Sebelum seminggu aku dah updet, baik kan😎 jadi jangan cuma siders aja ya, diklik bintangnya, dan juga dikomen. Oke siap?
Typo bertebaran.
Malam itu sekitar jam 7, Akbar datang kerumah Manda. Manda yang awalnya sedang mengerjakan tugas sekolah harus terhenti saat gedoran rumah yang terus berbunyi berulang kali.
Manda keluar dengan wajah tak bersahabat. Lalu membukakan pintu utama yang langsung menatap wajah Akbar.
"Boleh masuk?" tanya Akbar memiringkan kepala dan juga tersenyum. Menurut Manda Akbar ini memang cowok yang gampang ngumbar senyum sejak kecil.
"Hmm, masuk aja."
Mereka berdua duduk disofa, Akbar terus mengamati Manda yang sejak tadi hanya diam. Akbar menghembuskan napas, dirinya tahu jika sikap Manda yang seperti ini karena tadi sempat mendengar perkataannya.
"Nda, maaf. Seharusnya lo nggak boleh denger soal ucapan gue tadi."
"Kenapa nggak boleh ?"
"Itu rahasia besar." Akbar menjeda perkataannya, "cuma gue sama hati gue yang boleh tau. Tapi sekarang, lo pun jadi tau."
"Gue kecewa sama lo. Lo nggak boleh suka gue. Kita sahabat, Ova! Gue nggak mau pertemanan kita jadi rumit. Cukup sekali aja kita berpisah bertaun-taun. Gue nggak mau hal itu sampe keulang lagi."
"Iya, gue paham. Tapi rasanya sulit buat ngehilangin perasaan itu. Gue bakal coba sebisa mungkin."
"Lo tau? Bertahun-tahun gue kesepian semenjak papa sama mama meninggal. Cuma kak Dinda yang selama ini selalu nemenin gue, dia yang berusaha keras buat kerja buat biayain kehidupan kita berdua, nyekolahin gue juga.
Setiap hari gue sedih, setelah seminggu kita berpisah gue masih sering ngimpiin lho setiap malem dan berakhir nangis. Lalu selang beberapa hari, gue dapet kabar kalo papa, mama, sama kak dinda kecelakaan. Gue syok, gue yang masih kecil nggak sanggup nerima kenyataan itu hiks, hiks."
"Maafin gue, gue nggak tau hari-hari lo seberat itu. Gue minta maaf."
"Ova, gue nggak mau pisah lagi. Jangan tinggalin gue, lo udah kayak kakak kedua yang gue punya."
"Gue janji, nggak akan pernah pergi dan selalu jagain lo. Seperti sumpah gue waktu kecil."
"Aku sayang kamu, Ova." ucapan Manda membuat jantung Akbar sejenak berhenti berdetak, "sebagai sahabat dan juga kakak."
Sebuah goresan luka yang cukup menyakitkan bagi Akbar. Tak apa, ini kesalahannya. Seharusnya Akbar bisa merasakan jika Manda hanya akan menatapnya sebagai sahabat, bukan seorang pria yang benar-benar mencintainya.
Dan seharusnya Akbar bisa lebih memahami, jika Manda hanya menjatuhkan hati pada Liam, yang tak lain juga sahabatnya dari kelas 1 SMP. Cowok dingin dengan sejuta pesona.
Cowok itu tersenyum tipis, lalu menyapu sisa air mata yang meninggalkan jejak dipipi Manda.
....
Sekarang tanggal merah, libur nasional. Otomatis kegiatan sekolah diliburkan. Sejak tadi Manda sudah sibuk berdandan sebagus mungkin. Itu dia lakukan sebab tiba-tiba Liam menelponnya akan mengajak Manda kerumahnya. Katanya mami- Liam mau bertemu.
Tidak bisa Manda pungkiri jika sejak tadi jantungnya terus berdebar kencang. Tangannya terus memegang dada kirinya.
Kebahagian untuk Manda yang sangat sederhana.
Tintin, tin.
Liam sudah tiba, Manda segera keluar dari rumah. Lalu menghampiri pacarnya itu.
"Aduh, jadi deg-deg an."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Ini kisah Amanda dan Liam. Dua orang yang berbeda dalam semua hal. Amanda, termasuk dalam kategori murid baru. Tapi sudah banyak yang tidak heran dengan sifat Manda yang tempramental. Terlebih Liam, visualisasi cowok gan...