Hai balik lagi nih..
Ada yang kangen?
Yaudah deh lanjut lagi..
.
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
."Assalamu'alaikum" salamnya tapi ia tidak mendengar sahutan, padahal biasanya kedua putrinya langsung menyambutnya didepan pintu dan istrinya berjalan kearahnya. Kali ini tidak. "Sayang" Azzam kembali bersuara. "Kemana sih semua orang?" Bingungnya saat melihat sekelilingnya yang sepi.
"Sayang" panggilnya lagi. "Fika, Zahwa, ibu" tetap tidak ada sahutan.
Karena lelah Azzam langsung menjatuhkan dirinya ke sofa ruang tamu. "Sayang" panggilannya sekali lagi. "Mereka keluar?" Tanyanya pada diri sendiri. "Ah tapi tidak mungkin, biasanya Maryam akan izin jika ingin keluar" ia menjawab sendiri.
Azzam kembali berdiri dari duduknya untuk pergi kekamarnya, mungkin saja istrinya sedang tertidur bersama kedua putrinya.
"Sayang" panggil Azzam sembari membuka pintu. Keningnya berkerut saat tidak melihat siapapun didalam sana, yang ia lihat malah sebuah kotak kado cantik, berukuran sedang yang ada diatas kasurnya.
"Apa ini?" Tanyanya bingung. Dibawanya kotak itu keatas pangkuannya kemudian hendak membukanya.
Hp Azzam berdering membuatnya tidak jadi membuka kotak kado itu. Nama 'istriku' tertera dilayar hpnya sebagai pemanggil.
"Assalamu'alaikum, dimana?" Tanya Azzam langsung setelah menggeser ikon telepon berwarna hijau.
'lihat keluar jendela coba!'
Azzam meletakkan kotak kado itu kembali keatas kasurnya kemudian berjalan kearah jendela kamarnya. Hpnya masih tertempel di telinganya. Azzam melihat keluar jendela dan senyumnya langsung terbit.
Azzam membaca tulisan dipapan yang dipegang erat oleh istrinya. 'Do'a terbaik untukmu, mas Azzam' baca Azzam lirih. Ia baru mengingat jika hari ini adalah ulang tahunnya yang ke 32 tahun.
'kesinilah mas!. Bawa kotaknya juga!' Pinta Maryam melalui sambungan telepon.
Azzam mengangguk mantap kemudian berjalan cepat turun dari lantai atas untuk menuju taman belakang rumahnya.
Azzam membuka pintu menuju taman belakangnya dan,
"Ayah" "Yayah" kedua putrinya yang menyambutnya dengan langsung memeluk kakinya.Azzam melihat istrinya yang tersenyum kearahnya. Maryam berjalan pelan mendekati suaminya dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang yang lainnya.
"Untukmu mas" Maryam mengulurkan kotak kado itu kepada suaminya.
Azzam meletakkan kotak kado yang ia bawa dikursi taman kemudian menerima kotak kado yang diberikan oleh istrinya. "Harusnya tidak usah dirayakan. Aku jadi sadar kalau aku sudah tua" Azzam memasang wajah cemberut.
"Tidak apa-apa. Yang penting suaminya Maryam hari ini harus terus bahagia" ucap Maryam lembut. "Dibuka dong kadonya!" Ucap Maryam sebelum membawa kedua putrinya sedikit menjauhi suaminya.
Azzam membuka kotak kado itu dan menemukan sebuah kue ulang tahun didalamnya lengkap dengan lilin angka 3 dan 2.
"Selamat bertambah tua" ucap Maryam bercanda.
"Aku tersinggung loh" curhat Azzam cemberut.
"Bercanda masku sayang" Maryam langsung memeluk pinggang suaminya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...