Lulus dari sekolah SMA dari empat bulan yang lalu, Leana sudah melanjutkan pendidikannya di Green light university, gadis itu sudah masuk bersama Zeka dan Rega, mereka memang memutuskan untuk satu kampus. Karena kampus itu kampus yang Algio tempuh saat ini.
Leana juga sekarang lebih serius dalam belajar, tidak seperti waktu sekolah di menengah akhir, gadis itu terkesan bodo amat.
Hidupnya sekarang lebih baik, dan hatinya selalu menghangat saat pacarnya sudah baik-baik saja dan pulih sepenuhnya. Apalagi sikap manis Algio yang selalu membuat Leana tersipu.
Tak sia-sia gadis itu menunggu Algio bangun dari komanya, laki-laki itu benar-benar berusaha untuk pulih kembali, saat bangun dari komanya, Algio sempat mengalami lumpuh sesaat di kakinya. Dan sekarang semuanya sudah baik-baik saja, berkat dukungan Leana dan yang lainnya, serta usaha semangat Algio untuk sembuh.
Tidak ada dendam dan semacamnya, Leana sekarang sudah bahagia. Melupakan masa lalu yang membuat dirinya kecewa dan sakit hati.
Kabar Lesi yang entah bagaimana, Leana tidak tahu, gadis itu seakan hilang ditelan bumi. Aeli yang tidak dipenjara atas perbuatannya karena masih dibawah umur dan ibunya seorang konglomerat membuat Aeli bebas, dengan syarat dipindahkan ke luar negri seperti diasingkan.
Tidak ada yang tahu, Lesi sudah mendapatkan cintanya disana, laki-laki blasteran singapura dan indonesia, laki-laki tulus yang mencintai Lesi, membuat gadis itu dapat merasakan cinta kepada lawan jenisnya.
Dan Arian yang pindah ke london menempuh hidup baru dengan gadis yang dinikahinya tiga bulan yang lalu.
"Aku mau kucing."
Algio yang tengah berbaring di sofa menggunakan paha Leana untuk menyandar kepalanya langsung menatap gadisnya dari bawah, Leana tengah memainkan rambutnya.
"Buat apa?" Tanya Algio.
"Buat kurban."
Laki-laki itu terkekeh geli. "Gak gitu, maaf deh, kenapa mau pelihara kucing hm?
Leana mengangguk riang. "Aku mau kucing yang bulunya banyak warna putih! Matanya biru, suaranya kayak anak anjing!"
Mengerutkan kening, Algio bingung emang ada kucing dengan suara anak anjing?
"Kalau suaranya anak anjing, ya beli anak anjing aja," sahut Algio ringan.
Gadis itu menggeleng. "Aku maunya kucing, kucing lebih lucu tauk! Tapi suara anak anjing juga gemes banget gak sih?"
Menghela nafas, Algio tersenyum kecil. "Emang ada?"
"Harus ada!"
"Gak ada sayang, jangan aneh-aneh, kalau mau dua-duanya gak pa-pa, kita beli kucing yang kamu mau, sama anak anjingnya sekalian," usul Algio lembut sembari mengambil salah satu tangan gadisnya lalu memainkannya seperti di elus atau kecup membuat Leana mengulum senyum malu.
Leana bergumam menggeleng tak setuju. "Jangan biarin kucing sama anjing bersatu, entar mereka berantem terus, kita sebagai mama papanya yang repot."
Algio semakin bingung. "Mama papa?"
Gadis itu tersenyum lebar menggangguk semangat. "Kita bakal beli anak ditoko kucing!"
******
Mereka benar-benar pergi untuk membeli kucing ditempat jual beli kucing, Leana begitu antusias memilih hewan lucu itu, Algio yang senantiasa menemani gadisnya, sesekali tersemyum geli melihat mata berbinar Leana dengan ekspresi gemas saat melihat hewan itu. Tak sadarkah Leana? Gadis itu lebih menggemaskan menurutnya.
"Ini lucu banget gak sih? Yaampun!" Seru Leana menatap gemas hewan berbulu itu yang ada di dalam kandang.
"Iya gemes banget." Algio menyaut menyetujui, tangannya mengusap rambut hitam Leana, matanya juga menatap gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...