Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Tolong tinggalkan jejak. Jangan jadi pembaca tak kasat mata!
Happy reading 💙
*****
Selama dua hari Leana tak Masuk sekolah karena masi di rawat di rumah sakit. Satu hari yang lalu bunda Lesa sudah tahu jika ia tengah sakit, karena bunda Lesa menanyakan kabar Leana, Arian pun mau tak mau bicara jujur pada bunda Lesa. Dan tentu saja itu membuat bunda dari Leana itu khawatir. Neola sendiri tahu soal itu karena bunda memberitahunya. Dan ya adik Leana itu merasa khawatir.
Dan sekarang Leana Tengah ada di parkiran sekolah. Tadi ia di antar Arian karena Leana masi menginap di apartemen sepupunya itu. Bunda Lesa mengizinkannya tapi hanya dua hari. Berarti saat pulang sekolah ia kembali ke rumah bundanya.
Leana melangkahkan kakinya ia menyusuri koridor. Dan seperti biasa ada saja tatapan sinis dan meremehkan pada gadis itu. Tapi sekarang Leana hanya cuek saja. Ia tersenyum miris, mengingat tidak bisa banyak beraktivitas karena kondisi tubuhnya yang tidak seperti dulu.
Langkah gadis itu terhenti karena ada panggilan dari arah belakang, ia bisa tebak siapa orang itu karena dari suaranya, dan Leana melangkahkan kakinya kembali tanpa menghiraukan panggilan itu.
"Kak Lea!" Seru Neola lalu memegang salah satu tangan Leana.
Leana menepis tangan Neola ia berbalik menatap adiknya datar.
Neola menatap kakaknya sendu. "Gimana keadaan kakak?" Tanya Neola tersirat kekhawatiran.
"Peduli lo?" Sinis Leana melipat tangannya didada.
Neola mengangguk sedih. "Adik mana yang gak peduli sama kakaknya"
Leana tertawa hambar ia menatap Neola dingin. "Adik mana yang jadi pelakor kakaknya hm?"
Neola menelan salivanya ia menundukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca. "Maaf kak" lirihnya.
"Gak guna!" Sarkas Leana berdecih. "Gimana yang abis di lamar di hari spesial gue? Seneng banget dong, gue sebagai kakak yang baik turut bahagia" ucap Leana tersenyum remeh.
Mata Neola sudah memerah ia meneteskan air matanya menatap Leana bersalah. "Aku tahu aku salah, tapi aku sama kak Zeka saling mencintai, aku cuma mau kakak dukung hubungan aku dan menerima kenyataan, kalau cinta gak bisa di paksa. so please. please take care of us".
Leana memalingkan wajahnya ia tak ingin melihat tatapan sendu dan mendengar kata-kata yang menyakitkan itu dari adiknya.
"Gimana supaya kakak bisa maafin aku? Aku pengen kayak dulu lagi kak, kita ngobrol bareng, becanda bareng, main bareng, tidur bareng" lirih Neola terisak. "Aku kangen kakak yang dulu"
Leana menatap adiknya sendu "Gak mudah dek. Ini terlalu sakit" lirihnya di akhir kalimat ia memegang dadanya yang terasa sesak lagi.
Neola merasa Dejavu mendengar panggilan dek untuknya. Seingatnya panggilan itu di ucapkan waktu ia kelas 7 SMP. "Kak" lirihnya.
Leana tersenyum tipis sebenarnya ia juga tak ingin berada di situasi seperti ini. Tapi apa boleh buat keadaan yang membuatnya berubah. "Gue butuh waktu pelan-pelan buat ngelupain semuanya" ucap Leana ia menghela nafasnya ia menatap Neola teduh "Dek. Percaya sama kaka, kak Lea sayang banget sama Ola, melebihi segalanya, dari kecil kita selalu bareng-bareng, berantem aja jarang, apa-apa kita selalu berbagi, saling menjaga, saling menyayangi, masa-masa kita itu berharga banget buat kakak, dan itu gak pernah di lupain sampai kapanpun" lanjut Leana tersenyum. Tak ada yang tahu arti dari senyumnya itu, senyumnya itu Seperti senyuman terluka. Yang menyimpan banyak kesedihan di hatinya, tetapi Leana menutupi itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...