Mana suara readers setianya CB?
Masih mau nunggu cerita CB ini sampai tamat?
Komen sebanyak-banyaknya ya guys!🤗
__
"Manda, gue pulang dulu ya, dadaaah." Fica melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil.
Manda memasang tampang merengut, senang sekaligus tidak suka melihat mobil Fica perlahan menjauh meninggalkan pekarangan rumahnya. Gadis itu menghela napas panjang lalu balik badan masuk ke dalam rumah yang nampak sepi.
Meski Fica adalah gadis yang sangat cerewet berbanding terbalik dengan dirinya, namun Manda merasa terhibur oleh celotehan gadis itu. Suasanya rumah Manda tadi ramai ketika ada Fica kini berubah menjadi sepi. Manda benar-benar kembali merasa kesepian.
....
From : Liam☺️
Dandan yg cantik ya, syg.AmandaShal.
Hm, iyaFrom: Liam☺️
Nanti aku jmpt jam 5AmandaShal
OkeMood Manda memang kerap labil, gadis itu menjawab pesan Liam tanpa antusias. Huh, Manda yakin pasti nanti disana dirinyalah yang hanya merasa kikuk sebab orang baru sendirian. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya, memandang jauh langit biru dan menyelami pikirannya.
Liam Pradit Hanggara, cowok itu selalu sukses mencampuradukkan perasaannya. Manda tersenyum manis kala mengingat-ingat kejadian dimana dulu ia masih bermusuhan dengan Liam. Lalu beralih mengingat betapa malunya ia saat sudah mencintai Liam namun masih gensi untuk memperlihatkan, sampai saat itu Liam mengajak Manda untuk pertama kalinya pergi berdua di tempat yang belum pernah Manda bayangkan.
Baru tahap pertama, belum merasakan senangnya menjalin kasih. Masalah-masalah baru terus bermunculan. Dibully, rahasia Akbar yang selama ini juga menyukainya, lalu ada Chelsea, cewek itu seolah-olah memang dibangunkan ketika Manda sedang ingin bahagia bersama Liam.
Manda selalu bermimpi untuk bisa hidup di dalam novel, yang mana ia menjadi tokoh utama. Hidup bahagia, orang tua lengkap, jalan percintaannya semulus jalan tol, dan semua yang serba sempurna seperti yang kerap ia baca dicerita fiksi.
Terkadang dalam hati, Manda juga sering memaki Chelsea. Bukanya munafik, Manda sebagai perempuan juga cemburu ketika tahu bahwa pacarnya sering berduaan dengan cewek lain. Apalagi Chelsea dan Liam dulu sempat saling suka meski tak diutarakan. Hati Manda hancur, namun ia tetap berusaha merebut hati Liam sepenuhnya, sebab Manda tahu dimata Liam ada peluang untuk dirinya.
Drttt,
Ponsel Manda bergetar membuat si pemilik terperanjat kaget. Manda mengernyit kala melihat nama si penelpon. Jari lentiknya segera menggeser tombol hijau ke atas.
"Halo, ada yang ketinggal?" tanya Manda tanpa basa-basi.
Diseberang sana, Fica menampilkan wajah cemberut meski tahu Manda tidak akan dapat melihatnya. "Man, sumpah ya gue seneng banget. Ga nyangka banget huaaaa,"
"Ada apa emang?" Manda sedikit menjauhkan ponsel itu ketika suara Fica memenuhi sinyal telepon. Tidak ingin budeg di usia muda.
"Cie kepo, cieee. Pokoknya uwu banget sih, nanti lo pasti kaget."
"Ya lo niat nggak sih ngasih taunya," dumel Manda mulai kesal.
"Enggak, cuma mau bikin lo penasaran sih, hehe. See you!" seketika sambungan diputuskan dengan sepihak. Manda meremas ponselnya gemas, ingin sekali mencekik Fica bila tak sadar bahwa gadis itu adalah sahabatnya.
"Allahu..."
....
Sengaja Manda menggerai rambutnya agar terlihat lebih feminim, tidak dibikin aneh-aneh sebab Manda juga kurang paham tentang fashion, gadis itu hanya berdandan sebisanya saja. Rambutnya ia pasang dua buah jepitan mungil warna biru, sesekali gadis itu mencoba merapikan rambutnya agar selalu tertata rapi. Wajahnya hanya ia poles sedemikian rupa, lip gloss, bedak, dan maskara. Manda merasa puas ketika melihat hasil riasan amatirnya.
Manda membuka ponsel melihat bahwa Liam sudah on the way sejak 15 menit yang lalu. Manda langsung keluar dari kamar, pasti sebentar lagi Liam akan sampai. Benar, Liam sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Manda tersipu malu kala cowok itu tengah menatap dirinya tanpa berkedip.
"Baru mau aku ketuk," ujar Liam sambil menurunkan tangan yang tadi sempat mengambang diudara.
"Kalah cepat tandanya." sahut Manda cepat.
"Tapi gak kalah cepat buat dapetin kamu," sanggah Liam membuat Manda terdiam. Ah, ia lupa bahwa dulu saja ia sering kalah bila berdebat dengan cowok dihadapannya itu.
"Luarnya aja dingin, kalem. Eh, dalemnya sama aja kek fuckboy kang gombal,"
Liam terkekeh geli saat mendengar cibiran Manda. Tanpa gadis itu sadari, ia juga seperti itu luar aja judes, ketus tapi dalemnya gak kalah bucin.
"Cinta kan bisa ngrubah orang jadi berbanding terbalik dengan sifat biasanya." ujar Liam sambil tertawa. "Mahal loh senyumku. Apalagi kalau ketawa,"
"Idih, songong."
Sesampainya di rumah Chelsea, Manda terus menarik ujung baju Liam. Sedari tadi gadis itu merengak ingin pulang, merasa malu karena belum terlalu mengenal Chelsea. Terlebih Manda juga merasa agak gimana mengenai Chelsea yang belum tahu bahwa sebenarnya Liam itu pacarnya, bukan Akbar.
"Nggak takut, dia ngejauh dari kamu gara-gara tahu kita pacaran?"
Liam menggeleng pelan, tangannya meraih tangan Manda untuk digenggam. "Aku cinta kamu."
__________________________________________
TbcMau tau kelanjutannya?
Spam next yaa☺️
Jangan lupa yang belum Vote, ayo buruan Vote❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...