"Wuih, kapan lo balik? Kok tau tau udak bonyok gini?" Alex memaksakan senyum setelah ber-high five dengan teman setongkrongannya.
"Gimana di Surabaya, betah nggak?" tanya salah satu dari mereka.
"Dibetah-betahin aja" Alex menjawabnya dengan santai.
"Pesenin gue es jeruk satu sama mi rebus pake telor 2 dong. Jangan lupa kuahnya dibanyakin" perintah Alex seenak jidatnya.
"Yeu, si ogeb. Lo kira kita babu lo apa? Baru balik udah songong aja lu" seru pria bernama Agas.
Alex membuka lockscreen dihandphonenya. Disana terpampang jelas foto ayu Chelsea yang sedang berpose ala candid. Sudah beberapa bulan ia meninggalkan Jakarta dan memilih pulang kerumah ibunya yang di Surabaya. Bukan bermaksud sudah tidak peduli dengan keadaan Chelsea, bahkan Alex selalu memantau keadaan Chelsea setiap saat dari jauh. Ia lebih memilih di Surabaya karena ingin menenangkan pikirannya, karena saat bertemu dengan Liam maka emosinya akan cepat merambat.
....
"Bar, Liam mana?" Vendra memasuki kelas lalu meletakkan tasnya dibangku belakang Akbar.
"Belum datang" Akbar menyahuti Vendra lalu fokus pada hpnya lagi
"Oh, ya kok Alex tiba-tiba nongol lagi? Kayak curut pula" Vendra bertanya
"Entahlah. Mau selesain masalah mungkin"
"Apanya yang mau diselesain kalo tiap ketemu aja berantem?"
"Liat aja nanti" Vendra pun mengendikkan bahunya setelah Akbar berkata.
Tak lama kemudian Liam muncul diambang pintu dengan seragam yang sudah acak acakan lalu sudut bibir yang robek sedikit.
"Lah, muka lo napa? Abis ditonjok siapa?" Beo Vendra saat Liam mendudukan bokongnya dikursi.
"Biar gue tebak, lo ketemu Alex kan?" Liam menoleh saat mendengar tebakan Akbar yang tepat sasaran.
"Kapan kelarnya sih? Li, mending lo coba dengerin penjelasan dia dulu" saran dari Vendra.
"Brisik." Liam berjalan meninggalkan kelas.
Sebenarnya Liam akan pergi kekantin karena haus. Ia berjalan menyurusi koridor yang terasa sangat panjang dari biasanya. Liam hanya memasang wajah sedatar-datarnya walaupun disepanjang koridor banyak cewek yang berteriak saat ia lewat.
Saat hampir tiba dikantin, Liam tak sengaja berpapasan dengan Manda yang terlihat masih menggendong tas berwarna biru laut itu.
Saat Manda melewati Liam, dengan segera Liam mencekal tangan kanan Manda. Yang dicekal pun menoleh terkejut.
"Heh, apa lo?!" Teriak Manda saat tangannya merasa dicekal
"Ikut gue" kata Liam dengab wajah datar
"Ha??"
"Makanya kalo orang ngomong, earphonenya dilepas dulu, bego"
"Apa sih? Ganggu aja. Gue mau kekelas"
"Ikut gue dulu."
"Nggak mau" walaupun Manda sudah mengatakan tidak mau Liam tetap menyeret Manda bak kambing.
Mereka tiba dikantin yang terlihat sepi. Hanya beberapa orang saja yang singgah disana.
Liam menyuruh Manda disalah satu meja yang telah ia tunjuk lalu ia pergi kesalah satu penjual minuman.
"Apaan sih lo nyeret-nyeret gue seenaknya" kesal Manda saat Liam kembali dengan membawa sebotol air mineral. Bukannya menjawab, dirinya malah meneguk air itu hingga tersisa setengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...