SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS.
Di dalam ruang kelas 11 IPA 1 suasana begitu hening. Ulangan Kimia tengah berlangsung sejak dua jam mata pelajaran yang lalu. Semua siswa tampak sedang berpikir, semuanya merasa kesal sebab baru awal masuk sudah disuguhi ulangan dadakan. Kata Bu Erika untuk mengetes pengetahuan muridnya sebelum memasuki materi.
Bel pergantian jam berbunyi, mereka mengembuskan napas lega. Setidaknya Bu Erika tidak memberi banyak soal. Selang beberapa menit, walikelas 11 IPA 1 masuk ke dalam ruangan.
"Pagi anak-anak,"
"Pagi, Buuuuu."
"Loh, Bu, sekarang kan nggak ada pelajaran bahasa Inggris," tanya Tia mewakilkan teman sekelasnya.
"Memang, saya hanya mau waktu kalian sebentar buat ngumpulin rapor." jawab Bu Nana membuat Tia ber-oh ria.
"Sekarang, kalian maju satu-satu taruh rapor kalian diatas meja ini," perintah Bu Nana menunjuk ke arah meja guru.
Setelah kurang lebih lima menit, Bu Nana menghitung rapor tersebut. Jarinya bergerak naik turun pada tumpukan rapor.
"Masih kurang satu?" tanya Bu Nana bermonolog.
"Maaf, Bu. Saya lupa bawa." ujar Manda menatap guru wanita tersebut.
"Besok jangan lupa dibawa. Sekarang kamu bantuin saya naruh rapor ini di ruang guru." kata Bu Nana lalu meninggalkan ruang kelas.
Manda meringis pelan. Mau tidak mau gadis itu beranjak dari tempat duduknya.
"Semangat, nanti gue jajanin permen kaki," ledek Fica.
"Gue timpuk pake rapor, tau rasa lo." Manda mendengus.
Manda berjalan dengan membawa setumpuk rapor dikedua tangannya. Lumayan berat, hingga gadis itu kesusahan untuk berjalan. Manda menoleh saat tiba-tiba Chelsea berjalan disampingnya.
"Mau aku bantuin?" tawar gadis itu.
"Nggak deh, makasih." tolak Manda halus.
"Nggak papa, aku juga mau ke ruang guru kok,"
Manda mengerutkan dahi. "Disuruh sama Bu Nana tadi, kamu gak denger ya," jawab Chelsea diakhiri kekehan kecil.
Sedangkan Manda hanya menganggukkan kepala saja. Lorong setiap kelas memang sepi, sebab kegiatan belajar masih berlangsung. Keduanya berjalan bersampingan, dengan rasa canggung.
"Chel, lo beneran nggak suka Liam?" Manda berhenti tiba-tiba membuat gadis disampingnya pun juga ikut menghentikan langkah.
"Iya," Chelsea menjawab tanpa ragu.
"Sedikitpun?" sahut Manda memastikan. Chelsea mengangguk mantap sebagai jawaban.
Manda merasa sedikit lebih lega. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Saat melewati lapangan, keduanya saling bercakap. Manda yang berjalan disebelah kiripun tampak sesekali berhenti karena rapor akan jatuh.
"AWAAAAS!" teriak semua anak cowok dari lapangan. Chelsea yang sedang menundukpun langsung kaget, sedangkan Manda gadis itu tetap berdiri diposisinya.
BRUKKKK!
___________________________________________
Tbc,Spam Komen / Next buat part selanjutnya🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...