COLD BOY-47

935 79 43
                                    

Lebih baik Vote dulu sebelum baca👈

=======.

Malam ini, hawa terlalu dingin untuk gadis bernetra hitam tersebut. Kulitnya seperti sedang ditusuk banyak duri angin. Rahangnya sedikit bergesekan merasa kedinginan. Entah apa yang sedang ia lakukan itu, namun gadis itu terlihat sendirian dipinggir jalan.

Manda menendang pelan bebatuan yang ia temui disepanjang jalan. Bibirnya terus mendumel karena kesialannya hari ini. Sudah tidak membawa jaket, sekarang ponselnya pun mati.

Manda mendengar suara motor berhenti dibelakangnya. Gadis itu merasa was-was, takut bila itu ternyata penculik. Manda menggigit bibir bawahnya--menyadari bahwa jalan itu lumayan sepi. Tanpa pikir panjang, ia segera mempercepat langkahnya. Tetapi, belum jauh ia melangkah, tangannya sudah dicekal oleh seseorang. Gadis itu terkejut, kemudian membalikkan badan.

HAAAP!

Jantung itu berdebar kencang kala tak sengaja bertabrakan dengan dada bidang milik seseorang. Aroma parfum yang begitu familiar diindra penciumannya. Wangi khas Liam, sepintas pemikiran Manda. Gadis itu ingin mengurai pelukan, namun tak kunjung dilepaskan.

"Le... Lepas," sentak Manda. Pelukan sepersekian detik itu melonggar, membuka kesempatan Manda untuk menjauh lebih sedikit. Menyeka air mata yang sudah menggenang dipelupuk mata.

"I miss you," suara serak itu terdengar sendu.

"...."

"Kamu ngapain malem-malem sendirian? Bahaya!" Liam berkata mengingatkan.

"Not your business!" jawab Manda sinis.

"Jelas itu urusan aku. Kamu itu pacar aku, Manda. Aku sayang kamu,"

"Kata sayang itukan yang sering kamu ucapin ke aku dan Chelsea." gadis itu berucap dengan tubuh bergetar,"Apa malah sekarang ada Kezia juga? Brengsek lo, Kak!"

"Aku minta maaf, kemarin emang salah aku. Tapi please, maafin aku. Soal Kezia kamu jangan salah paham, dia cewek gak waras." nada Liam berubah jadi dingin saat menyebut nama Kezia.

"Terserah mau ngomong apa, aku capek ribut sama kamu."

"Man, percaya sama aku. Dengerin aku, jujur dulu emang aku belum sepenuhnya suka sama kamu, tapi dari awal aku emang udah tertarik sama kamu. Aku nggak berniat mempermainkan perasaan kamu."

"Tapi nyatanya kamu juga mainin aku kan?" jawab Manda meninggikan suara.

"Sorry," ucap Liam kesekian kali, namun gadis itu masih enggan memaafkan.

"Mau pulang? Aku anterin."

"Nggak perlu." tukas Manda cepat.

"Aku nggak nerima penolakan,"

"Hmmm," gumam Manda.

Liam melepas jaketnya, lalu tanpa meminta persetujuan Manda, pria itu memakaikan jaket tersebut ketubuh gadisnya. Liam peka bahwa sedari tadi Manda merasa kedinginan, ia peduli dan tidak mau bila kekasihnya itu jatuh sakit.

Liam hendak menggandeng tangan Manda, tapi dengan cepat ditangkas oleh gadis itu. Liam terhenyak, menyadari bahwa kesalahannya sungguh sulit dimaafkan dengan mudah. Hatinya ikut sakit, saat tau Manda terus menangis karena ulahnya. Kini dia sadar, bahwa hanya Mandalah yang mampu membuatnya seperti ini, mencintai juga memberi sakit.

"Pegangan. Jangan nolak." Liam meraih tangan Manda, lalu melingkarkan pada pinggangnya. Manda yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa kembali meneteskan buliran bening. Rasa sesak itu hadir, mencoba bertarung dengan rasa cintanya.

Cold Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang