Bismillahirrahmanirrahim;)
Semoga suka ya:)Jangan lupa vote sama komennya>3
Dipart ini yg benci Zeka mungkin kalian seneng, tapi buat aku sedih karena manusia gak ada yg sempurna dan kesalahan adalah tempatnya.
Jangan menilai orang atas kesalahan yang ia perbuat, tapi nilailah bagaimana cara ia bisa memperbaiki kesalahan tersebut.
Part kali ini panjang jadi boleh lah votenya tembus 1k aku update ya🤗komentarnya juga banyak-banyak ya!💙
Sekalian mau istirahat hehe.Happy reading 💙
*****
Zeka memasuki kawasan rumahnya dengan langkah gontai, laki-laki itu benar-benar lemas. Pikirannya sangat kacau dan hanya tertuju pada Leana.
"Zeka."
Panggilan itu membuat Zeka mendongok yang tadinya menunduk. Bisa ia lihat orang tuanya yang menghampirinya dengan senyum hangatnya. Ia cukup bingung dengan kehadiran orang tuanya tidak biasanya ada dirumah, tapi ia tidak mood untuk bertanya keadannya sedang tidak baik.
"Pah, mah?"
"Gimana kabarnya nak?" Tanya Alaska basa-basi jelas kabarnya tidak baik terlihat dari tampilan anaknya. Ia membawa Zeka ikut duduk dukursi dengan posisi ditengah-tengah Alaska dan Zela.
"I am not good." Lirih Zeka lesu.
"Mau cerita?" Tawar Zela hangat.
Zeka menatap wanita yang melahirkannya ia langsung menghabur kepelukan mamanya dan menangis mengutarakan rasa sesak dan penyesalan dihatinya. Ia membutuhkan pelukan dan bahu seseorang.
Zela mengusap lembut punggung anaknya yang bergetar.
Zeka menangis.
Dan membuat kedua orang tuanya bingung, tapi mereka tak dulu bertanya biarlah anaknya menangis dulu dan menceritannya sendiri.
"Aku nyesel, aku salah banget mah, aku jahat sama Lea, mah aku brengsek." Gumamnya terisak, jika tahu akan sesakit ini rasanya kehilangan, penyesalan, dan rasa bersalah, ia tak akan pernah melakukan hal bajingan ini.
Kenapa Zeka baru menyadari dirinya mencintai Leana?
Kenapa baru sekarang?!
"Aku harus apa?" Tanyanya parau.
Alaska tersenyum tipis ia tahu apa yang terjadi dengan anaknya, pasti Zeka baru menyesal sekarang karena telah menyakiti gadis itu, melepaskan Leana dengan pengkhianatannya.
"Mengakui kesalahannya dan meminta maaf itu udah bagus Zek, setidaknya kamu gak brengsek-brengsek banget." Kekeh Alaska menepuk bahu anaknya yang masih dipelukan Zela.
"Udah minta maaf?" Tanya Zela lembut.
"Udah, tapi gak dimaafin," Cicitnya seperti anak kecil yang mengadu pada orang tuanya.
"Bukan gak dimaafin, tapi Leana butuh waktu." Sela Zela penuh perhatian.
"Aku emang gak pantes buat dimaafin, kesalahannya udah fatal banget, aku udan bikin Lea sakit...ma Lea sakit." Lirih Zeka terisak mengingat sakit yang Leana derita membuatnya kembali merasakan sesak.
"Sakit?" Beo Zela, dibalas anggukan Zeka.
"Apapun yang terjadi papa sama mama terus kasih kamu support, yang penting kamu udah mengakui kesalahan dan berani minta maaf. Soal Leana nerima maaf kamu apa ngga, itu biar jadi urusan belakang yang penting niat kamu baik. Lagian menurut mama Lea itu anak baik pasti dia mau maafin kamu." Tutur Zila berusaha membuat anaknya lebih tenang, tak pernah ia melihat Zeka serapuh ini bisa dipastikan Leana mempunyai pengaruh besar dalam hidup anaknya, tapi Zeka baru menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...