani menepok jidatnya. Ia lupa bahwa hp-nya tertinggal diruang OSIS. Ia berbalik menuju ruang OSIS. Saat melewati UKS matanya tak sengaja melihat kedalam ruang UKS.
Matanya menemukan seoang gadis yang ia kenal sedang berbaring diatas kasur. Dhani mendekat kearah pintu. Dilihatnya wajah Manda yang ditutupi tangan dari dekat pintu.
'Loh, Manda kenapa? Dia sakit? Yaudah deh, pas istirahat aja lah gue kesini. Kalo sekarang dia lagi tidur kasihan'
Dhani langsung kembali berjalan menuju tujuan awalnya. Setelah mengambil hp ia segera pergi kekelasnya untuk mengikuti pelajaran.
...
"Dhan, nanti gue numpang balik bareng lo ya? Gue gaada yang jemput soalnya" Mikha ~teman sekelas~ meminta pada Dhani karena rumah Dhani lah yang searah dan begitu dekat dengannya. Jadi ya mereka tetanggaan.
"Sorry gue sibuk"
"Terus gue pulang sama siapa?"
"Ojek kan ada"
"Kok lo jadi berubah sih? Dulu lo nggak kayak gini loh" protes Mikha mengenai perubahan sikap Dhani belakangan ini.
"Perasaan lo aja kali" jawab Dhani lalu berjalan menuju kantin.
Mikha hanya bisa tersenyum miris melihat bagaimana Dhani yang mulai mengabaikannya. Benar kata orang, hubungan tanpa status itu jauh lebih menyakitkan. Lagipula mungkin hanya Mikha yang memiliki harapan lebih pada Dhani sedangkan Dhani tidak sama sekali.
....
"Chel, andai waktu itu lo mau gue jemput pasti jadinya gak akan kayak gini" Alex mengelus sayang rambut coklat kehitaman milik Chelsea.
"Seharusnya gue nemenin lo sampe simonyet itu dateng, tapi gue bego. Gue ngebiarin lo nungguin lo sendirian disana. Maafin gue ya, gue sayang lo"
Alex tahu jika hari ini jadwal Liam sangat padat jadi ia bisa leluasa menjenguk Chelsea. Digenggamnya jari lentik gadis itu, seperti tidak rela melihat keadaan gadis yang selama ini ia sayang terbaring lemah begitu lama.
Alex tanpa henti berbicara pada Chelsea walaupun dari sekian banyak ucapan tidak terjawabkan. Ia sudah bahagia bisa berlama-lama dengan gadis yang selalu ia rindukan itu.
Alex mengambil es coklat yang ia beli tadi sebelum kerumah sakit.
"Lo inget? Dulu gue paling anti sama yang namanya coklat, menurut gue coklat itu rasanya eneg. Tapi berkat lo gue merubah cara rasa gue ke coklat yang tadinya nggak suka sakarang jadi candu" Alex menyesap es coklat yang diluar cup-nya sudah banyak embun.
"Coklat manis. Tapi lebih manisan lo" ucapnya sambil tersenyum lebar mengarah ke Chelsea.
------------------------------------------------------------
Suka updetan yang panjang ato pendek partnya?Gimana nih, makin penasaran sama kelanjutannya kisah LiaManda nggak? Ditunggu respondnya man teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...