chapter 3 DAS

5.5K 336 3
                                    

Chapter ini untuk menjawab pertanyaan di chapter sebelumnya, tentang pria yang Maryam pilih..

Yuk lanjut baca..

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘

.
.
.


"Kamu yakin mau pilih kak Azzam?" Tanya Laila terkejut

"Iya nak, kamu yakin?" kali ini bunda Suci yang bersuara

"InsyaAllah, Maryam yakin bunda, kak Laila" ucap Maryam penuh keyakinan

"Kalau kamu kelewat baca, kakak kasih tau ya. Dia itu seorang duda anak satu. Kamu yakin dengan pilihanmu?"

"InsyaAllah kak"

"Sudahlah sayang. Itu sudah keputusan Maryam" ucap Yusuf merangkul bahu istrinya. "Dan kamu Maryam. Minta petunjuk sama Allah dulu. Sebulan lagi baru kita bicara lagi tentang hal ini" Maryam mengangguk menyetujui ucapan kakaknya

Maryam berdiri dari duduknya dan melangkah menaiki tangga untuk kembali ke dalam kamarnya. Ia terus mengingat wajah cantik nan mungil itu, membuat senyumnya rasanya tidak ingin surut

"Apa yang sedang kamu lakukan sekarang, Fika?" tanyanya lirih pada dirinya sendiri

*
Disisi lain
"Ayah, mau sama bunda" tangisnya tidak juga berhenti. Ia berfikir jika putrinya tidur semalam, keesokan harinya putrinya akan melupakan wanita yang dianggapnya sebagai bundanya itu. Tapi ternyata tidak. Bahkan putrinya itu mogok makan dan terus meminta untuk bertemu dengan wanita itu

"Ayah. Fika mau ketemu sama bunda" rengeknya memukul-mukul dada ayahnya saat ayahnya memaksa menggendongnya

"Azzam, siapa sih wanita itu?. Kenapa Fika sampai seperti ini menginginkan untuk bertemu dengannya?" Azzam melihat kearah wanita paruh baya yang telah melahirkan dan membesarkannya sampai seperti ini

Azzam menerawang mengingat wanita itu. "Aku tidak tau, tapi rasanya aku tidak asing dengan wajahnya" ucap Azzam berfikir

"Oh iya, ibu pernah memperlihatkan fotonya kepadaku" ucap Azzam mengingat

"Siapa?, Maryam?"

Azzam menggeleng tidak tau. "Sini Fika sama nenek" Fika mengulurkan tangannya menerima ajakan neneknya

Ibu Azzam membawa cucunya duduk dipinggiran kasur milik cucunya. "Kenapa Fika bisa anggap dia bundanya Fika?" Tanyanya lembut

"Kata nenek kalau olang milip itu adalah jodoh"

"Ya terus?"

"Wajah ayah dan bunda milip" ucapnya polos

"Apa ini bundanya Fika?" Ibu Azzam memperlihatkan foto Maryam yang ia ambil dari laci meja cucunya

"Iya, bunda" ucapnya kembali menangis. "Nenek, mau ketemu sama bunda" rengeknya memeluk tubuh neneknya

"Yaudah kita ketemu sama bunda"

"Ibu jangan buat putriku jadi semakin menginginkan wanita itu menjadi bundanya" peringat Azzam tidak suka

"Azzam, Maryam itu wanita yang sangat baik tidak seperti mantan istrimu itu"

"Ibu" bentak Azzam tidak terima

"Ayo sayang, kita ketemu sama bunda" ajak ibu Azzam mengulurkan tangannya untuk menggendong cucunya

"Ibu, Fika itu putriku" Azzam mengetatkan rahangnya

"Dia cucu ibu juga" ibu Azzam tetap nekad membawa Fika pergi dari sana membuat Azam berteriak kesal pada ibunya itu

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang