Bismillahirrahmanirrahim:)
Semoga suka ya:)Tolong tinggalkan jejak dengan vote dan komentar!
Happy reading 💙
*****
Leana memasuki kawasan rumahnya, ia baru pulang pukul 7 sore karena Algio mengajaknya jalan-jalan tentu tidak ia tolak. Tapi resikonya tubuhnya lemah ia ingin cepat-cepat istirahat di kasur empuknya.
Saat Leana akan menaiki tangga langkahnya terhenti karena suara dari dapur. Karena penasaran Leana memutuskan untuk mengeceknya.
Ia membelalakkan matanya melihat ada darah di tangan Neola. Ia segera membantu adiknya berdiri karena posisinya Neola tengah duduk di lantai, terlihat adiknya juga membawa pisau. Dengan refleks Leana mengambil pisau itu dari tangan adiknya.
"Kenapa tangannya bisa berdarah?!" Panik Leana.
"Sakit kak" parau Neola dengan mata yang sudah memerah.
Terlihat goresan yang cukup panjang di tangan Neola darah pun keluar deras itu membuat Leana panik, saat ia akan membantu adiknya memapah gerakannya terhenti karena Zeka datang dengan raut menyeramkan dan tersirat kekhawatiran, dan entah kenapa itu membuat Leana takut.
"LEANA APA YANG LO LAKUIN?!" Marah Zeka yang menepis tangan Leana dan itu membuat Leana tersungkur.
"LO MAU BUNUH CEWEK GUE HAH?!" Geram Zeka saat melihat darah di tangan gadisnya, dan tatapannya jatuh pada pisau yang ada di tangan Leana.
Leana tersentak refleks ia melepaskan pisau di tangannya. Ia menggeleng kuat menatap Zeka.
"SIALAN ANJING! LO BIKIN GUE MARAH, MAU JADI PEMBUNUH HAH?! DASAR CEWEK GAK WARAS!" Geram Zeka memberikan tatapan menusuk dan aura yang menyeramkan pada Leana itu lemah, mudah sakit. Zeka dengan sigap menggendong Neola ala bridal style. Sebelum beranjak ia sempat menoleh Leana dengan tatapan kecewa dan kebencian? "Gue kecewa Lea"
Setelah itu Zeka meninggalkan Leana yang hanya diam ia menatap kosong Zeka yang membawa Neola.
"Lo salah paham lagi" lirih Leana tertawa sumbang.
*****
Lagi dan lagi Zeka menunggu Neola di depan ruangan IGD. Ia terus berdoa semoga gadisnya baik-baik saja. Zeka juga tak sempat menghubungi bunda Lesa karena Panik. Bunda Lesa sendiri akhir-akhir ini tengah sibuk bekerja dan pencarian donor ginjal untuk Neola.
"Sialan Lea, lo main-main sama gue"
.
.
.Didalam ruangan putih Neola membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah laki-laki yang akhir-akhir ini selalu ada untuknya. Ia tersenyum tipis.
"Aku nyusahin kamu ya?" Parau Neola.
Zeka menggeleng kuat. "Seorang putri gak pernah nyusahin pangerannya, justru aku pengen berguna buat kamu, lindungin kamu dari apa pun. Jangan pernah berpikir macem-macem sayang" tegas Zeka menatap Neola hangat. Ia juga menghela nafas lega karena gadisnya sudah sadar.
Neola tersenyum haru. Bagaimana ia bisa melepas Zeka? Cintanya pada Kekasihnya ini begitu besar, Neola tak sanggup jika harus melepas kebahagiaannya.
"Aku cinta kamu" lirih Neola tersenyum tulus.
Zeka diam tak bergeming entah apa yang ia pikirkan. Ia memejamkan matanya lalu menatap Neola hangat. "Aku lebih mencintai kamu"
******
Leana memasuki apartemen elite. Ia membuka pintu dengan password tanggal ulang tahunnya.
Gadis itu melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kamar laki-laki yang tengah berkutat dengan laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leana Story (End)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca!💙) Warning! (Cerita ini mengandung emosi) "Bisa gak usah kasar. Gua gak suka cewek kasar," sarkas...