COLD BOY-42

942 67 30
                                    

Manda melirik sekilas pada jam dinding di kamarnya. Meski ada sedikit rasa malas, Manda tetap beranjak dari kasur empuknya. Gadis itu mengerang kecil kala moodnya terasa naik-turun. Dari pintu kamar mandi keluar Fica dengan setelan kaus dan juga hotpansnya. Tubuhnya meliuk-liuk berjoget dengan handuk masih menempel di kepalanya.

Fica melihat Manda dengan aura malasnya berhenti berjoget. Gadis itu masih tampak kucel karena belum mandi. Manda terlihat seperti zombie yang tak memiliki gairah hidup.

"Sana gih, mandi, biar gak kayak orang males idup." suruh Fica melemparkan handuk milik Manda yang terlipat diatas kasur.

Manda mencibir. "Kayak semangat aja, Lo,"

"Jelaaas... Gue mah selalu happy everytime, everywhere, dan every-every lainnya,"

"Emang gimana cara lo biar selalu happy gitu?"

"Gampang sih, caranya bikin aja hati selalu bahagia. Udah banyak testimoninya juga,"

"Contohnya, Elo?"

"Bukan, tapi orang gila. Hehe,"

"Lo tuh, gila."

....

Lebih dari setengah jam Manda berada di kamar mandi. Hal itu tentu membuat Fica berdecak kesal, Manda pikir ia siapa berani-beraninya membuat Fica menunggu bak penangih utang namun sang pengutang tak mau keluar membuka pintu.

"Tuan puteri sudah selesai mandinya? Gimana? Seger poll?" ucap Fica sambil bergaya seperti dayang kerajaan namun bernada sinis.

"Cih,"

"Bener-bener ngeselin lo, Man."

"Uluh, uluh. Si pelicin baju kalau marah gemes ya!"

Manda segera berdandan agar temannya itu berhenti ngoceh. Kupingnya sudah panas mendengar kicauan milik gadis itu. Namun, setidaknya Manda juga bersyukur karena kehadiran Fica ia tak merasa bosan dan kesepian saat kakaknya tak berada dirumah.

Mereka berdua memutuskan untuk girls time, mengambil waktu untuk hiburan berdua. Manda sudah menghubungi kakaknya meminta ijin dan Dinda mengijinkan. Tak lupa Manda juga memberi kabar untuk Liam, jika tau Manda pergi tanpa memberi kabar pasti cowok itu akan marah-marah. Awalnya Liam hendak menyusul namun Manda berdalih bahwa ia dan Fica akan menikmati girls time dan Liam tidak boleh mengganggunya.

Sesampainya di mall mereka berdua langsung menuju ke bioskop sebab Fica sedari tadi sudah merengek layaknya anak kecil karena ingin sesuatu. Manda menunggui Fica yang sedang mengantre tiket, ia berdiri sambil bersenandung kecil.

Keduanya memasuki bioskop dengan pilihan film komedi-romance. Fica maupun Manda mendengus kecil kala mendapat kursi paling atas dekat dengan pojokan. Manda memilih kursi keempat sedangkan Fica sebal sebab ia duduk persis bersebelahan dengan dua kursi disamping kanannya. Pintu teater tertutup, lampu dalam ruangan juga sudah dimatikan, menjadikan ruang gelap hanya diisi oleh cahaya dari layar depan.

Manda menatap lurus kedepan, sedangkan Fica dalam hatinya gelisah, rasanya gadis itu ingin segera kabur dari kursi laknat itu. Ia sudah tidak tahan mendengar lenguhan maupun desahan dua orang disampingnya meski samar-samar.

Fica berdiri, membuat Manda dan dua orang yang sedang berkegiatan tadi menoleh kaget. Fica menarik lengan Manda agar ikut keluar bersamanya.

"Lo kebelet beser apa gimana?"

"Gu... Gue jijik banget sumpah," ujar Fica ngos-ngosan. Dahinya dibanjiri banyak keringat. Gadis itu lalu jongkok didepan pintu toilet. Bayangan akan menonton film dan baper lenyap seketika.

Cold Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang