Baikan

92.8K 7.7K 1.4K
                                    

Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)

Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!

Happy reading 💙

*****

Tubuh Leana ambruk begitu saja, Zeka sendiri gelalapan kenapa Leana sampai pingsan? Apa tamparannya menyakitkan?

Ia berjongkok menepuk pipi Leana. "Bangun lo, gak usah bercanda, gak lucu Lea gue sama sekali gak khawatir sama lo." Lirihnya menjadi gelalapan sendiri. "Lo beneran pingsan?"

"LEA"

Suara panggilan itu berasal dari Algio, Zeka tak ingin ribut dengan laki-laki itu ia memilih bersembunyi dulu, bukannya pengecut, tapi ada masalah yang harus ia selesaikan.

Zeka bangkit setelah suara itu semakin dekat, sebelumnya ia menatap Leana dengan tatapan taj terbaca. "Gue emang kelewatan. Maaf."

Dan ya, bagaikan di sinetron Zeka pergi dan Algio datang melihat Leana terbaring tergeletak di bawah aspal.

"Leana!" Teriak Algio ia menghampiri gadis itu yang tak sadarkan diri, dengan khawatir ia mencoba membangunkan Leana.

"Kenapa bisa gini?" Lirihnya khawatir. Ia menggendong Leana ala bridal style. Membawanya kembali ke mobil, dan menancapkan gasnya menuju rumah sakit.

Saat selesai membeli pesanan untuk Leana, bingung sekaligus khawatir karena gadis itu tak berada di mobil. Tanpa membuang waktu ia mencari Leana dan apa yang di lihatnya membuat jantungnya berdetak kencang, pikiran negatif menyerangnya.
.
.
.

Didalam mobil Algio tak henti-hentinya melirik dan menghawatirkan Leana, ia sangat takut Leana kenapa-kenapa, apalagi harus merasakan rasa sakit yang membuatnya pingsan seperti ini.

Sebenernya apa yang terjadi?

Beberapa menit kemudian kepala Leana seperti tengah bergerak, ia menepikan mobilnya untuk memastikan.

Terjadi gadis itu sudah sadar, Algio mencodonngk wajahnya dan mengusap lembut rambut Leana khawatir"Hey,"

Leana membukakan matanya hak pertama yang ia lihat adalah Algio. "Al,"

"Apa yang sakit?"

Leana menggeleng samar entah kenapa ia langsung menyenderkan kepalanya di dada bidang Algio. Laki-laki itu sendiri tak keberatan ia membawa Leana kedalam pelukannya sembari mengusap lembut punggung gadis itu.

"Kita ke rumah sakit lagi ya," ujar Algio.

Leana menggeleng samar, benar atau tidak Algio bisa merasakan bajunya basah, Leana seperti tengah menangis. Algio semakin dibuat khawatir ia mengeratkan pelukannya tapi tidak menyakiti gadis itu.

"Kenapa nangis hm? Pasti sakit ya, kita ke rumah sakit aja yuk?." Bujuk Algio ia mengecup pucuk kepala Leana.

Leana melonggarkan pelukannya ia mendongak menatap Algio sayu. "Maaf gak nurut sama Al, Lea jadi pingsan di jalan, tadi Lea mau buang air kecil udah gak kuat lagi, terus lari cari toilet umum, Lea kan gak boleh banyak gerak dulu, jadi pingsan deh tapi gak papa kok." Jelas Leana lirih seperti anak kecil yang mengadu pada ayahnya. Ada sedikit kebohongan di ceritanya, ia hanya tak ingin Algio dan Zeka bertengkar hanya karena dirinya. Leana menangis karena ucapan Zeka terngiang, ucapannya benar-benar menyakitkan, bagaimana Zeka bisa dengan mudah mengatakan itu padanya? Dulu Zeka-nya manis.

Iya itu dulu.

Sekarang sangat kasar.

Dan apa tadi? Neola dan Zeka putus? Bagaimana bisa?

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang