Saling percaya

62.3K 5.2K 713
                                    

Bismillahirrahmanirrahim;)
Semoga suka ya:)

Jangan lupa vote sama komennya>3

Happy reading 💙

*****

Sudah merasa cukup menjenguk Zeka. Leana dan Algio pamit untuk pulang, diruangan itu hanya tersisa Aeli, Rega juga pamit satu jam yang, Leana dan Aeli juga mengobrol membahas hal yang berbau wanita, awalnya sempat canggung, tapi gadis itu terlihat ramah, jadi Leana merasa nyaman saja untuk sedikit berbicara dengan Aeli.

Diperjalanan menyusuri lorong rumah sakit untuk pulang, Algio menghentikan langkahnya membuat langkah Leana juga terhenti.

Gadis itu ia mendongok menatap kekasihnya bingung. "Kenapa berhenti?"

Algio menunduk menatap gadisnya lekat. "Kamu udah gak papakan? Masih suka sakit gak? Kalau iya kita periksa lagi ke dokter Andy ya?"

Algio mengingat penyakit yang sempat diderita gadisnya, membuat ia khawatir dan kepikiran, ia berfikir mungkin kanker itu belum sepenuhnya hilang, Algio ingin memastikannya setidaknya pikirannya tenang.

Leana paham apa yang dimaksud kekasihnya, ia tersenyum hangat. "Aku udah gak papa, aku gak tahu udah sepenuhnya sembuh atau ngga dari penyakit ini, intinya yang aku rasain sekarang aku baik-baik aja, aku sehat Al." Jelasnya berusaha menenangkan Algio, ia emang merasakan baik-baik saja walaupun kadanga efek samping dari bekas operasinya cukup mengganggu kesehatannya, tapi itu lebih baik dari sebelumnya.

Laki-laki itu menghela nafas lega ia mengacak lembut kepala gadisnya dengan sayang. "Aku lega dengernya, tapi kalau kamu kenapa-kenapa, ada yang sakit bilang sama aku ya, jangan di pendam sendiri, sekarang ada aku yang siap jaga kamu kapan aja," ucapnya penuh perhartian membuat Leana terharu tapi tak urung gadis itu berdecak.

"Kamu ngeremehin aku ya? Aku tahu aku pernah sakit kanker paru-paru stadium awal, tapi kan aku udah jalanin operasi buat kesembuhan aku, jadi kamu gak perlu khawatir, aku baik-baik aja, sekarang aku sehat tauk!" Tutur Leana meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja, soal ia mengetahui kanker yang ia alami stadium awal karena Algio memberitahunya.

Leana tidak selemah itu.

Algio yang mendapat tuturan itu mengerjap, kenapa gadisnya sedikit galak? Kenapa juga Leana harus terang-terangan pernah mengalami sakit kanker? Algio jadi termenung merasa bersalah karena tidak menemani gadisnya disaat terpuruk.

Mereka tak menyadari percakapannya didengar dua orang dibalik tembok.

*****

Leana dan Algio sudah ada diparkiran, semenjak pembicaraan dilorong rumah sakit, Leana jadi tak banyak bicara, sedari tadi gadis hanya diam membuat Algio risau.

Apa gadisnya marah?

Atau sakit?

Algio melirik Leana yang ada disampingnya. "Kamu kenapa diam aja? Ada yang sakit? Kalau iya kita balik ke rumah sakit periksa aja ya?" Tutur Algio berhenti melangkah, menatap Leana serius ada kekhawatiran dimata itu.

Leana ikut berhenti melangkah, padahal mobil laki-laki itu sudah ada didepannya hanya beberapa langkah lagi. Ia melirik Algio lalu menghela nafas pendek. "Aku pengen pulang, kamu nanya terus bikin aku kesel."

Algio terkejut atas ucapan Leana, kenapa gadis itu bersikap seolah-olah kesalnya dengannya, jelas pikiran Algio tidak tenang ia takut gadisnya goyah atas keadaan Zeka dan berniat untuk menjalin hubungan lagi.

Jika yang dipikirannya benar, jelas ia akan sangat patah hati dan merasakan kekecewaan.

Tatapan laki-laki meredup, tapi ia kembali berusaha tenang, Algio menghela nafas pelan tersenyum simpul. "Maaf ya."

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang