Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!
Happy reading 💙
*****
Mata Leana mengerjap mendengar ucapan Algio. Ia bertanya-tanya apa maksud dari perkataan laki-laki itu. Tubuhnya mematung, apa Algio mengajaknya berhubungan lebih? Maksudnya seperti berpacaran menjadikan laki-laki itu kebahagiannya?
Dalam artian apa?
Leana memutuskan tatapannya ia menatap lurus. Bingung akan arti dari ucapan Algio. Bingung harus menjawab apa. Ini terlalu cepat.
"Lea?" Panggil Algio dengan jantung yang berdetak cepat. Apa yang gadis itu pikirkan? Apa Leana paham dirinya secara tidak langsung mengajaknya pacaran?
Leana bergeming tak menyahut Algio. Laki-laki itu tersenyum kecut. Ia juga menatap lurus merasa kecewa pada dirinya sendiri belum bisa membuat Leana mencintainya. Belum bisa membuat gadis itu melupakan masa lalunya.
"Maaf."
Bukan Leana yang meminta maaf, melainkan Algio.
"Maaf seharusnya Al gak ngomong gitu, pasti Lea shock. Jangan di pikirin, sekarang Lea masuk kelas gih nanti telat, eh Al anterin ya sampai kelas." Tutur Algio lalu membuka pintu mobil tanpa menunggu jawaban gadis itu. Rasanya begitu sesak, gadis yang ia cintai sejak kecil tak membalas perasaanya.
Apa ia terlalu cepat? Mengatakan cinta pada Leana.
Apa ini bukan waktu yang tepat?
Tanpa menunggu jawaban gadis itu, Algio sudah tahu, ia di tolak. Ia tahu arti diamnya Leana.
Gadis itu belum bisa melupakan laki-laki lain.
Perasaan memang tidak bisa memilih untuk berlabuh pada siapa. Algio tidak akan menyerah, ia akan tetap mengejar cintanya.
Degan senyum lembut tapi terkesan di paksakan. Algio membukakan pintu mobil Leana. Gadis itu masih diam. Sabuk pengaman itu belum di buka Leana. Algio memutuskan untuk membukakannya dan berhasil membuat gadis itu tersentak.
"Jangan ngelamun terus entar kesambet." Kekeh Algio yang sudah membuka sabuk pengaman yang di pakai Leana. "Ayok turun." Ajaknya menarik lembut tangan Leana, tapi hatinya mencoles saat gadis itu menepis halus tangannya. Ia belum melepas senyumnya, walaupun senyum itu terlihat berbeda seperti senyuman kecut.
"Eh maaf Al, Lea buru-buru bel nya bentar lagi bunyi, gak usah di anter gak papa kok, udah ya bye!" Ucap Leana canggung. Gadis itu langsung berlari kecil tanpa menunggu balasan Algio, tapi langkahnya terhenti saat tangannya di pegang laki-laki itu.
"Inget jangan kecapean, kalau ada apa-apa bilang rega, atau Al aja ya." Pesan Algio tepat di telinga Leana dengan suara lembut. "Dan jangan pikirin ucapan Al tadi." Lanjutnya lirih.
Lalu genggaman tangan itu Algio lepaskan. "Bel nya udah bunyi sana masuk." Titahnya lembut, menatap Leana dalam. Dibalas anggukan gadis itu setelah melirik sejenak Algio gadis itu pergi.
Setelah melihat punggung Leana sudah menjauh, senyumnya menghilang menjadi tatapan sendu.
"Gue di tolak?" Gumamnya terkekeh hambar.
*****
Di sepanjang koridor Leana hanya menunduk, pikiran hanya tertuju pada Algio. Laki-laki itu emang tidak secara gamblang mengatakan cintanya. Arti menjadikan laki-laki itu kebahagiannya bisa tertuju seperti seorang kakak, sahabat, atau teman? Entah kenapa yang ia pikirkan justru mengarah menjadikannya kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...