Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!
Happy reading 💙
*****
Flashback on
Semalam tubuh Leana tak selemah kemarin, suhu tubuhnya juga kembali normal, jadi ia memutuskan untuk melakukan operasi seperti rencananya. Tapi karena adanya Algio itu membuat ia sulit untuk menjalankan operasi.
Pagi-pagi sekali Leana ingin makan di kafe dekat restoran, ia tidak nafsu melahap makanan rumah sakit. Algio mengizinkannya karena Leana sudah membaik.
Di sinilah sekarang Leana dan Algio berada di kafe menikmati sarapan paginya.
"Makan yang banyak biar gak sakit lagi." titah Algio.
Leana mengangguk patuh sembari melahap makanannya. "Oh ya hari ini bukannya Al lagi ada rapat penting ya?" Tanyanya, yang sudah menelan makanannya.
"Iya" jawab Algio seadanya.
Leana melirik Algio. "Pagi kan? Al gak berangkat sekarang aja?" Tanyanya. Leana memang tahu jadwal kerja Algio, laki-laki itu sendiri yang selalu memberitahu jadwal pekerjaannya. Entahlah Leana sendiri tak tahu.
Algio menjeda sarapannya ia menatap Leana. "Hari ini Al mau temenin Lea aja," jawabnya ringan.
Leana meringis, ia merasa jadi penghambat bagi laki-laki itu. Lagipula ia ingin Algio tak bersamanya sekarang, karena Leana harus menjalani operasinya pukul 9 pagi.
Leana menggenggam kedua tangan Algio yang berada di atas meja. "Al jangan gitu, pekerjaan Al penting lho, Lagian Lea udah sehat kok bisa jaga diri, kalau Al gak kerja, Lea jadi merasa bersalah." Lirih lembut Leana.
Algio menatap genggaman tangan itu lalu tatapannya beralih pada gadis yang menatapnya teduh. "Al khawatir, Al pengen selalu ada buat Lea, jadi jangan merasa bersalah ya." Ujarnya membalas genggaman tangan gadis itu dan menatap teduh.
*****
Setelah membujuk Algio untuk melakukan meeting di perusahaannya akhirnya berhasil. Sepulang dari Kafe, Algio mengantar Leana pulang.
Dan sekarang Leana sudah berada di rumah sakit kembali, karena setelah Laki-laki itu pulang dari rumahnya. Ia segera pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasinya.
Leana memilih melihat dulu kondisi adiknya, dari kemarin ia tak bisa menjenguk Neola karena keadaannya yang tidak baik. Bisa ia lihat di dalam ruang rawat Neola terdapat bundanya, Zeka, dan Aeli yang memberikan semangat pada adiknya itu.
Ia tersenyum tipis tapi tersirat kegetiran di dalamnya, Leana juga ingin mendapatkan semangat dan senyum hangat dari bundanya, tapi keadaannya berbeda, Leana sendiri mau tak mau harus mengerti.
Ia memutuskan untuk menyemangati Neola Lewat ponsel, gadis itu berfikir Masih ada bunda, Zeka dan Aeli, mereka bisa menyemangati Neola tanpa dirinya.
Ola🌻
| Sorry gabisa jenguk lo, tapi semangat semoga
Operasinya berhasil, fighting!Flashback off
*****
Zeka duduk menundukkan kepalanya ia tak berhenti berdoa untuk kelancaran proses operasi gadisnya. Ia sangat takut Operasi itu gagal atau sebagainya yang bisa membahayakan Neola.
Bunda Lesa juga tak henti-hentinya beroda untuk keselamatan anaknya bahkan matanya berkaca-kaca. Di satu sisi ia juga merasa kecewa pada Leana karena tak datang dan mendukung adiknya langsung. Ia tahu anak-anaknya itu hubungannya merenggang tapi jika keadaannya sudah seperti ini, seharusnya Leana sedikit mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...