Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Happy reading 💙
"SEMANGAT ZEKA!"
Suara melengking itu mengalun dilapangan yang tengah ramai oleh murid SMA NAHESA. Salah satu gadis cantik dengan spanduk foto seorang laki-laki tampan dengan pakaian basketnya, tak lupa ada tulisan Semangat my prince, tatapan aneh, geli, dan tawa tertuju pada gadis itu, dia Leana---gadis cantik yang duduk paling depan untuk memberikan semangat begitu heboh pada kekasihnya yang tengah bermain basket melawan murid sekolah sebelah.
Beberapa menit kemudian pertandingan di istirahatkan dengan percaya diri Leana dengan satu botol minuman dingin dan handuk kecil ditangannya mendekati kekasihnya yang tengah duduk dipinggir lapangan. Spanduknya ia titip pada sahabtanya yang tengah berbincang dengan teman sekelasnya.
"Capek?" Tanya Leana yang ikut duduk disamping laki-laki itu, tanpa disuruh ia mengusap keringat diwajah kekasihnya menggunakan handuk kecil yang dibawanya.
"Lumayan,"jawabnya tersenyum tipis.
"Kasian pacar aku,"sahut gadis itu terkekeh. Setelahnya ia memberikan botol minumannya. "Minum ya."
Namanya Zeka---laki-laki itu meneguk minuman itu hingga tandas. Leana yang melihatnya terkagum karena kekasihnya lebih tampan dan hot?
Gadis itu terkekeh membuat Zeka menatapnya. "Kenapa ketawa?"
"Kamu ganteng kayak jodoh aku," jawab Leana terikik.
"Siapa jodoh kamu?" Tanya Zeka tertawa kecil.
"Kamu lah! Kamu lahir aja itu di takdirkan buat aku!" Seru Leana heboh tak lupa dengan tawa kecil mengudara dimulutnya.
Zeka terkekeh kecil ia mengacak rambut gadisnya gemas.
Percaya diri sekali.
"Pede banget sih,"
"Iyalah, orang setiap sholat fardu, sholat sunnah, sholat tahajud, sholat tarawih, sho---" lontaran Leana terhenti karena Zeka menyentuh bibirnya dengan jari telunjuk laki-laki itu.
"Kamu itu kalau tidur susah dibangunin, mau ada gempa, petir, badai sekalipun kamu gak bangun-bangun, gimana mau shlolat tahajud?" Tutur Zeka geleng-geleng kepala, mengingat betapa susahnya Leana bangun tidur, seperti orang mati.
Apalagi gadis itu jarang sekali begadang, kecuali ada yang mengajaknya."Ya ... Iya sih, tapi pokoknya aku selalu minta sama Tuhan supaya jadi jodoh kamu,"sahutLeana tersenyum manis tak lupa decakan karena tuturan Zeka yang kelewat jujur.
"Kalau gak jodoh?"
"Kalau gitu izinin aku buat baku hantam sama jodoh kamu, terus bilang kalau Zeka buat aku, balas Leana mencebik karena ucapan kekasihnya.
Zeka terkekeh tak lama ia termenung menatap sepasang sepatu yang ia pakai.
"Kamu kenapa?" Tanya Leana melihat Zeka seperti tengah melamun.
Laki-laki itu kembali menatap gadisnya. "Kamu orang baik, aku tahu itu." Tak dipungkiri Zeka bersyukur memiliki Leana, gadis itu sering sekali membuatnya tertawa, tak seperti dulu hidupnya mononton.
"Dunia juga tahu aku orang baik." Leana tersenyum manis.
Zeka hanya tersenyum simpul menatap kekasihnya dengan sorot rumit, lalu tatapannya jatuh pada gadis yang ada dibelakang Leana dengan jarak yang tak terlalu jauh, gadis itu tengah berbincang dengan temannya sembari tertawa membuat seulas senyum tipis tertarik dibibirnya.
Dan itu tidak disadari Leana.
"Lea!"
Panggilan melengking itu membuat Zeka tersadar ia langsung menatap si pelaku yang memanggil nama gadisnya.
"Apaan?" Tanya Leana menatap teman laki-lakinya.
"Asli ya, waktu pembagian ahlak kayaknya lo antri paling belakang,"ujar laki-laki itu sinis.
"Tapi waktu pembagian kencantikan gue antri paling depan,"balas Leana tersenyum manis dengan pedenya ia mengelus rambut panjangnya.
Laki-laki itu Rega---temannya Leana, ia mencibir. "Pulpen gue lo ambil lagi? Emang dasarnya lo cewek miskin apa gimana? Pulpen yang harganya cuma tiga ribuan aja lo colong."
"Lo kali yang miskin, cuma masalah pulpen aja ribet," decak gadis itu mulai tahu arah pembicaraan mereka.
"Mohon maaf nih ndoro masalahnya lo itu tuman, udah nyolong alat tulis gue yang ke 33 kalinya, ahlak lo dimana kuyang ..." Gemas Rega mendengus. Temannya ini senang sekali mengambil alat tulisnya walaupun mereka berbeda kelas. Bukan hanya miliknya yang dicuri, tapi teman sekelas gadis itu juga jadi korbannya.
"Kayak yang lo bilang, gue kekurangan ahlak."
Zeka yang melihat interaksi mereka terselip rasa tak suka Leana dekat dengan laki-laki lain, ia paham Rega adalah teman Leana dari kelas 10, tapi ia yang jauh lebih dulu mengenal gadis itu, dan berakhir pacaran selama dua tahun dan mereke kenal sudah lima tahun lamanya.
Zeka dan Leana jelas memiliki perbedaan yang mencolok. Laki-laki itu memilki sikap cuek, emosian tapi emosi itu bisa ia kontrol jika bersama Leana, dan memilki kecerdasan diatas Leana. Gadis itu sendiri memiliki sikap jahil, berisik, bar-bar dan periang.
Zeka dan Leama sama-sama kelas 11 SMA, tapi dua sejoli itu ditempatkan dikelas yang berbeda mengingat kapisitas otak mereka yang berbanding terbalik. Zeka kelas 11 IPA 2 sedangkan Leana kelas 11 IPS 3. Bukan berarti kelas IPS itu hanya ditempati murid-murid yang tidak cerdas, hanya saja menurut Leana semua yang berhubungan dengan IPA itu sulit tidak cukup dengan otaknya yang minim, dan itu bukan bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...