Ayok pacaran!

83.4K 7.8K 1.5K
                                    


Bismillahirrahmanirrahim;)
Semoga suka ya:)

Jangan lupa vote sama komennya>3

Happy reading 💙

*****

"Lea istirahat aja, muka Lea pucet banget, atau kita ke dokter aja." Ucap Algio khawatir karena wajah Leana yang terlihat pucat.

Saat ini gadis itu tengah ada di ruang rawat Neola duduk dikursi mengamati Neola yang tengah tertidur ditemani bunda Lesa yang juga tertidur dikursi dekat brankar.

Bundanya pasti kelelahan.

"Lea mau tidur aja Al." Lirih Leana melirik Algio.

Padahal dimobil Leana tidur cukup lama. Mungkin gadis itu benar-benar kelelahan apalagi kemarin-kemarin Leana kurang tidur karena menjaga dan memikirkan kondisi Neola diam-diam tanpa sepengetahuan Algio.

"Capek banget ya? Sini tidur." Ujar Algio mengisyaratkan Leana untuk tidur menjadikan pahanya sebagai bantal, gadis itu sendiri menurut.

Algio mengelus rambut gadis itu lembut membuat mata Leana cepat terpejam. Ia tersenyum tipis tapi ada kekhawatiran dimatanya karena kondisi Leana yang tidak baik.

Sepertinya diam-diam Algio harus membawa Leana ke dokter Andy untuk menangani gadis itu.

*****

"Gimana dok keadaan Lea?" Tanya Algio pada doktet Andy. Pasalnya setelah beberapa menit Leana tertidur Algio mengambil kesempatan itu untuk membawa gadis itu ke dokter.

"Keadaan Leana akhir-akhir ini kurang baik, seharusnya pasien banyak istirahat dan jangan banyak pikiran, apalagi setelah menjalani operasi kenker paru-paru itu ada efek sampingnya, jangan membiarkan Leana menghirup polusi udara seperti asap yang dapat merusak sel paru-parunya." Jelas dokter Andy.

Algio menghela nafas pelan, tubuhnya melemas, kekhawatirannya membesar karena keadaan Leana yang belum pulih betul dari penyakitnya. Ia berusaha terlihat tenang tersenyum kecil dan meminta izin untuk melihat Leana di ruang rawatnya.

Setelah mendapapatkan izin ia segera memasuki ruang rawatnya.

Tak ada yang menyadari ada sepasang mata yang melihat dan mendengar interaksi Algio dan dokter Andy. Matanya memanas hatinya begitu sakit, mendengar kenyataan tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju arah pintu dimana Algio masuk, tubuhnya bergetar rasa sesak, perasaan bersalah, penyesalan terus menyelimutinya saat melihat dari balik kaca, terdapat seorang gadis yang terbaring lemah diatas brankar.

"Ke-kenapa gak bilang Le?" Monolognya dengan air mata yang menetes.

Entah sudah berapa kali air matanya keluar karena gadis itu.

Gadis yang menghantui pikirannya.

Zeka baru merasakan perasaan yang tak ia mengerti. Seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya begitu keras.

*****

"Neola." Panggil Zeka parau yang sudah duduk dikursi dekat brankar.

"Kak Zek kenapa?" Tanya Neola bingung karena suara parau laki-laki itu.

"Maaf." Lirih Zeka menunduk tak ingin menatap gadis itu karena hatinya akan bertambah sakit.

"Maaf buat apa?"

"Maaf buat semuanya, maaf buat hubungan kita yang bukan didasari perasaan, maaf kalau sebenarya aku gak cinta kamu La, maaf udah buat hubungan kamu sama Lea berantakan sebelumnya. Aku gak tahu harus gimana, La aku nyesel udah khianatin Lea, aku nyesel udah nyakitin perasaa kamu sama Lea. Aku tahu maaf doang gak cukup dan gak bisa ngubah semuanya, aku...aku minta maaf, aku cinta Leana La." Tutur Zeka menatap kosong ke arah Neola. Rasa gengsi itu sudah ia tepis jauh-jauh apa yang ia ucapkan benar adanya. Ada perasaan lega karena telah jujur dan bicara apa adanya pada gadis itu.

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang