Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!
Happy reading 💙
*****
Deg!
Ucapan dokter itu membuat penghuni ruangan itu mengucapkan syukur, bunda Lesa dan Neola bahkan menitihkan air matanya. Ini kabar gembira karena harapan Neola untuk sembuh kemungkin cukup besar.
"Dokter serius?" Tanya bunda Lesa memastikan.
Dokter itu mengangguk yakin. "Saya serius."
"Tapi dok siapa ya pendonor ginjal itu? Saya ingin mengucapkan banyak terimakasih, apa yang harus saya lakukan untuk menebus kebaikan orang yang sudah berjasa mendonorkan ginjalnya untuk anak saya?" Tanya bunda Lesa tak dapat menahan senyumnya.
"Beliau tidak ingin identitasnya di ketahui, tapi beliau iklhas dengan suka rela melakukannya karena murni keinginan dirinya sendiri." Jelas dokter itu Tersenyum simpul.
"Baik sekali orang itu, siapapun dia sampaikan terimakasih saya padanya ya dok." Lirih bunda Lesa tersenyum haru.
Dokter itu mengiyakan. Setelah tujuannya sudah selesai beliau pamit untuk melanjutkan tugasnya.
Zeka tersenyum hangat pada Neola ia menggenggam tangan mungil kekasihnya. "Ini berkat doa dan usaha kita." Lirihnya.
Neola mengangguk ia tersenyum antara senang dan takut, ia takut proses operasinya gagal, dan senang karena harapannya untuk sembuh kemungkinan cukup besar.
Zeka yang menyadari kegelisahan dari raut wajah kekasihnya itu tersenyum menenangkan. "Ada aku, dan yang lainnya semuanya pasti baik-baik aja"
"Makasih kak" lirih Neola tersenyum haru.
"Anak bunda akan cepat sembuh" lirih bunda Lesa mengusap lembut rambut hitam Neola.
Algio yang tadi hanya diam menatap datar, sekalipun Neola tak dapat pendonor ginjal ia tidak peduli. Katakanlah Algio jahat, tapi ia memang tak menyukai Neola, karena gadis penyakitan itu telah membuat Leana sedih.
Algio memilih keluar untuk mencari Leana setelah pamit, tanpa mengucapkan sepatah apa pun pada Neola atau sekedar berbasa-basi tentang sakitnya gadis itu.
Zeka yang sedari tadi mulutnya gatal ingin bertanya siapa Algio ada hubungan apa dengan Leana dan bunda Lesa, tak dapat menahannya lagi, ia memutuskan untuk keluar ruangan, Zeka ingin bicara sebentar dengan laki-laki itu.
"Bun, Ola, Zeka mau nelpon mama dulu ya diluar." izin Zeka. Setelah mendapatkan anggukan dari Keduanya, Zeka memutuskan untuk keluar sekarang.
"Tunggu!"
Algio menghentikan langkahnya ia membalikkan tubuhnya menghadap Zeka, ia menaikkan sebelah alisnya memandang Zeka dingin.
"Ada hubungan apa lo sama keluarga bunda Lesa?" Tanya Zeka to the poin.
"Kepo" jawabnya dingin.
Zeka mendengus. "Gue nanya seharusnya lo jawab yang bener,"
Algio tersenyum miring. "Antara calon menantu dengan mertua."
"Maksud lo?" Bingung Zeka.
"Lemot." lirih Algio datar. Ia membalikkan tubuhnya kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda, tanpa menghiraukan Zeka yang terpaku.
*****
Di pagi hari Leana membuka kelopak matanya ia mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Gadis itu meringis karena sakit di kepala dan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...