chapter 19 DAS

3.5K 195 3
                                    

Hai.. balik lagi nihh..
Ada yang kangen sama Maryam dan Azzam?

Yaudah deh lanjut lagi

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading 😘


.
.
.




"Kakak pulang dulu ya?" Maryam menatap kakaknya dengan cemberut. "Jangan cemberut, jelek tau" Maryam memukul lengan kakaknya dengan gemas saat kakaknya berucap sembari tersenyum.

"Kak, bunda sudah tau kalau kak Laila.." "habis ini kakak langsung kasih tau" Yusuf segera memotong ucapan adiknya.

"Yasudah kakak pulang dulu. Istri kakak butuh istirahat. Dan kamu juga, segera kembali keruanganmu, kamu juga butuh istirahat yang banyak" Yusuf mengusap kepala adiknya. "Dan kamu Zam, jaga adikku dengan baik" Yusuf beralih menatap Azzam dan Azzam mengangguk mantap.

"Hati-hati, kak" ucap Maryam memeluk kakaknya sejenak.

"Jangan nakal-nakal, kasihan suami kamu juga kecapekan" Maryam mengangguk mantap. "Manaf, Salim tangan om dan Tante dulu!" Ucap Yusuf pada putranya dan pria kecil itu menurut dengan menyalimi punggung tangan Azzam dan Maryam. "Assalamu'alaikum" Yusuf akhirnya masuk kedalam mobilnya bagian pengemudi.

"Wa'alaikumussalam"

Maryam melihat kakak iparnya yang memang terlihat lemah. Kata kakaknya tadi kakak iparnya mengalami pendarahan ringan karena terjatuh tadi.

"Assalamu'alaikum" ucap Laila lemah.

"Wa'alaikumussalam"
Maryam tersenyum pada kakak iparnya.

Mobil yang dikendarai Yusuf mulai melaju meninggalkan parkiran rumah sakit dan memasuki jalan raya yang cukup ramai.

"Yuk balik keruanganmu" ajak Azzam merangkul bahu Maryam.

"Aku mau ketaman dulu" ucap Maryam menolak.

"Maryam.." "mas" Maryam memotong ucapan suaminya dengan wajah memohon.

"Baiklah sayangku" Azzam akhirnya pasrah. Dirangkulnya bahu istrinya menuju taman.

"Oh iya mas, Fika sama Zahwa dimana?" Tanya Maryam mengingat kedua putrinya.

"Ada dirumah bunda" jawab Azzam

"Kenapa tidak dibawa ke sini?" Tanya Maryam lagi.

"Tidak baik kalau mereka sering kesini. Rumah sakitkan tempat orang yang lagi sakit. Kalau mereka sakit bagaimana" ucap Azzam membuat Maryam mengangguk mengerti.

Azzam membawa Maryam untuk duduk disalah satu kursi yang letaknya dibawah pohon, agar istrinya tidak merasa kepanasan.

"Haus?" Tanya Azzam.

"Sedikit" jawab Maryam jujur.

"Yaudah kamu tunggu disini. Aku beli minum dulu" Azzam mengusap lembut kepala istrinya sebelum pergi dari taman untuk membeli minuman untuk dirinya dan sang istri tercinta.

"MAS AZZAM TOLONG"
Azzam langsung berbalik saat mendengar teriakkan istrinya. "Ya Allah" lirihnya sebelum berlari mendekat. "Sarah jangan nekat kamu. Lepaskan istriku sekarang juga" Azzam berusaha meraih pisau yang ada ditangan mantan istrinya. Bagian pisau yang tajam mengarah ke leher Maryam membuat Azzam ragu-ragu untuk maju, ia takut Sarah nekat dan akhirnya melukai istrinya.

"Mas" lirih Maryam memejamkan kedua matanya, karena lehernya telah tersayat sedikit dan sayatan itu terkena angin sehingga menimbulkan rasa perih disana.

DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang