COLD BOY -9

4K 227 18
                                    

Saat Manda tengah berjalan sendirian mau pulang, ia mendengar suara mobil berhenti tepat disampingnya. Tak lama kemudian pemiliknya pun keluar yang ternyata menghampirinya.

Bentar, loh loh, bukannya ini Dhani si ketua osis itu? batin Manda.

"Man, lo mau pulang?" Tanyanya pada Manda.

Nggak gue mau gosok gigi.

"Iya"

"Bareng gue aja. Searah kok"

"Nggak usah deh makasih,"

"Udah nggakpapa ayok" Manda menghela napas kasar lalu mengikuti Dhani masuk ke mobil.

Ternyata banyak siswa yang memfoto Manda dan Dhani. Lalu mereka menyebarkan apa yang baru saja mereka lihat dengan sedikit melebih-lebihkan. Biasa cewek penggosip.

Manda hanya beberapa kali menjawab saat diajak biacara oleh Dhani. Rasanya Manda ingin berteriak diwajah Dhani 'Lo itu ketua OSIS, dan tugas lo ngurusin sekolah bukan kepo sama hidup gue!' Namun ia tahan karena ia masih menghormati Dhani sebagai kakak kelasnya.

Sesampainya dihalaman rumah, Manda segera turun tak lupa berucap makasih pada Dhani.

Dhani hanya tersenyum kecut dengan sikap Manda yang cuek dengan dirinya. Namun itu tak mematahkan semangatnya untuk kembali mengejar Manda. Walaupun ia telah mendengar rumor bahwa Manda sedang dekat dengan Liam si manusia Es.

...

Dilain tempat, Liam, Akbar dan Vendra masih saling diam hingga suara Vendra memulai percakapan.

"Noh, cewek lo dipaksa sama anak OSIS" Kata Vendra sambil menunjuk dua orang yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Bukan cewek gue" balas Liam dingin masih menatap tajam kearah Manda dan Dhani.

"Wah, kalo lo nggak gercep nanti hati dedek Manda jatuh ketangan ketua OSIS songong itu loh" seperti biasa Vendra selalu mengompor-ngompori hati Liam. Sedangkan Liam diam tak berkutik.

"Udah, gimana kalo hari ini kita jenguk Chelsea sekalian nongkrong dicafe biasa. Mau nggak?" ajak Akbar memecah suasana tegang itu.

"Lo mah nggak asyik, Bar. Baru mau ngomporin nih es batu gue" ucap Vendra dengan raut wajah dibuat sedih.

"Udah ah kuy cabut" mereka bertiga segera melenggang membelah jalan raya. Hanya butuh waktu beberapa menit, mereka sudah sampai diparkiran rumah sakit. Tak sedikit orang yang menatap mereka dengan tatapan kagum.

Karena bagi mereka jarang- jarang ada banyak cogan berkeliaran dirumah sakit.

Mereka menyusuri lorong yang biasanya mereka lewati untuk kekamar Chelsea. Saat mereka sampai didepan kamar Chelsea mereka dikejutkan dengan kehadiran Alex.

Tangan Liam sudah mengepal keras dan siap-siap ingin menonjok muka Alex. Dengan sigap Vendra dan Akbar berlari mengejar Liam yang sudah merah padam.

"Mau apa lo kesini? Puas udah bikin Chelsea sekarat?"

"Bentar dengerin penjelasan gue dulu, babi!"

"Apa yang mau lo jelasin? Hah apa?! Nggak usah banyak omong lo. Pergi sana"

"Lo belum dengerin pen--"

Bughhh... satu tinjuan melayang di wajah tampan Alex.

"Lo jangan egois. Chelsea kayak gini juga karena lo, bangsat" ucap Alex dengan senyum sinis.

"Apa maksud lo?" Liam masih menggertakkan giginya.

Vendra dan Akbar segera melerai pertengkaran mereka. Tak lama petugas keamanan juga ikut melerai mereka berdua.

"Li, udah. Alex udah pergi juga" kata Akbar menenangkan.

Mereka bertiga mengahampiri brangkar kasur Chelsea. Wajah ayu itu masih terlihat pucat meskipun tak sepucat kemarin. Orang tua Chelsea hanya bisa memantau keadaan anaknya dari jarak jauh karena masih ada urusan bisnis yang sangat penting.

Disentuhnya wajah mulus itu dengan hati-hati "Chel, lo nggak diapa-apain kan sama si brengsek itu?"

"Lo cepetan sadar Chel. Kita semua nungguin Chelsea bangun dari koma. Kita kangen sama senyum lo" sambung Liam.

Vendra dan Akbar ikut mendekat dan menyentuh tangan Chelsea.

"Iya bener, lo udah lama lho nggak jailin kita lagi. Kita kangen itu, manis" ucap Vendra dengan nada yang terdengar menjijikan. Liam dan Akbar menatap tajam kearah Vendra.

"Jijay bat sama omongan lo. Kayak orang kurang belaian tau nggak"desis Akbar pada Vendra.

"Nggak tau" jawab Vendra dengan enteng lalu dihadiahi jitakan oleh Akbar dan Liam.

"Chel, we always wait for you to wake up!" kata Akbar yang diangguki oleh Liam dan Vendra.

...

Setelah pulang dari tongkrongan, mereka pulang kerumah masing-masing. Akbar membuka kamarnya lalu mengambil bingkai foto yang terletak diatas nakas.

Ia kembali mengamati foto itu. Terlihat dua orang anak kecil tengah tersenyum dihadapan kamera. Ia baru sadar jika selama ini orang yang ia cari sudah ada didekatnya. Namun sampai saat ini Akbar masih belum siap jika harus dekat dengan teman lamanya itu.

Keadaan telah merubahnya. Jika saja ia lebih cepat menyadari mungkin saat ini perasaannya sudah tersampaikan oleh gadis yang ia nantikan selama ini.

Diusapnya wajah lucu didalam foto itu dengan senyum tipis. Ia yakin suatu hari nanti pasti akan ada keajaiban itu pasti. Akbar kembali meletakkan bingkai tersebut ketempat semula.

"I miss you, Girl"

.............

Waduh, Alex siapa lagi tuh. Itu juga Akbar foto sama siapa? Kok cewek?

Tunggu aja kelanjutan ceritanya ya

Jangan lupa tinggalkan jejak dipojok bawah

Cold Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang