Arti Kehilangan sesungguhnya

82.1K 6.2K 3.1K
                                    

Bissmillahirrahmirrahim")
Semoga suka ya")

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote komentar kalian!

Harap sediakan tisu ya temen-temen! Part ini menguras air mata, maybe")

Happy reading💙

******

Tubuh Leana melemas dan bergetar, tatapannya kosong, air matanya mengalir begitu saja, didepan matanya ia melihat langsung bagaimana mobil itu menabrak laki-laki yang dicintainya hingga terlentang, dan banyaknya darah ditubuh sang pacar. Terdapat banyak orang disekitarnya yang mengerumuni tubuh Algio.

Leana berdiri dengan susah payah, ia tahu betul Algio menolongnya dengan mendorongnya hingga terjatuh, dan berakhir laki-laki itu yang ditabrak.

Tubuhnya masih bergetar tapi gadis itu berusaha berlari mendekati kerumunan itu.

"AL!"

Leana berhasil masuk dalam kerumunan itu, ia menangis histeris, bersimpuh mendekati tubuh  laki-laki yang sangat ia cintai dengan banyaknya darah membuat kepala Leana pusing dan mengiris hatinya.

"Ke-kenapa?" Lirih Leana membawa kepala Algio agar berada diatas pahanya, dengan bergetar ia menguspa wajah tampan yang kini dilumuri darah segar.

"Sakit?" Lirihnya dengan nafas tercekat, Leana terus menatap Algio yang masih tersadar, tapi mata itu menyiratkan kesakitan.

"Tahan ok? A-aku disini," air mata Leana terus mengalir tubuhnya terus bergetar, rasa takut menyerangnya, dadanya begitu sesak.

Algio merasaan rasa sakit begitu dalam, tubuhnya benar-benar sakit, tapi matanya terus menatap Leana yang terus menangis, dadanya ikut sesak, ia tak ingin melihat Leana menangis, tapi gadis itu menangis karenanya. Dengan susah payah Algio menggerakan mulutnya. Rasanya seperti mati rasa.

Ini sangat sakit.

"Sa-sakit ... To-tolong ja-jan-ngan na-nangis." Lirih Algio terbata seperti berbisik, nafasnya tercekat air matanya mengalir. Dadanya bergumuruh, sayup-sayup matanya akan menutup, tapi ia memaksakan untuk terus menatap gadis yang sangat ia cintai.

Leana menggeleng keras tangisannya semakin menjadi. "Harusnya aku, harusnya aku! Kenapa kamu?! Aku gak mau Al!" Ia menjeda, dadanya kian semakin  sesak, ia kalang kabut, ia takut, hanya itu, Leana merasakan takut amat dalam. "Ber-bertahan ya? De-demi aku, ber-berjuang ok? Ka-kamu baik-ba-baik aja, Al kuat."

Algio mengangguk lemah. Ya, dirinya harus kuat.

Aku akan bertahan untuk kamu Lea.

Ambulan datang membuat orang-orang yang berkerumunan itu menjaga jarak dari korban tabrak itu, memang salah satu dari warga setempat ada yang menelpon ambulan.

Setelah dibantu petugas, akhirnya Algio dan Leana bisa masuk kedalam mobil ambulan, mata Leana terus menatap tubun sang pacar, ari matanya tak kunjung reda. Gadis itu menggenggam tangan Algio erat.

Leana takut.

"Kamu janji gak akan ninggalin aku, ja-jadi tolong bertahan ya." Lirih Leana menatap Algio sendu.

Jika memilih Algio ingin pingsan saja, ia tak kuasa menahan sakit ini, tapi disisi lain, Algio tak bisa melihat Leana, jika ia menutup matanya itu akan membuat gadisnya semakin menangis.

Laki-laki itu hanya diam tak sanggup untuk menggerakan mulutnya, ia hanya menatap Leana seolah bicara lewat matanya, kalau gadis itu jangan khawatir, dirinya baik-baik saja.

Aku baik-baik aja, tolong jangan nangis

******

Algio sudah ditangani dokter diruang IGD, Leana duduk dengan perasaan cemas, khawatir, sedih, dan marah pada dirinya sendiri, kalau saja ia tidak meminta membeli makanan dipinggir jalan, kalau saja ia nurut tidak keluar mobil, mungkin jadinya tidak akan seperti ini.

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang