Bismillahirrahmanirrahim;)
Semoga suka ya:)Jangan lupa vote sama komennya>3
Happy reading 💙
*****
"Makan dulu." Titah Rega menyimpan sepiring makanan didepan Zeka.
Laki-laki itu melirik sekilas makanannya lalu menatap Rega dengan tatapan rumit. "Kenapa?" Tanyanya Lirih.
Rega membalas tatapan Zeka ia menaikan sebelah alisnya bingung dengan ucapan laki-laki itu. "Apanya?"
"Lo kasihan sama gue?"
Ucapan dari mulut Zeka membuat Rega terkekeh pelan.
"Emang lo mau gue kasihanin?" Sahut Rega.
Zeka mendecak pelan ia menatap seluruh isi apartemnnya yang mengenaskan.
Kacau.
Apartemennya sangat kacau.
Tatapannya meredup mengingat cobaan yang ia alami saat ini cukup berat, dan menyayat hatinya. Bagaimana ia melanjutkan hidupnya jika sudah seperti ini.
Zeka memang sudah terbiasa ditinggal orang tuanya, tapi Alaska dan Zela akan pulang seminggu sekali dan menghabiskan waktu bersama, walaupun tak sering dan mereka lebih mengistirahatkan tubunya karena kelelahan bekerja.
Tapi sekarang...
Berbeda.
Orang tuanya akan pergi selama-lamanya tak akan kembali pulang menemuinya, dan memberikan nasihat jika ia membuat kesalahan.
Dan lebih membuat laki-laki itu bersedih jika ia merindukan orang tuanya, kemana ia pergi? Tak ada tempat peristirahatan jasad Alaska dan Zela.
Ia hanya bisa berdo'a meminta ketenangan dan tempat terindah untuk orang tuanya di alam sana, meminta jasad orang tuanya ditemukan ia ingin melihatnya untuk terakhir kalinya.
"Jangan ngelamun terus lo makan dulu, gak liat apa udah kayak zombie," titah Rega menyeletuk.
"Gak laper." Sahut Zeka tanpa menatap Rega.
"Perut lo harus di isi! Lo mau mati?" Sahut Rega sebal berusaha bersabar menghadapi Zeka yang tengah tah baik-baik saja.
Rega itu bukan tipe laki-laki yang sabar ucapannya tidak serius dan terdengar absurd, tapi Rega sebenarmya peduli dan perhatian pada orang lain.
"Gue mau mati." Tutur Zeka menatap kosong
.
.
.Saat ini Rega tengah ada didalam apartemen Zeka, orang yang tadi menemuinya. Bagaimana Rega bisa masuk apartmen laki-laki itu sedangkan pintunya terdapat password
Karena Algio, apa yang tidak bisa dilakukan laki-laki itu? Ya, Algio juga sudah diberitahu Rega.
Dan Rega sudah tahu cobaan yang menimpa Zeka dari sekolah yang heboh karena orang tua laki-laki itu salah satu dari korban kecelakaan pesawat.
*****
"Kita bisa berjuang sama-sama Al."
Ucapan tulus Leana membuta Algio tertegun. Ie mengeratkan genggaman tangannya menatap Leana tulus dan sangat dalam.
"Lea ... Udah nyaman banget sama Al, dan Lea suka sama Al yang selalu ada, Lea gak mau kehilangan lagi. Ayok kita berjuang sama-sama." Tutur Leana hangat, ia sungguh ingin lepas dari rasa cintanya pada Zeka dan beralih pada Algio. Laki-laki itu membuat dirinya spesial dan bisa melupakan rasa sakit yang alami.
Algio tulus.
Leana tak ingin membuat laki-laki itu kecewa.
"Lea mau berjuang? Dan lupain masa lalu?" Tanya Algio tertegun dan tidak dapat menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...