Antagonis sesungguhnya

75K 5.7K 662
                                    

Bismillahirrahmanirrahim;)
Semoga suka ya:)

Jangan lupa vote sama komennya>3

Happy reading 💙

*****

Prang!

Ponsel berlogo apple itu jatuh dari tangan Leana, mata gadis itu berkaca-kaca, rasa sesak menyelimutinya, dimalam hari gadis itu membuka ponselnya ia iseng melihat berita yang ada, dan apa yang ia lihat membuatnya shock, kecelakaan pesawat itu entah kenapa hatinya tergerak untuk melihat data korban.

Hatinya merasakan sakit saat ada nama orang tua Zeka ia tentu tahu karena saling mengenal, kejadian itu terjadi saat Zeka menemuinya membawakan makanan ke rumah sakit, disaat ia menyuruh laki-laki itu pergi bertepatan dengan jatuhnya pesawat yang ditumpangi Alaska dan Zela.

Tidak bisa dibayangkan perasaan Zeka, pasti sangat hancur.

Apa laki-laki itu baik-baik saja?

Tentu saja tidak!

Tubuh Leana lemas ia menyenderkan tubuhnya tembok, menatap kosong memerkirkan bagaimana Zeka saat ini, apa laki-laki itu melakukan hal bodoh?

Ia menyesal karena saat itu tak langsung memaafkan Zeka, laki-laki itu pasti merasa sendiri karena satu persatu orang yang disekitarnya pergi.

Leana mencoba menghubungi Zeka dengan gusar perasaan kalut itu menyerangnya, panggilannya tak terjawab karena tidak aktif.

Ya, sepertinya Leana harus pergi ke rumah laki-laki itu, jam menunjukan pukul 9 malam, tidak terlalu malam ia bisa segera berangkat.

Tepat saat ia ingin bersiap-siap, hujan mengguyur ibu kota, dan cukup deras, tapi gadis itu tak peduli hatinya mengatakan untuk segera menemui Zeka.

Laki-laki itu membutuhkan seseorang untuk menguatkannya.

Sudah siap dengan pakaian seadanya karena tengah darurat, ia sudah berada di ruang tengah ingin menemui bundanya meminjam mobil dan sekalian pamit entah mendaptakan izin atau tidak, ia harus menemui laki-laki itu.

"Bunda aku pinjem mobil bunda boleh?" Izin Leana saat melihat bunda Lesa ingin masuk kamar.

Gadis itu sudah tak mempunya mobil karena sudah terjaul untuk operasi dan kemoterapi yang dilakukannya waktu sakit, ia beralasan mobilnya rusak dan sedang diperbaiki di montir.

Bunda Lesa tersentak ia menoleh menatap anakknya bingung. "Kamu mau kemana?"

"Aku mau ke rumah Zeka." Jawabnya jujur.

"Ngapain?" Tentu bunda Lesa bingung dan sedikit terkejut, bukannya Leana membenci laki-laki itu.

"Aku mau ketemu dia bun, kasian Zek,"

"Kasian?" Beo bunda Lesa, kebingungan bertambah apalagi melihat raut khawatir gadis itu.

Dan kini Leana yang dibuat bingung, apa bundanya tak tahu mengenai orang tua laki-laki itu?

"Bunda gak tahu? Kalau tante Zela sama om Alaska korban jatuhnya pesawat?"

Deg!

"Hah?"

"Bunda..."

*****

Mobil putih itu berhenti didepan rumah mewah itu, Leana mengklakson tapi tak ada tanggapan, tak ada siapapun yang membuka gerbang, memang dirumah itu hanya Zeka dan orang tuanya yang menempat, asisten atau satpam akan datang jika pagi hari atau disuruh si pemilik rumah.

Dan sekarang hanya Zeka sendiri yang menempati rumahnya, gadis itu semakin dibuat gusar karena gerbangnya tak kunjung dibuka, bagaimana ia bisa masuk?

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang