Happy Reading
....
"Hidup itu jangan terlalu mikirin omongan orang lain. Biarin mereka ngomongin kejelekan kita, yang penting kita hidup bukan untuk mereka" Amanda Shalshabilla
"Kak, Manda berangkat dulu ya?" ucap Manda sambil menyalami kakaknya.
"Gak sarapan dulu dek?" tanya Adinda.
"Gak keburu kak, takut telat," jawab Manda berlarian.
Setelah sampai disekolah, banyak siswa yang menatap sinis Manda. Manda hanya bersikap sebodo amat pada mereka.
"Awas, cabe lewat," seru seorang perempuan berkulit sawo matang.
"Eh, iya tuh. Ewhh" timpal sampingnya. Manda hanya bisa menyumpah serapah i mereka dalam hati.
Manda mendengus sebal, kenapa koridor sekolah terasa lebih panjang dari biasanya. Sial makin banyak aja yang jadi haters gue. Padahal baru 3 bulan gue sekolah disini. Awas aja tuh cowok sialan. Batin Manda.
Dengan langkah seribu Manda berjalan menuju kelasnya.
Brakkk.... Suara hantaman tas yang mendarat diatas meja.
Fica terkejut mendengarnya. Ia langsung memandang sebal kearah Manda. Tetapi, Manda lebih menampakkan wajah kesalnya. Fica menjadi takut bila memarahi Manda pada waktu yang tidak tepat. Bisa-bisa wajah Fica hancur gara-gara cakaran maut Manda.
"Sial- sial. Emang sialan tuh cowok," kesal Manda. Sedangkan Fica hanya mengerutkan dahinya tak mengerti.
"Apaan sih Man? Baru dateng kok kayak gitu," tanya Fica.
"Bodo ah. Intinya gue kesel Fic," kata Manda.
"Ya kesel kenapa elah?" tanya Fica lagi.
"Gara-gara tuh kakel sok keren yang nyebelin gue jadi banyak hatersnya tauk," ucap Manda dengan berapi-api.
"Kakel sok keren? Kak Liam maksut lo?" tanya Fica sesaat.
"Iyalah! Siapa lagi kalo bukan dia," ketus Manda.
....
Bel pulang sudah berbunyi. Manda dan Fica mulai mengemasi buku-buku mereka. Mereka juga akan pulang lebih lama karena mendapat giliran piket kelas.
"Man, nanti jadi kan?" tanya Fica memastikan.
Manda langsung menoleh kearah Fica dan mengangguk semangat. Mereka berdua segera menyelesaikan tugas, agar cepat pulang.
Benar saja tak sampai 10 menit, tugas mereka sudah kelar. Mereka lalu berjalan meninggalkan kelas yang sudah sepi tanpa penghuni.
Untuk menghilangkan keheningan Fica membuka suara terlebih dahulu. Fica tak sengaja melihat Ketos SMA Nusa Bangsa berjalan kesusahan karena membawa banyak kertas.
"Eh, eh, itukan Kak Dhani kan?" tunjuk Fica.
"Nggak tau" jawab Manda.
"Ih, bantuin yuk. Kasihan Kak Dhani nya" ajak Fica. Tanpa persetujuan Manda, Fica langsung menarik tangannya.
"Hai kak Dhani" sapa Fica. Sedangkan Manda hanya tersenyum tipis.
"Hai, siapa ya?" tanya Dhani
"Saya Fica, ini temen saya Manda namanya kak" kata Fica. Dasar gak tau malu apa? Batin Manda.
"Ohh...ada perlu apa ya?" Manda kembali membatin, sok banget sih ni ketos.
"Itu, em, kita boleh gak bantuin bawa kertasnya?" kata Fica gugup. Manda langsung membulatkan matanya, apa? kita? Gue ogah kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...