Rasa takut

49.9K 4.3K 848
                                    

Bissmillahirrahmirrahim
Semoga suka ya')

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya!

Happy reading💙

******

Selamaman Leana menginap dirumah Algio, laki-laki itu jika tengah sakit akan bersikap manja, seperti memintanya menemaninya tidur, sang pacar tidak bisa tidur nyenyak jika tidak ada yang bisa dipeluk, guling atau sebaginya tidak mempan karena itu benda mati. Dan mereka benar-benar hanya tidur tidak melakukan apapun, jika kalian berfikir macam-macam.

Suhu badan Algio juga menurun, tapi tetap saja badannya tidak sebugar sebelumnya, laki-laki itu masih butuh istirahat.

Gadis itu sudah bangun 10 menit yang lalu, dan Algio masih terlelap dalam tidurnya, Leana tengah memasak sup ayam untuk sarapannya bersama sang pacar, apalagi disini tidak pelayan, Algio memang memilih tinggal sendiri tanpa bantuan pelayan, tapi jika urusan bersih-bersih rumah, laki-laki itu akan meminta jasa pembersih rumah atau cleaning service.

Sudah selesai memasak, Leana kembali ke kamar Algio dengan nampan ditangannya berisi satu mangkuk sup ayam dan satu piring nasi, tak lupa satugelas air putih.

Leana bisa melihat Algio sudah bangun dari tidurnya, laki-laki itu tengah duduk bersandar sembari memainkan ponselnya dan itu membuat Leana mendecak.

"Lagi sakit malah main hp." Cibir gadis itu mendekat keranjang.

Sadar gadisnya datang, Algio menoleh lalu terkekeh. "Aku cuma demam, bukan sekarat."

Leana melotot garang atas ucapan kekasihnya.

"Makan dulu." Titah gadis itu menghiraukan ucapan Algio.

"Kamu masak?" Tanya Algio. Saat ia bangun Leana tidak ada dikamarnya, tapi tas sekolah gadis itu masih ada disofa, ia berfikir Leana ada di kamar mandi.

"No, aku renang." Sahutnya asal, sudah tahu kenapa pakai nanya?

Laki-laki itu terkekeh. "Siapa tahu pesan goofood." Algio sama sekali tidak melarang Leana masak, apapun yang tidak membahayakannya dan membuat gadis itu senang, ia membiarkannya.

"Aku maunya masak sendiri."

Gadis itu lalu mengaduk sup ayamnya duduk dipinggir ranjang. "Makan aku suapin."

"Aaa ... "

Satu suapan masuk ke dalam mulut laki-laki itu, rasanya tidak buruk, Algio menyukainya. Apapun tentang Leana ia akan selalu menyukainya.

"Enak, aku suka."

Leana tersenyum manis mendengar pujian sang pacar atas masakannya.

Kening Algio berkerut saat menyadari Leana tak ikut makan. "Kamu gak makan?"

"Nanti aja, habis kamu." Jawabnya.

"Enggak, kamu makan sekarang, satu mangkuk berdua." Ujar Algio tak suka, saat gadis itu belum makan, tapi dirinya sudah.

Leana lebih baik mengiyakan, Algio akan dalam mode datar jika dirinya belum mengisi perut. Ia memakan suapan kemulutnya yang tadinya untuk sang pacar.

Beberapa menit berlalu mereka selesai sarapan, Leana menyuruh Algio untuk minum obat.

"Kamu gak sekolah?" Tanya Algio mengingat sekolahnya gadis itu.

"Kalau aku sekolah, siapa yang jaga kamu?"

"Aku udah baikan." Sela Algio tak ingin merepotkan gadisnya. Tubuhnya tak selemah kemarin, ia benar-benar sudah membaik.

Leana menyentuh kening sang pacar dengan punggung tangannya. Bibirnya tertarik membentuk senyum lega. "Iya, suhu badan kamu gak sepanas kemarin."

Leana Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang