Masih adakah yang menunggu?
Yuk lanjut deh..
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘.
.
."Mas Maryam mohon jangan pergi" pinta Maryam menahan tangan suaminya
"Tidak ada yang menemani Sarah dirumah sakit, sayang" ucap Azzam lembut
"Mas sekali ini saja. Maryam mohon" pinta Maryam memohon
"Maryam.." "mas"
"Kenapa kamu jadi egois begini. Dirumah sakit Sarah sedang sendirian tidak ada yang menjaganya"
"Maryam hanya minta satu hari ini mas"
"Kau begitu egois dengan keinginanmu. Apa kau tidak memikirkan Sarah yang sedang sakit"
"Mas.." "biar bagaimanapun dia ibu putriku. Kau jangan sampai lupakan hal itu"
"Mas aku hanya minta waktumu hari ini. Aku bahkan tidak masalah sebulan kemarin kau terus menemani mbak Sarah dirumah sakit"
"Kau begitu egois" marah Azzam menghempaskan tangan Maryam hingga Maryam jatuh terduduk
"Mas kalau kau juga lupa. Mbak Sarah yang meninggalkanmu dan Fika waktu it.." plak
Maryam menyentuh kepalanya yang berdenyut karena tertoki di kaki meja. "Jangan pernah mengungkit masa laluku, kau tidak tau apapun. Ingat kau hanya orang asing dirumah ini"
"Mas" Maryam menatap suaminya tidak percaya
"Aku istrimu mas"
"Kalau begitu mulai sekarang, berhenti menjadi istriku" bentak Azzam membuat Maryam merasa dadanya sangat sesak
Apakah ini akhir dari perjuangannya. Suaminya membuangnya seperti sampah
Azzam meninggalkan Maryam yang terdiam ditempatnya. Tangisnya sudah tidak dapat ia bendung lagi
"Baiklah mas, jika itu keinginanmu" Maryam menghapus kasar air matanya
Maryam meraih hpnya yang ada di atas meja. Ia menghubungi salah satu nomor yang ada dikontaknya
"Om" ucap Maryam serak
'Maryam ada apa?' khawatir orang diseberang
"Om, Maryam mohon segera siapkan surat perceraian Maryam dan mas Azzam" tangis Maryam kembali pecah
'Maryam ada apa?'
"Om Maryam mohon. Siapkan secepatnya" pinta Maryam
'baiklah, jika itu maumu' pasrah orang diseberang
"Lusa aku akan mengambilnya dikantor om" Maryam langsung memutuskan panggilannya pada omnya setelah kalimat terakhir yang ia ucapkan
Maryam kembali menghubungi salah satu kontaknya
"Kak Yusuf Maryam menyerah" ucap Maryam lirih
Diseberang Yusuf terdiam sangat lama. Beberapa kali ia menghembuskan nafas berat
'Kakak akan menyuruh Joe menjemputmu seminggu lagi. Jernihkan dulu pikiranmu, kakak akan menghubungimu lagi besok' ucap Yusuf akhirnya
"Baiklah kak" pasrah Maryam
Maryam berdiri dari duduknya. Diusapnya perutnya dengan lembut beberapa kali
"Astaghfirullah" Maryam menenangkan hatinya dengan istighfar
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS
General FictionPilihanku jatuh padanya. Dia seorang duda dan memiliki satu anak. Entahlah aku tidak tau kenapa bisa dia yang kupilih padahal masih banyak surat lamaran dari para laki-laki muda lainnya Meraih cintanya adalah perjuangan yang sangat keras yang harus...