Ketulusan

81.4K 7K 939
                                    

Semoga suka ya:)

Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!

Happy reading 💙

*****

Semua murid NAHESA berhamburan saat bel pulang berbunyi termasuk Leana, gadis itu dengan langkah gontai berjalan di koridor, hari ini ia sedikit lelah melakukan aktivitas, mungkin karena sakitnya belum bener-bener sembuh, Leana harus lebih banyak lagi istirahat.

Tadinya ia mau menemui Aeli untuk membicarakan tentang Lesi, tapi gadis itu tengah ada urusan penting, jadi Leana tak jadi menemuinya. Lain kali akan ia bicarakan dengan gadis itu.

"Leana!" Panggil Algio yang menjemput gadis itu di parkiran. Ia melihat langkah Leana yang gontai membuatnya khawatir.

Pasti gadis itu kelelahan.

"Hai Al." Sapa Leana tersenyum simpul dibalas senyuman lembut laki-laki itu.

"Capek ya? Sini tasnya Al bawain."

"Gak usah Lea bukan anak kecil." Tolak Leana halus.

"Yaudah ayok masuk mobil." Ajak Algio menggenggam tangan gadis itu melangkahkan kakinya menunuju kendaraan beroda empat itu.

"Kalau capek tidur aja." Ucap Algio yang memasangkan sabuk pengaman dirinya.

Leana yang sudah memasang sabuk pengamannya melirik Algio ia mengangguk. "Lea tidur ya, tapi kita ke rumah sakit kan?"

"Ke rumah aja, Lea harus istirahat." Sahut Algio menghidupkan mesin mobil dan mulai menyetirnya.

"Tapi mau ke rumah sakit." Rengek Leana. Ia ingin menemani Neola dan bundanya disana. "Lea mau ketemu bunda sama Ola!"

Algio melirik Leana sekilas, ia menghembuskan nafasnya. "Oke." Ucapnya mengiyakan. Algio tidak bisa menolak kemauan gadis itu.

"Yeay!" Seru Leana bersorak.

"Tapi sekarang Lea istirahat, disana juga jangan banyak aktifitas." Peringat Algio tersenyum tipis.

Leana mengangguk patuh ia membenarkan posisinya untuk tidur, karena gadis itu benar-benar kelelahan, butuh sedikit istirahat.

Algio yang melihat Leana sudah tertidur tersenyum kecil.

*****

Zeka termenung di rooftop di rumah sakit, laki-laki itu merasa lelah dengan keadaan ini. Ia menerima kenyataan jika Neola tak pernah mencintainya, karena dirinya tak jauh berbeda dengan Neola yang ternyata mencintai laki-laki lain, seperti Zeka ia juga mencintai perempuan lain.

Zeka tersenyum kecut hatinya sangat sakit mengingat perbuatannya pada Leana, kata-kata kasar, pengkhianatan, tamparan, tuduhan. Perbuatan brengsek dan bajingan itu seolah seperti kaset rusak yang berutar di otaknya.

Jika ia meminta maaf pada Leana, apakah gadis itu akan memaafkannya? Jika ia betapa baiknya hati gadis itu, dan betapa beruntungnya Zeka pernah dicintai Leana, walaupun mungkin sekarang perasaan itu sudah berubah menjadi rasa benci dan kecewa.

Laki-laki itu menghela nafas kasar mendongok menatap langit dengan tatapan nanar, mencegah air mata yang akan menetes kembali.

Bodoh.

Zeka sangat bodoh menyakiti Leana, gadis yang tulus mencintainya, ia bisa merasakannya saat berpacaran dengan gadis itu, merasakannya tatapan Leana yang begitu sendu, terluka, marah, dan kecewa.

Ia memejamakan matanya menikmati rasa sesak didadanya. Egonya lebih tinggi dari rasa bersalah itu. Egonya berfikir semua ini bukan salahnya, padahal jelas dilihat dari sudut pandang manapun semua kekacauan ini kesalahannya.

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang