COLD BOY-52

879 62 50
                                    

(DIBACA DULU YA, PENTING BANGET  AKU MAU MINTA PENDAPAT KALIAN🤭)

Aku mau tanya dong. (PLEASE DIJAWAB YAAA🥺) Seberapa antusias sih kalian sama Cold Boy?

Siapa sih tokoh kesukaan kalian?

Beri masukan dan komen terbaik kalian dong untuk Cold Boy.❤

Semisal nih semisal Cold Boy naik cetak (doain) kalian mau nggak nyisihin uang buat beli? 🤔

*tentunya udah lebih bagus dari versi wattpad ya dari segi apapun. Terus di wattpad aku bakal updet sampai ending. Kalau jadi dibikin novel mungkin ada bonus ekstra part gitu🤗

=======.

Manda tengah berguling di atas kasur. Perutnya terasa sangat nyeri karena memang sedang kedatangan tamu. Gadis itu terus memukul pinggiran ranjang untuk mentuangkan rasa sakitnya. Ini sudah larut malam, bahkan kakaknya sepertinya sudah tidur. Manda ingin sekali berteriak, namun ingat bahwa ia masih punya tetangga. Tidak ingin didemo karena teriak malam-malam.

Gadis itu mencoba memejamkan mata, berusaha buat terlelap. Menahan rasa sakit juga pusing di hari pertama haid. Memang sudah kodratnya bagi semua perempuan untuk merasakan hal yang sama.

Ponsel Manda berdering. Gadis itu mengambil ponsel yang berada di atas nakas. Dengan terpaksa ia meraih benda pipih tersebut.

"Ngapain nelpon malem-malem?!" sembur Manda membuat Fica terlonjat kaget.

"Galak banget kayak emak-emak pas ditegur salah ngidupin sen waktu belok."

"Buruan ada apa?" kata Manda sambil menahan rasa nyeri yang terus menyerangnya.

Fica mencebik kesal. Heran pada sahabatnya, siang tadi masih kalem kenapa sekarang berubah jadi buas?

"Mau mastiin tugas Bu Nuri udah beres kan?"

"Udah. Buat presentasi besok kan," ujar Manda.

"Yaudah, babay. Gue mau lanjut bobok syantik dulu," kata Fica terbahak lalu menutup sambungan telponnya.

....

Hingga di sekolah pun Manda masih merasa bete pada sekitarnya. Lebih banyak diam, karena bila diganggu gadis itu akan membalasnya dengan decakan kesal.

"Man lo kenapa sih?" tanya Fica mendapat lirikan tajam dari Manda. Saat ini Manda dalam fase bad mood.

"Arghhh," erang Manda.

"Kenapa?" Fica panik kala Manda memegangi perut dengan raut kesakitan.

"Gue lagi haid." cicit Manda pelan, agar tidak ada yang bisa mendengar selain Fica.

"Aduuh, gimana dong. Mau gue mintain air anget?" tawar Fica. Manda mengangguki saja, toh juga dirinya memang butuh saat ini.

"Yaudah, mau ikut apa nunggu disini?"

"Ikut aja deh, tapi ngompresnya di toilet aja." jawab Manda berdiri digandeng oleh Fica.

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor. Mata mereka terpaku pada salah satu kelas yang terlihat sangat ramai. Fica seakan lupa pada tujuan awalnya, gadis itu malah menarik Manda untuk mendekati ruangan tersebut.

"Kelas Kak Liam rame banget," ujar Fica.

"Biarin aja, perut gue sakit banget ini." keluh Manda yang malah diabaikan oleh Fica. Ingin rasanya Manda menempeleng temannya itu, tapi sadar tempat.

"Eh, masa ada cewek rada bule." Fica berseru saat menerobos kerumunan.

Manda merasa kesal, bodo amat dengan Fica. Telinganya panas ketika suara-suara tengah berseliweran membahas murid baru. Cewek dan tentunya cantik. Katanya.

"Ngapain tuh deket-deket sama Kak Liam? Pake sok tebar pesona pula." ujar Fica saat melihat cewek yang dia maksud tengah mencoba merayu Liam.

Manda memincingkan mata mendengar penuturan Fica. Secepat kilat, Manda ikut menerobos agar bisa melihat ke dalam. Tangannya terkepal kuat, hatinya bergemuruh campur aduk dengan emosi yang memang sedari kemarin tidak stabil.

Fica memekik nyaring. "ITUKAN KEZIA?!"

....

Liam muak dengan kehadiran cewek di depannya itu. Sedari tadi ketenangannya diganggu. Liam tidak peduli dengan keadaan kelas maupun luar kelas yang mulai ramai didatangi banyak siswa. Memang, kabar adanya murid baru setengah bule itu sudah menjadi trending topik di sekolahnya. Akan tetapi, tidak lupa kan dengan Liam? Cowok dingin seantero sekolah. Tidak tertarik meski gadis itu terus mendekatinya. Mau secantik apapun itu.

"Lo bisa berhenti gangguin gue nggak?" bentak Liam merasa darahnya ingin mendidih.

"Liam, please, jangan kasar gini dong. Gue kan cuma mau deket sama lo doang," ucap gadis itu memohon.

"Lepas." Liam menyentak tangan mulus yang menyentuh tangannya.

"Nggak ada cowok yang berani nolak gue, Liam." ujar gadis itu berbangga diri.

"Gue nolak lo, Kezia." Liam menekankan setiap apa yang ia ucapkan. Berharap gadis itu berhenti mengganggunya.

Saat gadis berperawakan bule itu hendak memegang tangannya lagi, satu suara berhasil mengalihkan perhatian Liam

"ITUKAN KEZIA?!" Liam menoleh, mendapati Fica yang tak jauh dari kekasihnya. Cowok itu langsung menghempaskan tangan Kezia lagi.

"Jangan macem-macem." ancam Liam pada Kezia.

"Eh, roknya bocor," teriak salah satu cewek menunjuk pada Manda.

Liam langsung menghampiri Manda, saat melihat wajah panik terpampang jelas diwajah kekasihnya.

"Semuanya tutup mata!" Liam memerintah, namun lebih terasa membentak pada semuannya. Semuanya langsung menutup mata dalam sekejap. Baik cewek maupun cowok.

Liam menenangkan Manda yang hampir menangis. Mungkin karena malu. Ia langsung membawa Manda masuk ke dalam kelas. Juga memakaikan jaketnya untuk menutupi noda darah yang tembus dirok gadisnya.

"Aku bakal jelasin semuanya ke kamu. Biar nggak salah paham." bisik Liam tepat ditelinga Manda.

___________________________________________

Tbc,
Hayooo semakin dekat sama ending ya guys. Sebenarnya aku udah mulai nulis ending, jadi kalian harus siap-siap yaaa🥰

Jangan lupa Spam Vote sama Komennya guys🥰🥰

Cold Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang