Hai..
Balik lagi nih..Lanjut baca aja deh..
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
."Akhirnya kamu datang juga, nak" Azzam melihat keluarga istrinya (kecuali ayah Adit dan bunda Suci) sudah berkumpul di sana, bahkan ada ibunya dan Fika. "Ayah" Azzam memeluk putrinya sejenak. Sudah seminggu ia tidak bertemu dengan putrinya ini
"Masuklah kedalam kak, Maryam menunggumu sedari tadi" Azzam melihat kearah istri Yusuf kemudian berdiri dari posisinya
"Ayah kedalam dulu" ucapnya pada putrinya. "Terima kasih, Yusuf" ucapnya pada kakak iparnya yang sedang menggendong si kecil Manaf
"Masuklah" ucap Yusuf tersenyum
Azzam mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan didepannya
Dibukanya pintu dengan perlahan. Dan tatapannya jatuh pada wanita yang terbaring di bankar rumah sakit, wanita yang sangat ia rindukan
"Kak Azzam" panggil Yani membuat tatapan orang yang ada di ruangan itu beralih kepadanya
"Mas" lirih wanita itu membuat Azzam melangkah cepat mendekatinya. "Maryam, aku merindukanmu" bisiknya memeluk tubuh Maryam
"Mas" lirih Maryam mengusap rambut suaminya. "Aku juga merindukanmu" jujurnya
Ekhem
Azzam langsung melepaskan pelukannya dan melihat kearah orang tua istrinya"Ayah" Azam menyalimi ayah Adit. "Bunda" dan beralih ke bunda Suci
"Karena kamu sudah datang, bunda sama ayah keluar dulu ya?" Pamit bunda Suci diangguki Azzam
"Bunda Yani ikut" ucap Yani. "Yam, kak Azzam aku keluar ya" pamitnya kemudian menyusul langkah pasangan paruh baya didepannya
"Mas" panggil Maryam saat Azzam hanya diam menatapnya. Azzam tersenyum kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang tadi diduduki oleh bunda Suci
"Bagaimana kabar kalian?" Ucap Azzam menatap perut istrinya yang membuncit
"Kami sehat mas" Maryam menarik tangan suaminya untuk mengusap perutnya. "Dia tidak lama lagi akan keluar" Maryam memberitahu
"Benarkah?" Maryam mengangguk
Azzam menatap istrinya yang tersenyum lembut kepadanya kemudian mengusap bintik-bintik keringat yang ada di wajah istrinya terutama dibagian kening
"Apakah sakit?" Tanya Azzam lembut. Maryam hanya mengangguk pelan sebagai jawaban
Maryam menahan tangan Azzam agar terus berada diatas perutnya. Dan Azzam yang mengerti mengelus lembut perut istrinya berharap sakit istrinya sedikit berkurang
"Mas" panggil Maryam karena Azzam terus menatapnya dalam diam
"Maaf" ucap Azzam akhirnya. Maryam menatap suaminya bertanya. "Karena telah sering menyakitimu. Juga karena aku tidak berada di sampingmu beberapa bulan ini, padahal kau sedang mengandung anak kita" Azzam membawa tangan kanan Maryam ke depan bibirnya kemudian mengecup punggung tangan istrinya itu cukup lama
"Mas, harusnya Maryam yang minta maaf"
Azzam menggeleng menolak ucapan istrinya. "Kamu tidak pernah salah sama mas, mas pantas menerima itu sebagai hukuman karena tidak pernah bersyukur kepada-Nya. Dia telah memberikan mas wanita yang istimewa sepertimu, tapi mas malah menyia-nyiakan hal itu" Azzam kembali mengusap keringat diwajah istrinya. "Sakit?" Azzam kembali bertanya saat mendengar ringisan pelan istrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...